Baca tanpa iklan
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC - Dua pesawat era Perang Dunia II bertabrakan pada Sabtu (12/11/2022) sore waktu setempat, di sebuah pertunjukan udara di Dallas, Amerika Serikat (AS).
Dua pesawat tersebut bertabrakan saat mengudara di atraksi Dallas Airshow.
Diduga ada enam orang dalam dua pesawat tersebut.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), melaporkan belum jelas berapa banyak orang yang berada di dalam dua pesawat itu.
Belum ada laporan juga apakah ada yang selamat dari kecalakaan dalam acara Wings Over Dallas Airshow di Bandara Eksekutif Dallas tersebut.
Dilansir dari Kantor berita AFP, dua pesawat yang terlibat dalam tabrakan, yakni Boeing B-17 Flying Fortress dan Bell P-63 Kingcobra yang berukuran lebih kecil.
Belum ada informasi pasti tentang apakah ada yang selamat dari kecelakaan
Tetapi, beberapa video yang diposting di media sosial menunjukkan adanya adegan dramatis dari pesawat yang lebih kecil turun di atas B-17 yang terbang lebih rendah karena keduanya tampak membelok ke kiri.
Baca juga: Pesawat Penumpang Middle East Airlines Terkena Peluru Nyasar Saat Mendarat di Beirut
Setelah tabrakan, pesawat tampak pecah menjadi beberapa bagian besar sebelum menabrak daratan dan meledak menjadi bola api dan kepulan asap hitam yang besar.
FAA mengatakan agennya dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS akan menyelidiki insiden tersebut.
Dia mengatakan pesawat dirawat dengan cermat dan pilotnya tidak hanya berpengalaman - seringkali dari dunia jet penumpang atau penerbangan militer atau keduanya - tetapi CAF melakukan pemeriksaan dan persiapannya sendiri.
Pertunjukan itu merupakan kegiatan tahun ketujuh, di mana sedikitnya 4.000 orang hadir.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional akan mengambil alih komando tempat kejadian untuk melakukan penyelidikan.
Baca juga: Pesawat Precision Air Jatuh ke Danau Terbesar Afrika, 19 Orang Tewas, Diduga Ini Penyebabnya
B-17 adalah pesawat pengebom bermesin empat yang berperan besar dalam memenangkan perang udara melawan Jerman dalam Perang Dunia II.
Dengan reputasi pekerja keras, pesawat tersebut menjadi salah satu pesawat pengebom yang paling banyak diproduksi.