SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, gugur diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Pratu Miftahul Arifin ditembak setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.
Setelah insiden penyerangan tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono bertolak ke Papua pada hari ini, Senin (17/4/2023).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan, bertolaknya Panglima Yudo ke Papua dalam rangka mengevaluasi operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).
“Panglima TNI ke Papua dalam rangka evaluasi operasi,” kata Julius saat dihubungi, Senin pagi.
Dalam kunjungan tersebut, Panglima didampingi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Maruli Simanjuntak.
Yudo dan beberapa pejabat tinggi TNI itu berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada pagi ini.
Evaluasi operasi itu dilakukan menyusul gugurnya prajurit Kostrad dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, akibat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat pencarian pilot Philips.
Penyerangan tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore WIT.
Julius mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi ketika Satgas Yonif Raider 321 sedang mendekati posisi penyandera Philips.
“Dari Satgas (Yonif Raider 321) mencoba menyisir mendekati posisi dari para penyandera (KKB), kemudian ada serangan dari mereka (kelompok kriminal bersenjata),” kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Akibat penyerangan tersebut, Pratu Miftahul Arifin terjatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter.
Setelah itu, lanjut Julius, terjadi serangan lanjutan dari KKB terhadap Satgas Yonif Raider 321.
“Ketika (prajurit) mencoba untuk menolong (Pratu Miftahul Arifin), mereka) mendapatkan serangan ulang,” ujar Julius.
Julius membantah bila disebutkan ada enam prajurit yang gugur akibat penyerangan susulan itu.
Dia mengatakan, kondisi prajurit lain yang mendapatkan serangan susulan itu masih didalami.
Baca juga: Dalangi Penyerangan Satgas TNI di Nduga, Ini Sosok Egianus Kogoya, Pimpinan KKB: Punya Banyak Senpi
Terkendala cuaca
Julius menyebutkan, jenazah Pratu Arifin belum dievakuasi karena kendala cuaca. “Kami kesulitan menghubungi (aparat di lokasi) karena kondisi cuaca yang tidak menentu,” kata Julius.
Usai peristiwa ini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kemudian memerintahkan pengerahan “bantuan tempur maksimal”.
“Untuk itu, Panglima TNI (Laksamana Yudo Margono) secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan (mengerahkan) bantuan tempur dengan kekuatan maksimal,” tutur Julius.
Julius mengatakan bahwa lokasi pilot Philips sudah diketahui lokasinya.
Operasi pencariannya makin terfokus, tetapi terkendala cuaca.
“Yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca. Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasinya sudah semakin mengerucut dan terfokus. Jadi cuaca, dan ini (cuaca) sangat tidak menentu di Papua,” ujar dia.
“Kemarin kami mencoba untuk berkomunikasi melalui saluran radio juga masih terhambat,” ucap Julius.
Baca juga: VIDEO Pimpinan KKB Diduga Jadi Dalang Penyerangan Satgas TNI di Nduga, Ini Sosok Egianus Kogoya
Evaluasi operasi
Pengamat intelijen dan pertahanan Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, gugurnya Pratu Miftahul Arifin harus dijadikan evaluasi bagi TNI.
Pertama, kata dia, sumber daya manusia (SDM) tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam.
“Seharusnya korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus (Kostrad),” kata Simon, panggilan akrabnya, saat dihubungi, Senin (17/4/2023) pagi.
Simon mengatakan bahwa kualitas personel merupakan cerminan dari proses rekrutmen, penggemblengan hingga pembinaan.
Kedua, menurut Simon, operasi pencarian Pilot Susir Air ini perlu dievaluasi, termasuk operasi-operasi di daerah rawan konflik lain.
“TNI juga harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik. Ini menyangkut pemilihan personel berdasarkan kapabilitas, informasi intelijen, dukungan alutsista, dan sistem pengambilan keputusan dalam operasi,” kata Simon.
Terlebih, operasi pencarian pilot Philips belakangan ini semakin intensif.
Julius tidak menampik eskalasi konflik antara aparat dan KKB akhir-akhir ini karena berkaitan penyelamatan pilot Philips.
“Semakin intensif, karena kami lebih intensif. Sudah mulai mendekat ke area. Sudah ketahuan areanya,” kata Julius usai konferensi pers di Mabes TNI, kemarin.
Namun, Julius menegaskan bahwa operasi pencarian pilot Susi Air tetap dilanjutkan.
“Tetap dilanjutkan, perintah Panglima TNI jelas, tegas, tidak usah ragu-ragu,” kata Julius.
Julius mengatakan, Panglima Yudo akan mengevaluasi operasi pencarian pilot Susi Air.
Baca juga: Power Steering Eror, Truk Hilang Kendali dan Tertabrak Angkutan Sejenis & Honda Jazz di Pidie Jaya
Baca juga: VIDEO - Menjelang Sahur, Rumah Warga Pulo Ara Bireuen Ludes Terbakar
Baca juga: Alexei, Kejernihan Gibran, Dilema Jokowi, dan Fenomena Anies
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Seorang Prajurit TNI Gugur, Panglima Terbang ke Papua Didampingi KSAD dan Pangkostrad"