Berita Banda Aceh

433 Jamaah Umrah Berangkat via Medan, Berharap Penerbangan Langsung dari Aceh Segera Terwujud

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAHFUDZ AHMAD MAKAM

Sabtu (12/8/2022) hari ini merupakan pemberangkatan perdana jamaah umrah dari Aceh.

Sayangnya, penerbangan langsung ke Arab Saudi belum terwujud.

Para jamaah harus transit terlebih dahulu di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

Dampaknya, waktu tempuh semakin lama, pengeluaran semakin besar dan banyak dari jamaah yang didera kelelahan.

SEBANYAK 433 jamaah umrah asal Aceh terbang perdana menuju Arab Saudi dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, Sabtu (13/8/2022).

Sebelum menuju ke Jeddah menggunakan maskapai Lion Air, para jamaah terlebih dahulu transit di Embarkasi Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.

Dari Bandara SIM, jamaah berangkat pukul 06.00 WIB.

Setelah transit selama 8 jam di Bandara Kualanamu, jamaah bertolak menuju Jeddah pada pukul 15.40 WIB sore.

Baca juga: Untuk Umrah juga Sudah Siap

Baca juga: 73 Jamaah Umrah Asal Subulussalam dan Aceh Selatan Berangkat, Ini Pesan Wali Kota Saat Pelepasan

Penerbangan umrah tersebut menggunakan pesawat Airbus A330-900 berkapasitas 433 penumpang.

General Sales Agent (GSA) Umrah Lion Air wilayah Aceh dan Sumatera Utara, DR Ricky Alfanda SE MM mengatakan, penerbangan ini merupakan kloter pertama dari 40 kloter pada tahun 1444 H yang direncanakan diberangkatkan hingga 2023.

"Alhamdulillah setelah menunggu selama 2,5 tahun akibat pandemi Covid-19 dan ditutupnya akses penerbangan umrah menuju Saudi Arabia melalui daerah, akhirnya kita bisa memberangkatkan kembali jamaah umrah asal Aceh melalui Banda Aceh,” ujarnya.

“Walaupun saat ini jamaah tersebut terlebih dahulu harus transit melalui Bandara Kualanamu sebelum bertolak ke Saudi Arabia, dikarenakan Bandara SIM belum dibuka untuk penerbangan umrah dan internasional,” sambung Ricky.

Sejak tahun 2017, Lion Air sudah dan selalu komitmen menerbangkan jamaah umrah asal Aceh langsung ke Saudi Arabia.

Direncanakan, bulan Agustus ini hingga Mei 2023 mendatang akan ada penerbangan umrah setiap minggunya.

“Setelah penerbangan ini, Insya Allah kita akan menerbangkan lagi 433 jamaah umrah pada hari Rabu tanggal 16 Agustus 2022, kembali melalui Bandara Kualanamu.

Namun untuk keberangkatan selanjutnya, kami tidak memfasilitasi penerbangan domestik melalui Bandara SIM menuju Kualanamu pulang pergi dikarenakan tingginya harga penerbangan yang memberatkan jamaah umrah,” kata Ricky.

Untuk selanjutnya, pihaknya hanya menerima jamaah umrah di Kualanamu saja, sedangkan keberangkatan menuju Bandara Kualanamu dilakukan oleh penyelenggara umrah via darat.

Oleh karena itu, pihaknya berharap kedepan Bandara SIM dapat segera membuka kembali layanan penerbangan umrah langsung ke Jeddah atau Madinah tanpa harus transit melalui kota lain.

Harapan serupa juga disampaikan Ketua dan Presidium Kesatuan Travel Umrah dan Haji Aceh (KATUHA), Tgk H Mahfudz Ahmad Makam.

Dia sangat mengharapkan legislator DPR dan DPD RI asal Aceh, Pemerintah Aceh, serta DPRA untuk mendesak dan meyakinkan Pemerintah Pusat agar dapat segera membuka penerbangan umrah langsung melalui Bandara SIM, tanpa harus transit melalui Bandara Kualanamu.

Aceh dikatakannya, punya Qanun Nomor 5 Tahun 2020 tentang Haji dan Umrah yang mengatur tentang penerbangan langsung dari Aceh menuju Saudi Arabia.

“Sangat disayangkan jika qanun tersebut tidak dapat diterapkan sesegera mungkin untuk penerbangan umrah pada musim 1444 H ini,” ujarnya.

Jika penerbangan internasional masih dilarang, pihaknya mengharapkan, minimal agar penerbangan umrah saja yang dibuka layaknya penerbangan haji.

"Dampak yang ditimbulkan dari penerbangan transit ini cukup kompleks dan rumit.

Misalnya terjadinya penambahan biaya yang dibebankan kepada jamaah akibat waktu transit lama di Medan, waktu tempuh yang jauh apalagi jika menggunakan kendaraan darat, biaya menginap hotel di Medan, konsumsi dan berbagai komponen pengeluaran lainnya yang secara total hampir mendekati Rp 3 juta per jamaah,” sebutnya.

Selain itu, dari sisi efektifitas dan efisiensi serta perputaran ekonomi, Aceh menurutnya sangat dirugikan dengan kebijakan ini.

“Dan satu lagi pertanyaan yang saya ingin tanyakan kepada Pemerintah Aceh, kenapa selain Bandara Kuala Namu, Bandara di Batam dan Kepulauan Riau yang notabene penduduknya lebih sedikit dari Aceh tapi bisa melayani penerbangan internasional?” cecarnya.

Sementara Direktur PT Al Misbah Tour Travel, Abi Ashabani yang juga ikut dalam rombongan, menyampaikan bahwa pihaknya sangat kecewa kepada Pemerintah Aceh yang masih belum membuka penerbangan melalui Bandara SIM.

Padahal mereka sudah mempromosikan jauh-jauh hari kepada jamaah bahwa keberangkatan jamaah umrah asal Aceh adalah terbang langsung menuju Madinah seperti program yang dijalankan sebelum pandemi.

Dampak yang ditimbulkan, sambung dia, ada jamaah yang mengundurkan diri dan melakukan mosi tidak percaya sehingga pihaknya mengalami kerugian secara moril dan materil.

Belum lagi penambahan biaya yang harus disampaikan kepada jamaah dan sangat memberatkan jamaah.

Tgk H Ibrahim, salah seorang jamah dari Blangpidie yang ikut dalam rombongan juga mengeluhkan keadaan yang dia dan jamaah lain alami.

Karena mereka harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Blangpidie menuju Banda Aceh dan diharuskan tiba di bandara pukul 03.00 dini hari.

“Lon pike jak umrah mangat dari Banda, maka jih lon daftar umrah lage lon baca berita bak koran.

Hana lon teupu muno kejadian kareuna na lon ba keluarga.

Ayah lon sampo ka saket saknyo, kareuna hek that gobnyan bak perjalanan.

” tuturnya dalam bahasa Aceh.

Lain lagi peristiwa yang dialami oleh Samsul Bahri, jamaah dari Lhoksukon.

Dia mengatakan baru mengetahui perubahan ini setelah dihubungi oleh pihak travel beberapa hari lalu bahwa rute keberangkatan dari Banda Aceh belum dibuka sehingga harus berangkat melalui Medan.

Sedangkan ia membawa ibunya yang menggunakan kursi roda ke Banda Aceh yang sudah bernazar pergi umrah pada bulan Agustus ini.

Dia berharap supaya ibunya sehat dapat tiba dengan selamat di Arab Saudi dikarenakan rute perjalanan yang sangat melelahkan dan diluar perkiraaannya.(*)

Baca juga: Dua Guru Dayah Misbahud Dhulam Al-Aziziyah Lueng Putu Dihadiahkan Tiket Umrah karena Berjasa

Baca juga: Semoga Covid tidak Lagi Ganggu Haji dan Umrah

Berita Terkini