"Hasil dari diskusi ini akan kami sampaikan kepada pimpinan kami. Karena kami di resort 13 Langsa, hanya memiliki wewenang menampung aspirasi dari masyarakat, melakukan crosscheck, untuk selanjutnya kami sampaikan kepada pimpinan, sehingga kami tidak bisa mengambil keputusan apapun," ungkap Suparman di hadapan Forum, di pendopo Bupati Aceh Timur, di Idi Rayeuk, Senin (6/3/2023).
Laporan Seni Hendri Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Kepala BKSDA Resor 13 Langsa, Suparman mengatakan hasil pertemuan dengan Anggota DPD RI H Sudirman atau Haji Uma, Kapolres Aceh Timur, dan Pj Bupati Aceh Timur, yang membahas mencari solusi terbaik terhadap Sy, tersangka pengracun satwa dilindungi harimau yang kini diamankan di Mapolres Aceh Timur, akan disampaikan kepada pimpinan BKSDA provinsi Aceh.
"Hasil dari diskusi ini akan kami sampaikan kepada pimpinan kami. Karena kami di resort 13 Langsa, hanya memiliki wewenang menampung aspirasi dari masyarakat, melakukan crosscheck, untuk selanjutnya kami sampaikan kepada pimpinan, sehingga kami tidak bisa mengambil keputusan apapun," ungkap Suparman di hadapan Forum, di pendopo Bupati Aceh Timur, di Idi Rayeuk, Senin (6/3/2023).
Suparman juga menyebutkan, bahwa satwa harimau turun ke perkebunan masyarakat juga karena ada sebabnya.
"Perlu diketahui juga bahwa satwa liar itu turun ke perkebunan masyarakat juga pasti karena ada sebabnya," ungkap Suparman.
Begitupun soal membuat laporan polisi, kata Suparman BKSDA tidak semena-mena.
Awalnya, ungkap Suparman, pihaknya petugas BKSDA Resor 13 Langsa, turun ke lokasi bersama Kapolsek Serbajadi AKP Sudirman.
Bukan untuk melihat harimau mati, tapi karena adanya laporan terkait hewan ternak warga dimakan harimau.
"Lalu pada Selasa (22/3) saya bersama Kapolsek Serbajadi turun ke lapangan ingin menguburkan kambing yang mati. Saat menuju ke TKP, lokasi penggembalaan ke titik perumahan warga juga sangat jauh," jelas Suparman.
Baca juga: Terkait Kasus Warga Racuni Harimau, Kapolres: Memenjarakan Orang Solusi Terakhir
Namun demikian ungkap Suparman, bagaimanapun solusinya nanti pihaknya perlu berkoordinasi lebih lanjut dengan pimpinan BKSDA Aceh.
Salah satu staf BKSDA Resor 13 Langsa yang ikut dalam pertemuan itu dalam forum juga mengatakan, bahwa dengan kondisi saat ini BKSDA Aceh juga dalam keadaan dilematis.
"Jadi ini (kematian harimau) bukan kejadian sekali ini saja. Kami juga dilema, disatu sisi kami juga punya rasa kemanusiaan kepada masyarakat. Kami tahu masyarakat yang jadi korban, ternaknya yang dimakan harimau, kemudian ketika masyarakat meracuni harimau, masyarakat juga yang ditangkap kembali," jelas staf BKSDA tersebut.
Staf BKSDA tersebut melanjutkan pandangannya.
"Kalau kita bebaskan pelaku, apakah kita bisa menjamin tidak terjadi lagi hal serupa. Jika terjadi lagi, bagaimana kami mempertanggungjawabkannya, lama-lama kalau seperti ini kondisinya semua harimau bisa punah," ungkapnya.(*)
Baca juga: Bertemu Haji Uma, Kapolres Aceh Timur Mengaku Dilematis Tangani Kasus Warga Racuni Harimau