Secara keseluruhan harga komoditas pangan di Aceh masih relatif stabil.
Ia juga mengatakan, terkait laju inflasi di Aceh yang terbilang, dirinya meminta agar Wali Kota Banda Aceh dapat menggunakan dana cadangan, untuk memberikan subsidi ongkos transpor.
"Misal penghasil bawang dari kabupaten lain di Banda Aceh, ongkosnya bisa digunakan dari dana cadangan itu.
Hal tersebut supaya harganya bisa tetap dikontrol," pungkasnya.
Sementara itu salah seorang pedagang Feri mengatakan, untuk saat ini sendiri harga komoditas pangan di Banda Aceh perlahan mulai stabil.
Untuk cabai hijau dan cabai rawit kini dijual Rp 45 ribu perkilo.
Sementara cabai merah dijual Rp 70 ribu perkilonya.
"Kalau sekarang harganya mulai turun.
Cuma minyak goreng curah saja yang naik.
Dimana sebelumnya dijual Rp 12 ribu perkilo,kini menjadi Rp 14 ribu per kilo," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendorong Pemko Banda Aceh agar menerapkan sistem digitalisasi pasar rakyat di Pasar Tradisional Al-Mahirah.
"Digitalisasi pasar ini penting, karena semakin memudahkan masyarakat," katanya.
Dijelaskan, jika pasar tradisional sudah digitalisasi, masyarakat semakin mudah dalam melakukan belanja kebutuhan sehari-harinya.
"Jadi selain orang datang belanja langsung ke pasar, jadi orang nggak datang ke pasar juga bisa belanja melalui platform digital ini.
Kalau di Jawa hal sudah biasa," ujarnya.