Berita Lhokseumawe

Penetapan Idul Fitri 1444 H Berpotensi Berbeda, Begini Hasil Kajian Ilmu Falak

Penulis: Saiful Bahri
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tgk Ismail Is, Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA pada Kamis (13/4/2023), menyatakan, kalau penetapan 1 Syawal 1444 H atau hari pertama lebaran Idul Futri tahun ini ada potensi berbeda.

Diuraikannya, data hilal di Indonesia saat matahari terbenam, Kamis 20 April 2023 atau 29 Ramadhan 1444 H, adalah sebagai berikut :

Pertama, konjungsi geosentrik atau ijtma’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika Bulan sama dengan nila ekliptika Matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat Bumi.

Peristiwa ini kembali terjadi pada Kamis 20 April 2023 pukul 04.12.25 UT atau pukul 11.12.25 WIB atau pukul 12.12.25 WITA atau pukul 13.12.25 WIT. 

Kedua, tinggi hilal di atas ufuk barat pada hari Kamis tanggal 20 April 2023 M atau 29 Ramadhan 1444 H, saat matahari terbenam di seluruh Indonesia berkisar antara 00 derajat 45 menit 00 detik busur (terendah) di Merauke, sampai dengan 2 derajat 21 menit 36 detik busur (tertinggi) di Sabang.

Ketiga, sudut elongasi bulan adalah jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat Matahari terbenam di tempat pengamatan.

Nilai sudut elogasi Bulan saat Matahari terbenam pada hari Kamis 20 April 2023 atau 29 Ramadhan 1444 H, di seluruh Indonesia berkisar antara 01 derajat 28 menit 48 detik busur (terendah) di Papua, sampai 03 derajat 05 menit 24 detik busur (tertinggi) di Sabang.

Lanjut Tgk Ismail, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hilal sudah wujud di atas ufuk.

Namun bila merujuk kepada kriteria Imkan Rukyat MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura), kondisi hilal tersebut belum memungkinkan untuk dilihat, disebabkan nilai sudut elongasi tertinggi hanya 3,09 derajat dengan ketinggian hilal tertinggi 2,36 derajat. 

Hilal baru memungkinkan untuk dilihat bila memiliki ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk barat saat matahari terbenam dan elongasi minimal 6,4 derajat. 

"Atas dasar data tersebut bisa dipastikan hilal pada sore hari Kamis 20 April 2023 yang bertepatan 29 Ramadhan 1444 H, tidak mungkin bisa dilihat walaupun cuaca cerah,” ulasnya.

“Hal ini mengakibatkan jumlah hari bulan Ramadhan 1444 H akan digenapkan 30 hari dengan ketetapan 1 Syawal 1444 H jatuh pada hari Sabtu 22 April 2023,” terang dia.

Lalu, bila merujuk kepada kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal sebagaimana yang dipakai oleh organisasi Muhammadiyah, maka kondisi hilal pada hari Kamis 20 April 2023 atau 29 Ramadhan 1444 H sudah wujud di atas ufuk.

Sehingga 1 Syawal 1444 H bisa ditetapkan Jumat 21 April 2023, dengan jumlah hari bulan Ramadhan 29 hari.

Halaman
12

Berita Terkini