SERAMBINEWS.COM - Innalillahi wa innailahi Rajiun, telah berpulang ke Rahmatullah Tgk Muhammad Amin Mahmud atau Abu Tumin Blang Blahdeh, Selasa (27/9/2022) pada pukul 15.45 di RSUD dr Fauziah, Bireuen
Abu Tumin pimpinan Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Jeumpa, Bireuen.
Dayah ini berdiri pada tahun 1890 oleh Tgk H. Imam Hanafiah yang merupakan kakek Abu Tumin.
Abu Tumin adalah salah satu murid Abuya Muda Waly dan Teungku Hasan Krueng Kalee.
Abu Tumin adalah seorang ahli fiqh mazhab Syafii dan ahli thariqat Al-Haddadiyah serta sangat menguasai kitab Syarah Al-Hikam karangan Syeikh 'Ataillah As-Sakandari.
Baca juga: Pj Gubernur dan Kapolda Aceh datang Menjenguk, Abu Tumin Kembali Jalani Perawatan di Rumah Sakit
Keluarga Abu Tu Min dikenal sebagai keluarga yang paham akan agama Islam
Hal ini dibuktikan dari silsilah keluarganya dimana kakeknya yang bernama Abu Hanafiah adalah seorang pendiri sekaligus guru agama di desa Gampong Blang Dalam.
Ayahnya yang bernama Teungku Muhammad Mahmud atau lebih dikenal dengan Teungku Muda Leube adalah salah seorang guru di dayah yang dibangun oleh Abu Hanafiah.
Teungku Muhammad Mahmud sendiri semasa hidupnya pernah berguru kepada Teungku Hasan Krueng Kalee yang merupakan salah satu ulama besar pada masa itu.
Abu Tumin dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1932 di Gampong Kuala Jeumpa, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.
Baca juga: VIDEO Warga Aceh di Malaysia Jenguk Abu Tumin di Hospital Subang Medical Center
Ketika kecil dia lebih banyak mendapatkan pendidikan keagamaan daripada pendidikan umum.
Pendidikan umumnya didapatkan dari Inlandsche Volkschool (sekolah dasar rakyat) hingga kelas tiga karena masuknya Jepang ke Aceh.
Pendidikan agamanya didapatkan dari dayah yang didirikan oleh kakeknya, selain itu ia juga belajar di Dayah Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Bireuen serta Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Setelah menempuh pendidikan selama tujuh tahun maka pada tahun 1959, Abu Tumin kembali ke kampung halamannya dan mengajar di dayah yang didirikan oleh kakeknya.
Abu Tumin adalah salah satu ulama paling berpengaruh di Aceh.
Ia sering kali dimintai pendapat oleh pemerintah Aceh mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan pemerintah dan agama.
Setiap pendapat yang dikeluarkannya tidak pernah dibantah oleh ulama-ulama lainnya dan bahkan itu menjadi sebuah fatwa yang disepakati.
Selain aktif di dayah yang didirikan oleh kakeknya, Abu Tu Min juga aktif di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh pada Majelis Syuyukh atau Dewan Penasehat bersama dengan beberapa ulama lainnya.
Baca juga: BREAKING NEWS - Ulama Kharismatik Aceh Abu Tumin Meninggal Dunia
Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Aceh 2002-2012,
Dewan Ifta' Daerah PERTI Aceh 2012-2017, Majelis Syura Pengurus Besar Dayah Inshafuddin Aceh,
Dewan Penasehat Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Majelis Tuha Peut Lembaga Wali Nanggroe (LWN) 2016-2026.
Pendapat Abu Tumin juga dijadikan sebagai rujukan untuk menyelesaikan konflik sosial.
Abu Tumin sering dimintai pendapat oleh pihak-pihak yang bertikai ketika konflik Aceh berlangsung hingga setelah Aceh Damai.(*/Wikipedia)