OLEH JON DARMAWAN, M.Pd, Pengurus IGI Wilayah Aceh dan Mahasiswa Program Doktor Teknologi Pendidikan Unimed, melaporkan dari Takengon, Aceh Tengah
PADA November 2021, saya ditugaskan Dinas Pendidikan Aceh untuk mengoordinir kegiatan pelatihan guru imbas sebagai bagian dari program penyiapan guru inti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang berlangsung di Takengon, Aceh Tengah.
Saya ditugaskan sebagai bagian dari tim yang dipercayakan untuk program penyiapan guru inti.
Saya sangat senang mendapat tugas ke Takengon.
Takengon merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah yang berada di Dataran Tinggi Gayo.
Kota dingin ini berada di pinggir Danau Laut Tawar dan dikelilingi oleh pegunungan nan sejuk lagi asri.
Kondisi geografis yang berada di dataran tinggi dan dikelilingi oleh beberapa gunung merupakan anugerah tersendiri bagi Takengon.
Betapa tidak, kondisi geografis tersebut menghasilkan spotspot wisata dengan panorama yang sangat luar biasa.
Alhasil, Takengon memiliki beberapa julukan seperti Kota Dingin, Negeri di Atas Awan, Negeri Antara, dan Negeri Kopi.
Baca juga: Pergi ke Takengon, Coba Camping di Pinggir Danau Lut Tawar Takengon, Harga Terjangkau
Baca juga: Mahasiswa KAMMI Gayo Temui Anggota DPR RI di Pinggir Danau Lut Tawar, Ini yang Dibahas
Setelah beberapa kali mengunjungi kota ini, saya menyebutnya sebagai “Puncak” nya Aceh.
Bagaimana tidak, setiap menikmati keindahan Takengon, saya teringat dengan kawasan Puncak di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Ditemani Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI), Supriliwati, kami diajak untuk mengunjungi kebun kopinya di kawasan Bies.
Kami langsung setuju dan membuat rencana minum kopi di kebun kopi.
Wisata kebun kopi layaknya wisata kebun teh di Puncak, Bogor.
Supriliwati mempersiapkan segalanya untuk wisata kebun kopi ini.
Termasuk kopi natural yang sudah siap untuk disajikan di kebun kopi.
Kebun kopi ini tidak jauh dari pusat kota Takengon.
Tidak butuh waktu lama bagi kami menuju kebun kopi ini.
Sesampai di kebun kopi, kami disuguhi pemandangan hamparan pohon kopi yang siap panen.
Kedatangan kami sangat tepat dengan waktu panen.
Selain kopi, kami juga disuguhi pucuk labu yang dapat kami petik di kebun tersebut.
Pucuk labu ini sangat enak dijadikan sayur-mayur.
Kami memasuki kebun kopi milik Ketua IGI Aceh Tengah ini.
Biji-biji kopi yang sudah memerah maupun yang masih hijau bergelantungan di setiap cabang maupun ranting pohon kopi.
Pemandangan yang sangat indah dan memanjakan mata.
Sebelum memanen kopi, Supriliwati menyuguhkan kopi natural yang sudah diseduh.
Kopi tersebut dicampur dengan gula aren.
Kami menyeruput kopi natural dengan campuran gula aren.
Rasanya sangat enak.
Ditambah suasana ngopi di kebun kopi tentu merupakan sensasi yang tidak ternilai harganya.
Menyeruput kopi di kebun kopi merupakan wisata yang kami idam-idamkan semenjak ditugaskan ke Takengon.
Seusai menenggak kopi di kebun kopi yang sangat asri dan alami tersebut, kami mulai memetik kopi.
Suami Supriliwati mendampingi kami memanen kopi sambil menjelaskan setiap jenis kopi yang ditanam di kebun tersebut.
Terdapat beberapa jenis kopi di kebun ini.
Di antaranya natural, long berry, dan beberapa jenis lainnya.
Kami diarahkan untuk memetik biji kopi yang kulitnya berwarna merah.
Kopi yang kulitnya berwarna merah merupakan biji kopi yang siap dipanen.
Biji kopi ini sudah sangat masak (ranum) sehingga rasa kopinya akan sangat nikmat.
Kami memilih satu per satu biji kopi yang sudah berwarna merah.
Saya memilih kopi jenis natural dan long berry.
Long berry bijinya agak lonjong dibandingkan yang natural.
Meskipun hanya sekitar dua jam di kebun kopi, tetapi keasyikannya sangat kami nikmati.
Selain sensasi minum kopi di kebun kopi, masih banyak spot wisata yang dapat Anda eksplor di Takengon.
Jika Anda ingin melihat view kota Takengon dari ketinggian, Anda dapat mengunjungi Pantan Terong.
Dari atas Pantan Terong, Anda dapat menikmati indahnya kota Takengon dengan panorama Danau Laut Tawar yang sangat luar biasa.
View Kota Takengon dan Danau Laut Tawar juga dapat Anda nikmati dari atas Bur Telege.
Persis di atas tulisan Gayo Highland.
Anda akan disuguhi view Kota Takengon dengan bangunanbangunan dan lekuk kotanya dari jarak dekat.
Selain itu, Anda juga disuguhi keindahan panorama Danau Laut Tawar, danau terbesar di Aceh.
Sementara itu, jika Anda ingin menikmati view kota Takengon dan Kabupaten Bener Meriah sekaligus, maka Puncak Origonlah tempatnya.
Mata Anda akan dimanjakan dengan indahnya kota Takengon serta Danau Laut Tawar pada satu sisi.
Sedangkan di sisi lain Anda juga disuguhi pemandangan Kabupaten Bener Meriah yang sedang berkembang pesat dari atas awan.
Pemandangan yang cantik, bukan? Menikmati kuliner Gayo di tengah Danau Laut Tawar tentu memiliki sensasi tersendiri.
Anda dapat menikmati kuliner tersebut di Teluk Mendale Cafe.
Kafé di Teluk Mendale ini menyediakan tempat makan di tengah danau sehingga dapat menikmati indahnya danau sambil berwisata kuliner.
Selain keindahan danau, kepada Anda juga ditawarkan panaorama alam Gayo yang luar biasa.
Bagi Anda pecinta sejarah, tidak jauh dari Teluk Mendale Café, terdapat goa Mendale atau loyang.
Ini buka goa biasa.
Di goa inilah ditemukan artefak prasejarah Gayo.
Kerangka manusia prasejarah serta artefak-artefak budaya Gayo diperkirakan dari zaman mesolitikum dan neolitikum.
Usia kerangka manusia dan artefak tersebut diperkirakan sekitar 8.400 tahun.
Takengon sebagai “Puncak” nya Aceh menawarkan wisata berkemah atau kemping di pinggir Danau Laut Tawar.
Bagi Anda pecinta wisata kemping tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk kemping di pinggir Danau Laut Tawar.
Panorama alam Gayo di atas awan yang dikelilingi gunung- gunung, serta Danau Laut Tawar tentu sangat tepat dinikmati melalui kegiatan kemping.
Tidak perlu khawatir, tenda untuk kemping serta peralatan lain disediakan oleh penyedia jasa layanan kemping.
Selain wisata kemping, Takengon juga menawarkan wisata arung jeram.
Wisata arung jeram dapat Anda nikmati Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah.
Ya, arung jeram Lukup Badak yang sudah terkenal di seantero Nusantara.
Meskipun arung jeram terkesan ekstrem bagi pemula, tetapi tidak demikian dengan wisata arung jeram Lukup Badak.
Arung jeram yang menyisir Sungai Peusangan ini, justru menawarkan panorama alam yang sangat menakjubkan.
Lintasan arung jeram Lukup Badak hanya berjarak sekitar 4 km.
Dengan menggunakan perahu karet, Anda akan memulainya dari Jembatan Lukup Badak, Kecamatan Pegasing, dan berakhir di Sanehen, Kecamatan Silih Nara.
Kesulitan arung jeram ini hanya grade I atau tenang dan grade II atau sangat mudah.
Tentu saja para sejumlah skipper akan mendampingi Anda untuk memberikan intruksi sehingga menjamin kenyamanan dan keamanan selama aktivitas berarung jeram.
Masih banyak spot spot wisata yang ditawarkan Takengon dan bahkan mungkin belum terpublikasi.
Takengon akan selalu dipenuhi para wisatawan, terlebih lagi saat liburan dan akhir tahun.
Oleh karena itu, pengelolaan pariwisata secara profesional sehingga para wisatawan betah dan ketagihan tentu harus dilakukan oleh semua pihak.
Dengan demikian, slogan berwisata ke Takengon bikin ketagihan akan benar-benar terwujud.
Semoga.
Baca juga: Tour de Aceh 2022 Wujud Promosi Wisata di Aceh Tengah, Pesepeda Kayuh Sepeda di Danau Lut Tawar
Baca juga: Wakil Rakyat Nasir Djamil Silaturahmi ke Pengurus Yayasan Lut Tawar, Mengenang Sosok HM Hasan Gayo