Haji 2022

Sedekah Jariyah yang Sudah Berusia 219 tahun, Melacak Aset Wakaf Baitul Asyi Habib Bugha di Mekkah

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto kiri Hotel Elaf Masya'ir (17 lantai) di kawasan Ajyad Thal'ah Mashafi dan foto kanan Hotel Al-Massa Grand (30 lantai) di kawasan Bi'run Balilah, adalah dua hotel yang berdiri di atas tanah wakaf ulama asal Aceh, Habib Bugak Al-Asyi, dengan status milkun mustastmir (hak milik investor). Kedua hotel ini berada tidak jauh dari Masjidil Haram, di Mekkah Almukarramah, Saudi Arabia.

Sejak pertama sekali pembagian kompensasi dilakukan pada tahun 2006, sampai saat ini tahun 2022 (kecuali tahun 2020 dan 2021, tidak ada jamaah haji Aceh yang berhaji disebabkan pandemi).

Pihak Nadzir Wakaf sudah menggelontorkan dana kompensasi sebanyak SAR 70.000.000 (280 Miliar rupiah).

Jumlah yang fantastis untuk sebuah investasi dari harta wakaf.

Habib Bugha al-Asyi, seorang saudagar dermawan dari Aceh.

Tidak banyak ditemukan catatan mengenai kehidupan beliau.

Namun satu yang sangat dikenang oleh masyarakat Aceh, beliau punya sedekah jariyah yang sudah berusia 219 tahun, Wakaf Baitu Asyi Habib Bugha di Mekkah.

Dari dokumen Iqrar wakaf yang ditemui, kita bisa mengetahui sekelumit cerita mengenai legenda wakaf Aceh tersebut.

Sebelum kembali ke Serambi Mekkah, pada tahun 1224 H (1803 M) Habib Bugha memutuskan untuk mewakafkan sepetak tanah dan bangunan dua lantai yang berada di atasnya untuk kepentingan jamaah haji atau mukimin Aceh yang menetap di Mekkah.

Tanah beserta bangunan dua lantai itu awalnya berlokasi di Hay Qusyaisyiyah, daerah di antara belakang Bukit Marwah dan Terminal Bus Ghazzah saat ini.

Namun, untuk perluasan Masjidil Haram, tanah dan rumah tersebut digusur.

Baca juga: Nadzir Wakaf Habib Bugak Asyi Jamu Jamaah Haji Aceh di Mekkah, Dana Baitul Asyi akan Terus Dibagi

Baca juga: Ikut Jejak Habib Bugak, Masyarakat Aceh Gagas Yayasan Wakaf Baitul Asyi di Mekkah

Sebagai gantinya, pengelola wakaf (nadzir wakaf) mendapatkan ganti untung dalam jumlah besar dari Kerajaan Arab Saudi.

Ganti untung itu kemudian digunakan oleh pihak nadzir untuk mengembangkan harta wakaf dengan membeli beberapa lahan tanah.

Menurut kabar angin, ada delapan lahan tanah di yang dibeli.

Tapi, dari delapan lahan tersebut, sekarang yang bisa ditemui dan terinfentaris dalam aset Wakaf Baitul Asyi Habib Bugha hanya di lima lokasi.

Pada lima lokasi lahan tersebut, sekitar tahun 1950-an, bekerja sama dengan pihak investor, dibangun hotel dan apartemen yang bertujuan memproduktifkan harta Wakaf Habib Bugha.

Dari kelima bangunan tersebut, saat ini dua di antaranya berstatus milkun lil sukna (hak milik untuk ditempati), dua berstatus milkun mustastmir (hak milik investor), dan satu berstatus milkun muajjir (hak milik dalam masa disewakan kepada pihak kedua).

Dua bangunan yang berstatus milkun lil sukna pertama berlokasi di wilayah Aziziyah Syimaliyah (Aziziyah Utara), di tempat ini terdapat bangunan apartemen empat lantai.

Lantai satunya digunakan sebagai Kantor Wakaf Baitul Asyi Habib Bugha, sedangkan tiga lantai lainya disewakan kepada keturunan Aceh yang bermukim di Arab Saudi.

Saya sendiri saat berhaji dari Mesir di tahun 2008 sempat bertempat tinggal di bangunan ini.

Kedua, Apartemen Muhammadiyah ('Imarah Al-Muhammadiyah) yang terletak di wilayah Ghassalah Jabal Nur.

Apartemen lima lantai ini juga disewakan kepada keturunan Aceh yang bermukim di Mekkah.

Sedangkan dua bangunan yang berstatus milkun mustastmir(hak milik investor) berada pada dua lokasi yang saling berdekatan.

Pertama, Hotel Elaf Masya'ir.

Hotel ini berada di kawasan Ajyad Thal'ah Mashafi, berhadapan dengan terminal bus Ajyad.

Saya sendiri pernah menginap di hotel 17 lantai ini saat menunaikan ibadah umrah di tahun 2019.

Kedua, tidak jauh dari Hotel Elaf Masya'ir, di kawasan Bi'run Balilah, bisa ditemukan Hotel Al-Massa Grand yang tingginya mencapai 30 lantai.

Sebelum pandemi, hotel ini bernama Hotel Ramada.

Tapi setelah pandemi, hotel ini beralih manajemen ke pihak Al-Massa Grand.

Terakhir, aset wakaf Baitul Asyi yang berstatus milkun muajjir yang berada dikawasan Aziziyah Janubiyah (Aziziyah Selatan).

Di tempat ini, sekarang bisa dijumpai Hotel Wakaf Habib Bugha Aceh setinggi 18 lantai.

Dalam iqrar wakaf diatur bahwa seharusnya semua jama'ah haji Aceh bisa bertempat tinggal gratis di salah satu dari kelima bangunan tersebut.

Mengingat kontrak kerjasama nadzir wakaf dengan para investor yang belum selesai dan pengelolaan haji Aceh saat ini berada di bawah otoritas Kemenag RI, sebagai gantinya di tahun 2006 disepakatilah oleh pihak Nadzir Wakaf dengan Menteri Agama saat itu, Maftuh Basyuni, kepada jamaah haji Aceh diberikan kompensasi tempat tinggal (badal sukan) yang besaran jumlahnya diserahkan kepada kebijakan Nadzir Wakaf.

Sejak pertama sekali pembagian kompensasi dilakukan pada tahun 2006, sampai saat ini tahun 2022 (kecuali tahun 2020 dan 2021, tidak ada jamaah haji Aceh yang berhaji disebabkan pandemi).

Pihak Nadzir Wakaf sudah menggelontorkan dana kompensasi sebanyak SAR 70.000.000 (280 Miliar rupiah).

Jumlah yang fantastis untuk sebuah investasi dari harta wakaf.

Semoga pahala jariyah selalu tercurahkan kepada Habib Bugha Asyi di alam barzakh.

Aamiin (*)

Baca juga: 2.056 Jamaah Haji Aceh Sudah Terima Rp 12,3 Miliar Dana Wakaf Baitul Asyi di Mekkah

Baca juga: Kunjungan Kerja di Bireuen, Kapolda Aceh Ziarahi Makam Habib Bugak

Berita Terkini