OLEH MUHAMMAD SYAWAL DJAMIL, Guru Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Anggota FAMe Chapter Pidie, dan aktif di Komunitas Beulangong Tanoh, melaporkan dari Sigli
TIDAK banyak yang tahu bahwa di Pidie terdapat sebuah pantai nan indah dengan butiran pasirnya yang hitam dan desiran ombaknya yang memesona.
Di pantai ini tersimpan pula sejarah yang tentunya tak boleh dilupakan oleh masyarakat Aceh.
Mantak Tari, nama pantai tersebut, merupakan pantai tempat masyarakat Pidie menikmati panorama alam laut setiap sore dan tempat untuk melepaskan kelelahannya setelah saban hari bergelut dengan dunia kerja.
Bagi masyarakat Pidie, Pantai Mantak Tari cukup populer karena pantai ini menawarkan keindahan yang tiada duanya di Pidie melalui pasir pantai yang berwarna hitam.
Pasir hitam diyakini oleh masyarakat setempat memiliki banyak khasiat dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, di antaranya reumatik.
Karena hal demikianlah, maka Pantai Mantak Tari menjadi tujuan favorit bagi sebagian besar masyarakat yang ingin berwisata di pantai.
Wisata pantai memang bukan hal yang asing dan dapat dengan mudah dijumpai di Bumoe Serambi Mekkah ini.
Namun demikian, pantai yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka ini lebih unik dan menawan dibandingkan ratusan pantai lainnya yang tersebar di sepanjang pesisir Aceh.
Baca juga: Disbudpar Aceh Promosi Destinasi Wisata Sejarah Lewat Fun Bike, Ratusan Antusias Kunjungi Situs
Baca juga: Destinasi Wisata Ujung Batu, Kisah Legenda Perahu Pecah di Pulau Banyak
Soalnya, pantai ini menawarkan pasir berwarna hitam pekat dengan hamparan yang cukup luas.
Lokasinya Sangat mudah dan terjangkau bila kita hendak menikmati keindahan Pantai Mantak Tari.
Secara geografis, Mantak Tari berada di wilayah Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Pantai ini dikelola oleh komunitas masyarakat dari beberapa gampong yakni Gampong Pulo Gajah Mate, Gampong Mantak Raya, Gampong Dayah Lampoh Awe, Gampong Kupula, dan Gampong Meunasah Mee.
Ketika gempa dan tsunami menerjang Aceh pada akhir 2004, banyak bangunan di Mantak Tari, seperti pos penjagaan, balai musyawarah, musala, dan sebagainya yang porak-poranda.
Bersebab kejadian itu, Pantai Mantak Tari sempat sepi dari para pengunjung hingga beberapa tahun kemudian.