Kader PKB ‘Ngamuk’ ke Sandiaga Uno karena Ungkit Janji Politik Anies : Jangan Ngerecokin Capres Lain
SERAMBINEWS.COM – Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Umar Syadat Hasibuan ‘ngamuk’ ke Sandiaga Uno karena mengungkit janji politik Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto.
Sandiaga Uno itu mengungkapkan bahwa Anies Baswedan terikat janji politik tertulis dengan Prabowo Subianto.
Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno dalam wawancara dengan Akbar Faizal di akun Youtube “Akbar Faizal Uncensored”.
Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa ada perjanjian tertulis antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan terkait pilpres.
Namun dirinya tak ingin berkomentar lebih jauh karena detail perjanjian tersebut hanya Fadli Zon yang pegang.
Baca juga: Sandiaga Ungkit Perjanjian Politik Anies Baswedan dan Prabowo, Sudirman Said Malah Bilang Begini
Menanggapi hal tersebut, Umar meminta Sandiaga agar diam dan tidak merecoki bakal calon presiden atau wakil presiden yang ingin maju di Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan Umar diakun Twitter-nya, @Umar_Syadat770 pada Selasa (31/1/2023).
“Untuk Sandigana Uno, tahun 2019 anda sudah dapat panggung jadi cawapres Prabowo. Sudahlah jangan ngerocokin capres atau cawapres lain,” ujarnya.
Kader PKB ini pun meminta kepada Sandiaga Uno agar fokus pada kinerjanya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Fokus saja anda kerja sebagai Menteri, toh sampai sekarang publik belum lihat hasil nyata kerja anda sebagai Menteri,” pungkas Umar Syadat Hasibuan.
Baca juga: Anies Resmi Genggam Tiket Pilpres, PKS, Demokrat dan NasDem Sepakat Usung Anies Jadi Capres 2024
Sebelumnya, wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno menegaskan bahwa dirinya masih setia dan komitmen dengan janji politik dengan Prabowo Subianto.
Hal itu diungkapkan Sandiaga Uno ketika disinggung terkait perjanjian politik antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto terkait Pemilihan Presiden.
Sandiaga mengatakan, memang benar ada perjanjian politik yang tertulis antara dirinya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Perjanjian itu dibuat di antara mereka bertiga pada September 2016, saat menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
"(yang tanda tangani perjanjian itu) Saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Dan saat itu yang nge-draft dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon dan setahu saya sekarang (perjanjian) juga dipegang oleh Pak Dasco," kata Sandi di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (30/1/2023), dikutip dari Kompas.com.
Ketika ditanyakan apakah perjanjian itu masih berlaku, Sandiaga menegaskan, sepanjang tidak diakhiri maka perjanjian itu masih berlaku.
Lebih lanjut, Sandi menegaskan, dirinya masih berkomitmen dengan perjanjian tersebut.
Baca juga: Bawaslu Awasi Kegiatan Safari Politik Anies Baswedan di NTB: Pantau Potensi Pelanggaran Pemilu
"Saya sih komit. Saya sampai saat ini karena saya tanda tangan, saya komit dan mungkin yang lain bisa ditanyakan," ujar Sandiaga.
Meski demikian, Sandiaga tidak ingin berkomentar lebih jauh tentang isi perjanjian tersebut dan kaitannya dengan pilpres.
"Nanti bisa ditanyakan kepada yang pegang, saya rasa lebih etis ditanyakan ke Pak Fadli atau Pak Dasco.
Tapi, memang perjanjian itu waktu itu dibutuhkan karena harus ada kesepakatan bagaimana kita melangkah ke depan," ucap Sandiaga.
Sudirman Said: Sudah Lunas
Sandiaga Uno mengungkit adanya perjanjian politik antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto terkait pemilihan presiden (pilpres).
Namun perjanjian politik tersebut ditepis oleh perwakilan Anies Baswedan, Sudirman Said.
Sudirman menegaskan bahwa, Anies tidak pernah punya perjanjian politik soal Pilpres dengan Prabowo.
“Saya tidak mendengar ada perjanjian (Prabowo-Anies soal pilpres), yang ada perjanjian soal berbagi beban biaya pilkada dengan Pak Sandi, itu saya tahu,” ucap Sudirman, Senin (30/1/2023), dikutip dari Kompas.com
Menurut Sudirman Said, Anies justru pernah ditawari untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) oleh Prabowo dalam Pilpres 2019.
“Yang ada adalah, saya ini (sempat) membantu Pak Prabowo, ikut membicarakan kepada Pak Anies kemungkinan Pak Anies bersedia menjadi cawapres atau tidak,” ujar Sudirman.
Kala itu, Sudirman mengaku berulang kali menanyakan sikap Anies soal tawaran Prabowo untuk menjadi cawapres.
Akan tetapi, kata Sudirman, Anies saat itu menolak dan memilih untuk tetap menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Itu sudah ditunaikan. Jadi, saya tidak tahu perjanjian yang dimaksud Pak Sandi (Sandiaga Uno), mudah-mudahan beliau salah,” ucap Sudirman Said. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
BACA BERITA SERAMBINEWS DI GOOGLE NEWS