SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Royal Commission for AlUla (RCU) atau Komisi Kerajaan untuk AlUla meluncurkan International Fellowship Program di bidang pelestarian Arkeologi atau benda purbakala.
Kegiatan itu bekerja sama dengan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Program beasiswa internasional itu memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan belajar tentang peradaban di baratlaut Jazirah Arab.
Pelatihan atau alokakarya dilaksanakan selama empat bulan di AlUla.
Dilansir Arab News, Selasa (6/12/2022), diharapkan akan dapat memperkuat kemitraan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi antara RCU dan UNESCO.
Pelatihan untuk posisi lapangan dan administrasi akan ditawarkan selama program berlangsung, yang meliputi studi artefak dan pelestarian monumen arkeologi dan situs-situs utama yang diminati.
Baca juga: Komisi Peninggalan Kerajaan Arab Saud Daftarkan 67 Arkeologi Baru, Totalnya Menjadi 8.531 Situs
Jose Ignacio Gallego, Direktur Eksekutif Penelitian Arkeologi dan Earisan RCU, mengatakan:
“Program beasiswa internasional akan meningkatkan transfer pengetahuan antara pakar internasional dan peserta pelatihan di berbagai bidang khusus.”
“Persekutuan ini bertujuan untuk mendukung warisan AlUla dan menjadikannya sebagai pusat pengetahuan di bidang perlindungan barang antik."
"Bahkan, akan meningkatkan posisi Institut Kerajaan sebagai entitas terkemuka yang mengimplementasikan solusi dan ide inovatif di bidang penelitian, pelestarian, dan warisan warisan. publikasi.”
The Kingdoms Institute merupakan proyek dari kegubernuran RCU yang terletak di Oasis Dadan.
Desain perkotaannya terinspirasi oleh peradaban Dadanian, yang diwakili oleh salah satu bangunan paling menonjol yang diukir di pegunungan di seberang situs arkeologi.
Baca juga: Ingin Menginap di Rumah Warga Arab Saudi, Kunjungi Situs Hihome
Lembaga ini mencakup beberapa program dan penelitian arkeologi dasar, terutama melestarikan seni cadas, prasasti, bahasa, pertanian, keberlanjutan di zaman prasejarah, komunikasi, dan perlindungan catatan dan situs.
Institut Kerajaan berspesialisasi dalam mempelajari dan menganalisis artefak, dan menerapkan praktik internasional untuk penggalian arkeologi dan pelestarian warisan.(*)