Kupi Beungoh

Aceh Mulai Beradaptasi dengan Artificial Intelligence?

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sofie Arneta Hendra, Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Di aceh, penggunaan uang elektronik (EU) juga mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah dominal transaksi maupun jumlah merchant yang melayani pembayaran berbasis EU.

Data bank Indonesia pada triwulan IV 2021, transaksi EU secara nominal tercata sebesar Rp688,94 miliar atau naik sebesar 14,48 persen (qtq) dan 152,98 persen (yoy).

Dari sisi volume, transaksi EU juga terakselerasi sebesar 13, 14 persen (qtq) dan 109, 48 persen (yoy) atau mencapai 5, 45 juta transaksi selama triwulan IV 2021.

Keadaan seperti ini membuktikan bahwa preferensi masyarakat aceh pada penggunaan e-money atau uang eletronik yang sudah mengalami peningkatan.

Hal ini seharusnya bisa menjadi peluang bagi usaha usaha yang ada di aceh. Dan hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan bagi UMKM yang ada di aceh untuk dapat beradaptasi pada inovasi transaksi non tunai tersebut.

Era Digital, Pornografi Bisa Terjadi di Rumah

Ada dua hal yang menonjol sebelum perubahan ekonomi digital, yaitu peluang dan tantangan.

Jika dilihat dari sisi peluang, pelaku UMKM di aceh harus merangkul era digital untuk memperluas pasarnya ke seluruh Indonesia dengan menjual produk secara online dan melakukan pembayarannya.

Dalam hal ini sehingga diperlukan kesiapan dari para pelaku usaha khususnya para sistem pemasaran yang berbasis online (e-commerce) atau yang paling sederhana adalah dengan menggunakan media sosial.

Dalam menyikapi hal ini tentunya tidak mudah, maka perlunya peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memberikan bantuan kepada pengusaha UMKM di Aceh.

Lalu jika dilihat dari sisi tantangan, soal kesiapan sumber daya manusia (SDM) tentunya saat ini masih banyak usaha kecil yang belum memanfaatkan internet dan perkembangan ekonomi digital.

Bahkan keadaan marketplace atau pasar online seperti shopee, lazada, bukalapak dan lainnya saat ini masih belum dapat dimanfaatkan oleh penggunaan kecil di Aceh.

Hal ini dikarenakan, sistem pembayaran dan kases internet di beberapa daerah terpencil maupun tidak masih belum memadai.

Oleh karena itu, dalam kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah dalam upaya memperlancarkan sistem pembayaran dan mendorong perubahan ekonomi di daerah yang tertinggal.

Transformasi ekonomi digital tidak dibarengi dengan penyiapan SDM pelaku usaha lokal dan penyiapan infrastruktur seperti internet yang memadai.

Hal ini dapat mempengaruhi di masa mendatang yang dapat merugikan pengusaha UMKM di Aceh.

Halaman
1234

Berita Terkini