Diteror Istri usai Bongkar Perselingkuhan, Suami Justru Gugat Cerai karena Hasil Tes DNA Tiga Anaknya
SERAMBINEWS.COM, BEIJING – Seorang suami yang mempergoki istrinya selingkuh justru mendapat ancaman dan terror.
Namun bukan itu yang menyebabkan sang suami mengajukan gugatan cerai terhadap istrinya.
Justru kehadiran tiga anak dari pasangan itu yang membuat suami menggugat cerai istrinya.
Peristiwa ini dialami oleh seorang pria bernama Tieu Tran (45), dari Shang Rao, Jiangsu, China.
Baca juga: Nasib Pilu Pengantin Wanita Ditinggal Calon Suami Jelang Ijab Kabul, Pernikahan Dibatalkan Mertua
Pada awal Juni 2022 lalu, Tran membongkar perselingkuhan istrinya dengan seorang pria hingga hasil DNA ketiga anaknya.
Tran merupakan seorang pekerja di luar daerah, dan jarang untuk pulang ke rumah.
Ia hanya mengirim uang untuk menghidupi keluarganya.
Menyitir dari 24h.com.vn, Senin (1/8/2022), Tran diteror oleh mantan istrinya dan selingkuhan istrinya setelah ia membingkar perselingkuhan itu.
Ia mengatakan bahwa mantan istrinya telah mengancam secara verbal, dan membawa bahan peledak ke rumahnya untuk membalas dendam.
Bahan peledak yang dibawa mantan istri dan selingkuhan ke rumah Tran adalah sejenis kembang api.
Baca juga: Suami Merantau, Istri Malah Jalani Hubungan Gelap dengan Adik Ipar, Berakhir Tragis Ditangan Kekasih
Setelah petasan meledak, ayah Tran yang berusia hampir 80 tahun mengalami serangan jantung dan dirawat di rumah sakit.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan Tran ke polisi, menyebabkan mantan istrinya ditangkap dan ditahan secara administratif selama 8 hari.
Media lokal Sohu melaporkan bahwa Tran dan istrinya telah menikah selama 16 tahun dan memiliki 3 orang anak.
Anak tertua mereka adalah perempuan berusia 15 tahun, dan putri bungsu berusia 5 tahun.
Kasus keributan rumah tangga mereka bermula pada awal tahun 2022 ini.
Mulanya sang istri mengatakan kepada suaminya itu bahwa dia ingin memiliki pekerjaan.
Baca juga: Waduh! Calon Mempelai Wanita Batalkan Pernikahan, Mengetahui Calon Suami Masih Dimandikan Ibunya
Tran melarangnya untuk bekerja dan menyuruhnya untuk tinggal di rumah merawat anak-anak.
Selama bekerja di luar daerah, Tran tetap berkomunikasi dengan istri dan anak-anaknya melalui panggilan video.
Tetapi sejak awal 2022, Tran merasa ada hal yang disembunyikan karena istrinya sudah sering menolak panggilan.
Pada 1 Maret 2022 malam, setelah mereka melakukan panggilan, Tran menemukan bahwa istrinya sedang berada di sebuah hotel.
Itu diketahuinya melalui pemantaun GPS pada ponsel istrinya itu.
Tran segera menuju lokasi hotel tersebut dan menunggu istrinya keluar.
Syok melihat istrinya bergandengan tangan dengan seorang pria sambil berjalan keluar dari hotel.
Meski sangat marah, Tran memutuskan untuk memaafkan istrinya karena dia ingin anak-anaknya memiliki keluarga yang utuh.
Namun, tidak lama kemudian istrinya menghilang dan mematikan GPS pada teleponnya.
Tran ingat bahwa dia selama beberapa tahun terakhir sangat jarang pulang ke rumah.
Baca juga: Aksi Pria 59 Tahun Setubuhi Siswi SMP Dipergoki Istri, Pelaku Mengaku Sudah 10 Kali Suka Sama Suka
Sehingga meragukan garis keturunan putri bungsunya karena melihat tingkah istrinya itu.
Hal itu mendorong Tran untuk membawa putri bungsunya melakukan tes DNA.
Hasil tes DNA menunjukkan bahwa itu bukanlah anak kadungnya.
Tran kemudian melakukan tes DNA terhadap dua anaknya yang lain, dan hasilnya bahwa mereka bukan anak Tran.
Tidak dapat menerima kenyataan ini, Tran memanggil istrinya untuk menanyai hal ini.
Tetapi istrinya dengan tenang bertanya: "Apakah garis keturunan begitu penting?".
Tran kemudian mengajukan gugatan cerai pengadilan dan masih dalam proses persidangan.
Menurut ketentuan Pasal 1091 KUHPerdata China, seorang suami berhak meminta kepada istrinya untuk mengganti kerugian mentalnya, dan memintanya untuk mengembalikan sebagian uang nafkah anak. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
IKUTI DAN BACA BERITA SERAMBINEWS.COM DI GOOGLE NEWS