Berita Aceh Tamiang

Tingkatkan Kualitas Ternak Sapi, Aceh Tamiang Andalkan Srikandi Inseminator

Penulis: Rahmad Wiguna
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayu Andriani saat melakukan inseminasi buatan di Kampung Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. Atas totalitasnya ini, Ayu masuk nominasi Srikandi Inseminator Aceh

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Kabupaten Aceh Tamiang terus meningkatkan pola kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB) untuk membantu masyarakat melakukan kembang biak ternak sapi. Kualitas sapi melalui IB ini dipastikan lebih baik karena menggunakan sperma beku (sperma ternak) unggulan.

Kawin suntik atau IB ini secara masif dilakukan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Aceh Tamiang dengan menyebar 24 inseminator ke seluruh kecamatan yang berjumlah 12. Jumlah masing-masing kecamatan bervariasi disesuaikan dengan populasi ternak sapi.

“Untuk daerah yang ternaknya banyak, maka inseminatornya bisa tiga. Kalau sedikit cukup satu inseminator,” kata Kepala Distanbunak Aceh Tamiang melalui Kabid Peternakan, Muhammad Yunus, Minggu (5/3/2023).
Yunus mengakui pola kawin suntik ini sudah menjadi primadona masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari peran inseminator yang mampu menyampaikan informasi yang baik kepada peternak.

Salah satu inseminator yang menjadi perhatian ialah Ayu Andriani. Inseminator yang bertugas di Kecamatan Kejuruan Muda ini bahkan masuk nominasi Srikandi Inseminator Aceh yang diadakan UPTD Inseminasi Buatan dan Inkubator. Wanita 30 tahun ini dianggap mampu menginspirasi karena capaian IB-nya bisa lebih 60 ekor per bulan.

“Niat saya cuma membantu peternak untuk hidup lebih baik, makanya kalau ada yang manggil tengah malam, saya tetap berusaha datang,” kata alumni Sekolah Pengamat Kehewanan (SPK) Saree tahun 2012.

Ayu mengungkapkan jadwal kawin suntik ini tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus mengikuti masa birahi sapi. “Kalau berahinya tengah malam, ya harus datang,” ulangnya.

Menuju ke lokasi menjadi tantangan tersendiri bagi ibu satu anak ini. Umumnya untuk menjangkau permukiman di daerah ini, Ayu harus melalui jalan perkebunan kelapa sawit yang gelap. Belum lagi sapi yang ditanganinya menunjukan sikap tidak bersahabat hingga dia harus mendapat tendangan.

“Kalau malam minta antar suami, kalau ditendang sapi sudah sering,” ujarnya tertawa.

Dalam setiap bertemu peternak, Ayu selalu menyampaikan program kawin suntik ini sangat bermanfaat, sebab sperma beku yang digunakan merupakan unggul. Umumnya sapi hasil program IB akan memiliki ukuran lebih besar dibanding sapi hasil perkawinan alam.

Sub Kordinaator Bidang Produksi dan Peternakan, Adi Wijaya mengakui keberadaan Ayu sangat dibutuhkan untuk mencapai target IB. Dia mengungkapkan tahun ini Distanbunak Aceh Tamiang menargetkan melakukan IB untuk 8.000 ekor sapi.

“Ini target tahun lalu sebenarnya, tapi sedikit terhambar karena tiba-tiba ada PMK (penyakit mulut dan kuku),” kata Adi.

Adi mengakui peran Ayu dan inseminator lainnya sangat penting. Makanya dia berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk lebih memberi perhatian karena masih berstatus bakti.(*)

Baca juga: Petugas Inseminasi Buatan Aceh Raih Juara Pertama Anugerah IB & TE Award 2022

Berita Terkini