Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Matahari pagi terasa menghangatkan tubuh ketika, perahu kayu yang kami tumpangi sampai di Karang Tengah, Singkil, Aceh Singkil.
Karang Tengah yang menjadi target mencoba peruntungan mancing dengan teknik handline.
Lokasinya hanya sekitar 6 kilo dari daratan Singkil.
Kedalamannya 20 sampai 25 meter. Lokasi itu terkenal sebagi sarang ikan kerapu, kakap dan berbagai jenis ikan karnivora lainnya.
"Ikannya macam-macam, ada kerapu, bercung," kata Wa Ireng nakhoda perahu yang kami tumpangi.
• Memancing di Sungai, Siswa SMP di Nagan Raya Ditemukan Meninggal Tenggelam
Setelah membaca arah angin dan ombak Wa Ireng, meminta Si Win yang berdiri di haluan jatuhkan jangkar.
Mata pancing yang telah dipasang umpan ikan segera meluncur ke dasar laut. Kami menggunakan teknik mancing handline atau teknik pancing ulur (handlining).
Teknik ini dilakukan dengan cara tangan memegang senar pancing lalu diulur sampai ke dasar laut.
Tanpa menggunakan piranti modern seperti joran dan reel.
Cara mancing tersebut merupakan yang tertua dipraktikkan semua nelayan di Aceh Singkil.
Umpan yang digunakan adalah potongan daging ikan teter. Pilihannya karena harganya murah dan tidak mudah hancur.
Dalam hitungan menit senar terasa berkedut, sejurus kemudian tertarik kuat. Saya langsung membalasnya dengan menarik senar, hingga seekor kerapu berhasil naik ke atas perahu.
Di atas perahu kami berempat. Saya lalu Wa Ireng selaku pawang, Si Win dan Pak Jon.
Satu per satu ikan berhasil kami pancing untuk memenuhi fiber.