Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs Bertambah, Ujang Diracuni untuk Jadi Tumbal Buang Sial

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wowon, pembunuh berantai. Pihak Desa Karangtanjung, Cililin, Kabupaten Bandung Barat dan keluarga meninjau makam Halimah, Sabtu (21/1/2023). Halimah yang dimakamkan Tahun 2016 diduga korban pembunuhan berencana dengan tersangka Wowon di Cianjur. 

SERAMBINEWS.COM - Penyelidikan atas kasus pembunuhan berantai yang sejauh ini melibatkan tiga orang pelaku, yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Sholehudin, masih terus dilakukan pihak kepolisian.

Tim penyelidik pun kini menemukan fakta bahwa tetangga Solihin, Ujang Zaenal Mustofa (54), ternyata memang pernah menjadi target pembunuhan.

Solihin berencana membunuh Ujang atas perintah Wowon, dengan alasan untuk membuang sial usai aksi pembunuhan tiga orang di Bekasi tidak berjalan lancar.

”Alasannya untuk membuang sial pasca kejadian pembunuhan Bekasi dengan cara membunuh orang yang bermusuhan dengan sang eksekutor,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Minggu (22/1/2023), dikutip dari TribunJabar.id, Senin (23/1/2023).

Wowon menganggap, teriakan Neng Ayu Susilawati, salah satu korban yang selamat dalam aksinya di Bekasi, sebagai suatu kesialan.

Teriakan Neng Ayu itulah yang membuat warga tahu bahwa Ai Maemunah (40), beserta kedua anaknya, M Ridwan Abdul Muiz (18) dan M Ruswandi (15), telah dalam kondisi berbusa.

Hal itulah yang melandasi Wowon memerintahkan Solihin membunuh orang yang membencinya sebagai tumbal.

Baca juga: Kronologi Siti jadi Korban Pembunuhan Berantai, Korban Didorong ke Laut setelah Tagih Janji Wowon

Racun dalam kopi saset

Solihin kemudian memilih melakukan percobaan pembunuhan kepada Ujang menggunakan kopi saset yang telah dimasukkan racun terlebih dahulu.

Setelah memasukkan dua bungkus racun ke dalamnya, kopi itu pun kemudian diletakkan di pagar rumah Ujang.

"Ternyata kopi saset tersebut memang diseduh dan diminum oleh korban, Ujang Zaenal," ujar Trunoyudo.

Tak lama berselang, racun di dalam kopi itu mulai menimbulkan efek mual pada perut Ujang. Dia pun segera dilarikan ke rumah sakit oleh istrinya.

"Korban sempat dirawat empat hari di rumah sakit Dokter Hafiz. Atas keterangan kedua tersangka dan dikonfirmasi dengan keterangan korban, bahwa tersangka atas nama Solihin melakukan percobaan pembunuhan terhadap tetangga tersangka, Ujang Zaenal, atas perintah tersangka Wowon alias Aki," tandasnya.

 

Korban Pembunuhan Berantai Wowon Cs Berpotensi Bertambah

 Korban kasus pembunuhan berantai wowon cs berpotensi bertambah. Pasalnya, warga di sekitar rumah ditemukannya jasad korban diduga bernama Farida, mengaku melihat ada perempuan lain yang sebelumnya tinggal bersama tersangka.

Di sebuah rumah kontrakan berukuran 15 meter x 7 meter di Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, tiga tersangka yakni Wowon alias Aki (60), Solihin alias Duloh (63), dan M Dede Solihin alias Dede (35) pernah bertemu pemilik kontrakan bersama dua perempuan.

Pemilik kontrakan Dedi Somantri (39) menjelaskan bahwa Solihin awalnya datang sendiri untuk mengontrak rumahnya. 

Namun, meski sudah memberikan sejumlah uang, Solihin tak kunjung menempati rumah kontrakan Dedi hingga hampir satu bulan lamanya.

Setelah itu, Dedi sempat melihat Solihin datang bersama dua lelaki dan dua perempuan dewasa. Kepada Dedi, dua lelaki itu diperkenalkan bernama Wowon dan Dede, sementara dua perempuan itu bernama Farida dan Rina.

”Dua perempuan itu mengaku sebagai anak Solihin (Duloh). Mereka semua jarang bersosialisasi,” ujar Dedi, Sabtu (21/1/2023) dilansir dari Kompas.id.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Berantai - Terkuak Asal Usul Uang Rp 1 Miliar di Rekening Otak Pembunuh Wowon Cs

Selama empat bulan rumahnya dikontrak tersangka, Dedi mengaku hanya melihat Farida, Rina, dan Dede yang tinggal menetap. 

Sementara itu, Wowon sangat jarang terlihat, sedangkan Solihin hanya datang tiga kali seminggu.

 ”Hanya empat bulan tinggal di sini. Habis itu tiba-tiba mereka sudah pada pergi dan yang pamit menemui saya orangnya beda," ungkap Dedi.

"Itu yang pamit ciri-cirinya perempuan berbadan besar, pendek, pokoknya beda waktu datang pertama kali datang. Dia juga pamitnya buru-buru,” kata Dedi.

Dedi menerangkan, dua perempuan yang tinggal di rumah kontrakannya selama empat bulan itu beberapa kali sempat berinteraksi dengan pemilik warung yang berlokasi sekitar 50 meter dari rumah mereka. 

Leni, pemilik warung tersebut, menyampaikan, dua perempuan yang diduga Farida dan Rina sempat berbelanja di warungnya.

”Ada dua teteh-teteh yang biasanya belanja di sini. Mereka kadang berdua, kadang sendiri,” kata Leni.

Ia mengatakan, dua perempuan itu mengaku bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) dan satu di antaranya mengaku sebagai istri Dede.

Leni mengungkapkan, secara fisik dua perempuan itu terlihat berumur 35 tahunan. Keduanya berparas cantik, berambut panjang, dan warna kulit cerah. 

 
Perempuan bernama Rina sempat berpamitan dengan Leni dan mengatakan bahwa ia akan kembali ke Bandung, sehingga mereka tak akan bertemu lagi. 

Namun, Rina sempat memberi tahu akan ada sosok perempuan pengganti dirinya yang tinggal di kontrakan tersebut. Setelah sosok Rina menghilang, perempuan yang diduga bernama Farida tinggal sendiri. 

”Selang beberapa saat yang satu pergi, datang perempuan yang badannya agak besar. Kalau dari penampilannya berbeda dengan yang sebelumnya, tapi dia juga sama-sama TKW bilangnya," kata Leni.

"Perempuan itu datang sama anak kecil yang sepertinya sudah SD dan ngakunya istri dari Wowon. Kalau yang pergi itu ngakunya istri dari Dede,” kata Leni.

Tak lama setelah perempuan yang mengaku sebagai istri Wowon datang, para penghuni kontrakan itu pergi. 

Sebelum pindah, perempuan yang mengaku sebagai istri Wowon itu bertegur sapa dengan istri ketua rukun warga (RW) setempat di warung Leni. 

Saat itu, istri ketua RW menagih kartu keluarga sebagai syarat administrasi.

 Sebab, warga sekitar sempat resah lantaran ada mobil yang datang di malam hari, sehingga warga mencurigai kontrakan tersebut sebagai tempat prostitusi.

”Jadi, setelah ditagih KK oleh Bu RW, mereka langsung pergi gitu. Solihin sempat ke sini juga berpamitan," kata Leni.

Polisi masih mendalami kasus pembunuhan berantai di Cianjur dan Bekasi itu yang hingga kini diketahui menelan sembilan nyawa. Sebagian besar korban itu merupakan keluarga tersangka Wowon.

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menyampaikan, tidak menutup kemungkinan jumlah korban dan tersangka dalam kasus ini bertambah.

Kepala Bidang Kehumasan Polda Metro Jaya Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko menyampaikan, penyidik masih mendalami dan mencari keterkaitan dari berbagai keterangan untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai oleh Wowon cs. 

”Maka dari itu, kami meminta kepada masyarakat, apabila ada keluarga, kerabat, atau yang bersangkutan langsung ada relasi dengan pelaku, silakan melapor ke penyidik Polda Metro Jaya,” kata Trunoyudo, Minggu (22/1/2023). 

Baca juga: VIDEO 45 Desa Terendam banjir di Aceh Utara

Baca juga: Seksolog dr Boyke Beri Tips Cara Memuaskan Pasangan saat Berhubungan Intim, Singgung Bermacam Gaya

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Belum Berakhir, Jerman Tak Halangi Tank Leopard Polandia Dikirim ke Ukraina

Kompas.com: Fakta Baru Pembunuhan Berantai, Ujang Memang Target Wowon Cs, Diracuni untuk Jadi Tumbal Buang Sial

 

Berita Terkini