Generasi Milenial Aceh Ikut Kajian yang Membahas Sosok Abuya Prof Muhibuddin Waly
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kajian rutin yang kali ini membahas sosok Abuya Prof Muhibuddin Waly diikuti oleh generasi millenial Aceh.
Kajian ini diselenggarakan oleh Majelis Pengajian Tasawuf, Tauhid dan Fiqh (Tastafi) Banda Aceh bersama Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) di Banda Aceh, Rabu (21/12/2022) malam.
“Kita buka pendafataran secara umum melalui Whatsapp Grup, dan kita melihat ternyata banyak kalangan milenial Aceh yang mengikuti, “ ujar Ketua ISAD Aceh, Tgk Mustafa Husen.
Tema yang diangkat yaitu “Sosok Abuya Professor Muhibbuddin Waly Al Khalidy Pelopor Tafaquh Fiddin di Timur Tengah".
Tgk Mustafa mengatakan bahwa pengajian ini diselenggarakan dalam rangkaian peringata Haul ke XI Abuya Professor Muhibbuddin Waly Al Khalidy.
“Abuya Professor Muhibbuddin Waly Al Khalidy ulama besar Aceh yang menyelesaikan studi Doktoral di Universitas Al-Azhar Mesir ini adalah pendiri Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), “ ujarnya.
Hadir sebagai narasumber pengajian ini yaitu Drs H Hidayat M Waly yang merupakan Putra Abuya Prof Muhibbuddin Waly.
Kemudian, Pimpinan Dayah Darul Faqih Qur'ani dan Doktor Fiqh Muqaran, Dr H Tgk Awwaluz Zikri Zailani Lc MA, Senator Aceh dan Alumni Al Azhar Mesir, Fadhil Rahmi serta Ketua ISAD Aceh.
Tgk Zikri dalam penyampaiannya mengupas sosok Abuya Professor Muhibbuddin Waly Al Khalidy yang dikatakannya sebagai ulama yang memiliki sanad keilmuan yang sangat jelas.
Ia menceritakan ingatannya terhadap sosok almarhum sejak dulu di bangku sekolah.
Dikatakanya bahwa di pustaka dulu sering membaca buku dan dianataranya adalah buku “Ayah Saya” karang Abuya Prof Muhibuddin Waly.
Disana Tgk Awwaluz Zikri membaca nasehat dari Abuya , antara beliau mengutip nasehat-nasehat dari kitab I’anah, Risalah Qusyairiyah, dan al-Hikam.
Dalam buku tersebut banyak diceritakan para aulia Allah dan ini menunjukkan bahwa dia adalah ulama yang kuat di bidang tasawuf dan ilmu syari’ah.
Tgk Zikri juga menjelaskan bahwa ada sanad yang terputus antara Abuya Prof Muhibuddin Waly dengan generasi berikutnya sehingga tidak banyak yang mengetahui dia pernah belajar sampai Doktoral di Al-Azhar Mesir.
Padahal, kata dia, Abuya Prof Muhibuddin Waly adalah sosok yang begitu “Azhari” (sangat selaras dengan mazhab Universitas Al-Azhar).
“Saya sudah melihat disertasi beliau di Al-Azhar sebanyak 913 halaman dan ditulis dengan Uslub Arab. Judul disertasinya “Al-Ijtihad fi Fiqhil Islami”. Judul disertasi ini adalah hasil pencermatan beliau atas muktamar ulama di Cairo pada saat iu, “ ujar Tgk Zikri.
Sementara itu, Abi Hidayat Waly selaku anak almarhum Abuya Prof Muhibuddin Waly dalam penyampaiannya banyak menceritakan tentang sosok dari Abuya yang dikenangnya.
Abuya dinilai sebagai pribadi yang tidak pernah marah.
Dikatakan juga bahwa sosok Abuya dalam hidupnya jika menyuruh kepada anak-anaknya selalu memulai dengan kalimat “tolong” dan tidak pernah memaksa.
“Abuya adalah sosok yang sangat demokratis dalam mendidik kami anak-anaknya, “ ujar Abi Hidayat. (*)