Laporan Taufik Zass | Abdya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejak dua bulan terakhir, harga pinang kering di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dilaporkan anjlok, dari harga sebelumnya Rp 20.000/Kg turun menjadi Rp 7.000 - Rp 8.000/Kg.
Sementara untuk komoditi hasil perkebunan lainnya dilaporkan masih stabil.
"Dua bulan yang lalu harga pinang kering Rp 20.000/Kg, sebulan kemudian turun menjadi Rp 15.000 dan saat ini turun lagi menjadi Rp 7.000 - Rp 8.000/Kg," kata Khaidir, salah salah seorang penampung hasil perkebunan di Jalan Iskandar Muda, Gampong Geulumpang Payong, Kecamatan Blangpidie saat ditanyai Serambi, Sabtu (3/9/2022).
Pemilik UD Cahaya Bie Jasa ini menerangkan, untuk Coklat kering hingga saat ini masih stabil, yakni Rp 26.000/Kg.
Demikian juga dengan harga Pala basah Rp 20.000/Kg dan pala kering Rp 50.000/Kg.
Baca juga: VIDEO Latihan Simulasi Penyelamatan Bandara Pinang Kampai oleh Danwingko III Kopasgat
"Sedangkan harga Bunga pala sedang naik, yakni Rp 200.000/Kg, sebelumnya Rp 1.80.000/Kg," ungkapnya.
Ditanyai mengenai harga Cengkeh, Khaidir mengaku karena saat ini sedang memasuki musim panen harga cengkeh mengalami penurunan dari harga sebelumnya Rp 90.000 - Rp 100.000/Kg turun menjadi Rp 80.000/Kg.
"Karena sedang musim panen makanya harganya pun turun sikit - sikit," jelasnya.
Baca juga: Simpan 1 Kg Sabu di Sandal, Pemuda Aceh Ditangkap di Bandara Depati Amir Pangkalpinang
Terkait dengan anjloknya harga pinang kering ini dibenarkan oleh beberapa petani di Kecamatan Kuala Batee dan Manggeng yang dihubungi Serambi secara terpisah.
Mereka mengaku bahwa dua bulan lalu harga pinang kering sempat naik di level harga Rp 20.000/Kg.
"Benar, beberapa pulan lalu harga pinang kering sempat naik Rp 20.000/Kg, namun sekarang sudah turun lagi," ungkap Ajir, warga Kuala Batee.(*)
Baca juga: Kacab Dinas Pendidikan Wilayah Lhokseumawe Serah Bantuan untuk Siswa SLB pada Upacara Hardikda
Baca juga: Buka Musda III PPNI Kota Langsa, Ketua DPRK Janji Akan Bantu Fasilitasi Pembayaran Insentif Perawat
Baca juga: Bupati Shabela Lantik Puan Ratna Jadi Bunda Literasi Aceh Tengah