Edisi ke-24
Assalamualaikum wr wb
Pak Ustadz, saya mau tanya, sebagian yg harus diimani muslim adanya balasan surga Allah kelak. Dan di antaranya ada nikmat mempunyai pasangan yg sulit dijelaskan dengan kata⊃2;. Sering terdengar yg ada banyak bidadari surga untuk laki-laki. Lalu bagaimana Allah yang Maha Adil memberi pasangan untuk perempuan. Apakah ada pasangan yg banyak juga. Jika ada, apa namanya? Dan bagaimana suami yg sah jika ada beberapa suami di dunia, yang mana yang jadi pasangan perempuan ahli surga? Terima kasih pak ustadz pengasuh KAI Serambi.
Banda Aceh - Surayya Is
Jawaban :
Wa’alaikumussalam wr. wb
Terima kasih Surayya Is dari Banda Aceh yang telah menjadikan ruang Konsultasi Agama Islam, kerja sama serambinews.com dengan ISAD (Ikatan Sarjana Alumni Dayah Aceh) ini sebagai tempat bertanya. Semoga kita semua dan para pembaca Konsultasi Agama Islam serambinews.com ini selalu mendapat ridha Allah Ta’ala.
Adapun jawaban untuk pertanyaan di atas, dapat dijawab sebagai berikut :
1. Surga adalah tempat segala kenikmatan tanpa batas. Segala jenis kenikmatan yang belum pernah dikenal, dilihat dan didengar oleh manusia ada di surga. Bahkan kenikmatan yang belum pernah terbersit di benak kitapun tersedia. Di surga, siapapun boleh melakukan apa saja semaunya dan sekaligus berhak mendapatkan kenikmatan apa dalam bentuk apa saja. Karena itu, surga bukan hanya milik laki-laki tapi juga buat para perempuan, maka para perempuanpun pasti akan mendapatkan kenikmatan yang tidak kalah dari yang didapat oleh para laki-laki. Diantara firman Allah yang menggambarkan keadaan surga berbunyi :
ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ تُحۡبَرُونَ * يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٖ مِّن ذَهَبٖ وَأَكۡوَابٖۖ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُۖ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ*
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan. Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas dan di dalam surga itu terdapat apa yang diinginkan hati dan segala yang sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (Q.S. al-Zukhruf : 70-71)
Karena itu, kenikmatan surga sebagaimana didapatkan oleh kaum laki-laki, demikian juga didapatkan oleh kaum perempuan, baik kualitas maupun kuantitasnya, meskipun dalam al-Qur’an tidak disebut secara secara eksplisit, seperti masalah bidadari yang digambarkan untuk kaum laki-laki. Ingat, Allah Ta’ala selalu berlaku adil dan bijaksana dalam menetapkan hukum kepada hambanya., meskipun kadang kita tidak diberitahu bagaimana Allah Ta’ala menerapkan keadilan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
رَبَّنَا ٱفۡتَحۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ قَوۡمِنَا بِٱلۡحَقِّ وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡفَٰتِحِينَ
Ya Tuhan kami, berikanlah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq dan Engkaulah pemberi keputusan terbaik (Q.S. al-A’raf : 89)
2. Lalu kenapa Allah Ta’ala tidak menyebutkan dalam al-Qur’an pemberian pasangan (bidadara) untuk kaum perempuan sebagaimana bidadari untuk kaum laki-laki ?. Dr. Said Ramadhan al-Buthi, di dalam kitabnya La Ya’tihi al-Bathil telah menjawab pertanyaan tentang mengapa bidadari hanya untuk laki-laki saja.
Menurut beliau, Allah Ta’ala telah mengajarkan kepada kita akan pentingnya memahami cara berbicara dan etika berinteraksi dengan orang lain.
Allah Menciptakan perempuan dengan sifat feminimnya, dan menciptakan laki-laki dengan sifat maskulinnya.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala pasti berbicara dan memperlakukan masing-masing hambanya tersebut sesuai dengan wataknya.
Pemberian dan kemuliaan diberikan kepada laki-laki dan perempuan dalam porsi yang sama, baik di dunia maupun di akhirat.
Seandainya Allah tidak menerangkan bagi perempuan dalam al-Qur’an sebagaimana diterangkan bagi laki-laki, maka dzuq dalam berinteraksi dan gaya dalam berbicara (uslub bahasa) dapat mengajarkanmu tentang itu. (La Ya’tihi al-Bathil : 77-78).
Karena perempuan asalnya merekalah yang dicari dan dikejar-kejar, bukan sebaliknya, maka merupakan perkara yang kurang etis jika dikesankan perempuan mengejar-ngejar para bidadara dengan membicarakan agak detail body atau keindahan tubuh para bidadara dihadapan para perempuan, karena asalnya perempuan memiliki sifat malu yang sangat tinggi, malu untuk membaca atau mendengar, apalagi membicarakan keindahan tubuh para bidadara.
Karena itu, jika Allah Ta’ala tidak mencerita adanya bidadara untuk kaum perempuan, bukan berarti itu tidak ada diperuntukkan untuk mereka.
3. Namun demikian, dalam beberapa hadits Rasulullah SAW menjelaskan kepada kita bahwa perempuan nanti di surga juga mempunyai pasangan sebagaimana halnya laki-laki, yakni antara lain :
وما في الجنة أعزب
Dan di dalam surga tidak ada bujangan (H.R. Muslim).
Dalam al-Fatawa al-Khaliliy al-Syafi’i disebutkan, sebagian ulama ditanya tentang anak-anak orang Islam yang belum menikah di dunia, apakah mereka akan menikah di akhirat? Jawabannya :
ﺃﻥ ﻇﺎﻫﺮ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻬﻢ ﻳﺘﺰﻭﺟﻮﻥ، ﻭﻛﺬﻟﻚ اﻟﺒﻨﺎﺕ اﻟﻻﺗﻲ ﻣﺘﻦ ﺃﺑﻜﺎﺭا ﻳﺘﺰﻭﺟﻦ ﺃﻳﻀﺎ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻟﺪﻧﻴﺎ؛
Bahwa berdasarkan dhahir hadis-hadits menunjukkan mereka akan menikah, demikian pula wanita-wanita yang wafat saat perawan, mereka akan dinikahkan dengan penghuni dunia di surga. (al-Fatawa al-Khaliliy II/272)
4. Adapun perempuan yang mempunyai suami di dunia, maka suaminya tersebut akan menjadi suaminya di surga. Sedangkan perempuan yang sudah pernah menikah lebih dari satu orang laki-laki, terkait ini terdapat dua hadits yang dhahirnya berbeda, yakni diriwayat dari Abu al-Darda’ sesungguhnya Nabi SAW bersabda
الْمَرْأَة لزَوجهَا الآخر
Perempuan itu bersama suaminya yang terakhir (H.R. al-Thabraniy)
Sementara itu ada hadits lain yang menjelaskan perempuan bebas memilih di antara suaminya di dunia yang lebih baik akhlaqnya di dunia. Dari Anas r.a. sesungguhnya Ummi Habibah berkata :
يَا رَسُول الله الْمَرْأَة يكون لَهَا فِي الدُّنْيَا زوجان لأيهما تكون فِي الْجنَّة؟ قَالَ: تخير فتختار أحْسنهم خلقا كَانَ مَعهَا فِي الدُّنْيَا فَيكون زَوجهَا
Wahai Rasulullah, seorang wanita pernah menikah dengan dua laki-laki, lalu siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga? Beliau menjawab, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus pada ketika bersamanya di dunia. Maka dialah yang menjadi suaminya. (H.R. At-Thabraniy)
Dalam mengomentari kedua hadits di atas, Ibnu Hajar al-Haitamiy menjelaskan tidak ada pertentangan kedua hadits tersebut, sebab hadits pertama dipertempatkan dengan makna :
a. perempuan yang meninggal dunia dan masih dalam perkawinan suaminya, padahal sebelumnya dia pernah menikah dengan lelaki lain, berarti wanita tersebut. juga memilih (kelak di surga) berada pada suami yang terakhirnya
b. perempuan yang di tinggal mati suaminya dan dia menetapkan dirinya tidak menikah lagi, diapun artinya juga memilih (kelak di surga) bersama suaminya yang terakhir
Adapun hadits kedua dipertempatkan dengan makna, bahwa perempuan yang pernah nikah dengan beberapa suami kemudian dia ditalak oleh semua suaminya maka kelak di akhirat dia disuruh memilih yang terbaik akhlaknya dari para mantan suaminya (Al-Fatawa al-Haditsiyah : 36).
Kesimpulan
1. Kenikmatan surga sebagaimana didapatkan oleh kaum laki-laki, demikian juga didapatkan oleh kaum perempuan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Jika Allah Ta’ala dan Rasul-Nya tidak mencerita secara khusus adanya bidadara untuk kaum perempuan, bukan berarti itu tidak ada diperuntukkan untuk mereka sebagaimana dalil-dalil di atas
2. Perempuan yang meninggal dunia dan masih dalam perkawinan suaminya, padahal sebelumnya dia pernah menikah dengan lelaki lain, berarti wanita tersebut kelak di surga berada pada suami yang terakhirnya
3. Perempuan yang di tinggal mati suaminya dan dia tidak menikah lagi, dia akan bersama suaminya yang terakhir kelak di surga.
4. Perempuan yang pernah nikah dengan beberapa suami kemudian dia ditalak oleh semua suaminya, maka kelak di akhirat dia disuruh memilih yang terbaik akhlaknya dari para mantan suaminya
Wallahua’lam bisshawab