"Saya dan suami terlalu sibuk cari uang pada saat itu, jadi anak terabaikan," lanjutnya.
Nurul awalnya menduga Luth hanya bercanda dengan membuat matanya juling.
"Tahun lalu saya tidak menyadari mata Luth juling karena saya kira dia cuma bercanda,"
"Saya bahkan selalu marah saat dia seperti itu"
"Karena saya marah, dia jadi stress dan bilang kalau dia tidak bercanda, matanya memang seperti itu," kenang Nurul.
Tahun ini Luth sudah mulai bersekolah offline.
Lantaran kondisi matanya, Luth menjadi semakin kesulitan saat belajar.
"Tahun ini dia kembali sekolah (offline), mungkin harus fokus karena banyak menulis dan sebagainya,"
"Julingnya menjadi semakin buruk, bagian hitam matanya bisa hilang di balik pangkal hidung," tambahnya.
Nurul tak mau masa depan anaknya bermasalah dengan kesehatan.
Ia juga khawatir Luth diejek oleh teman-teman karena matanya juling.
Nurul akhirnya berusaha mendapatkan pengobatan terbaik untuk Luth.
Meski mata Luth tak bisa kembali pulih seratus persen, Nurul tetap bersyukur kondisi putranya menjadi lebih baik.
"Dokter mengatakan bahwa jika dia tidak dirawat dari awal, matanya bisa juling permanen,"
"Jadi perawatan bermula pada Januari lalu. Karena di Ipoh (nama Kota di Malaysia) tidak ada pakar mata untuk kasus juling," terang Nurul.