Laporan Herianto l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki bersama istri dan rombongan, dikabarkan Senin (8/5/2023) ini, akan berkunjung ke Desa Kayu Menang Kecamatan Kuala Baru, Aceh Singkil, setelah desa tersebut terbebas dari isolasi transportasi darat selama 24 tahun lamanya, sejak terbentuk Kabupaten Aceh Singkil tahun 1999 lalu.
"Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, ke desa tersebut untuk melihat langsung akses jalan tembus dari Kota Singkil ke Desa Kayu Meunang melalui Jembatan Rangka Baja Kilangan sepanjang 400 meter,” kata Kepala Bappeda Aceh, H T Achmad Dadek kepada Serambinews.com, Minggu (7/5/2023) malam di Kota Aceh Singkil.
Kepala Bappeda Aceh, H T Achmad Dadek, yang didampingi Kepala Biro Pembangunan Setda Aceh, Robby Irza menjelaskan, Desa Kayu Menang, adalah sebuah desa di Kecamatan Kuala Baru, berpenduduk sekitar 70 KK lebih, terletak di pinggiran sungai rawa Aceh Singkil, seberang Kota Singkil.
Sejak Kabupaten Aceh Singkil, dibentuk tahun 1999 lalu, transportasi daratnya ke Ibukota Aceh Singkil, terputus oleh Sungai Rawa Aceh Singkil yang lebarnya mencapai 400 meter lebih.
• VIDEO Ini Dia Tim 8 Koalisi Perubahan Dibentuk untuk Cari Sosok Cawapres Anies Baswedan
Masyarakat Desa Kayu Menang yang ingin ke ibu kota Kabupatennya Aceh Singkil, mereka harus menggunakan boat robin, dengan ongkos Rp 15.000/orang. Sementara, jika ingin menggunakan transportasi darat, mereka harus jalan memutar melalui Kecamatan Trumon, Aceh Selatan dan Kota Subulussalam, dengan jarak tempuh sekitar 80 Km.
Mulai tahun 2023 ini, masyarakat Desa Kayu Meunang, tidak lagi naik boat robin atau melalui jalan darat memutar dari Kecamatan Trumon ke Subulussalam ke Ibukota Singkil, tapi sudah bisa melalui Jembatan Rangka Baja Kilangan sepanjang 400 meter, yang pembangunannya telah diselesaikan Pemerintah Aceh pada tahun 2022 lalu.
Kenikmatan transportasi lain yang dirasakan masyarakat Kuyu Meunang saat ini, kata Achmad Dadek, jika mereka ingin pergi ke Ibukota Kecamatannya di Kuala Baru, di sebarang desa tetangganya, biasanya juga menggunakan boat robin (boat kecil) dengan ongkos Rp 15.000/orang, sekarang tidak lagi menggunakan boat robin, tapi menggunakan rakit baja yang disediakan desa tetangga sebelahnya dengan waktu penyeberangan sekitar 15 menit.
• Banjir Landa Aceh Selatan, 6.789 Jiwa Terdampak, Ini Nama-nama Desa Terendam
Dari Desa Kayu Meunang ke desa tetangganya di Ibukota Kecamatan Kuala Baru, masih menggunakan rakit, ungkap Achmad Dadek, karena masih membutuhkan pembangunan satu unit jembatan rangka baja lagi sepanjang 200 meter.
Rute jalan tersebut, kata Kepala Bappeda Aceh, hari Senin (8/5) ini, akan dilalui Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki yang ingin melanjutkan program kunjungan kerja dari Kota Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh Selatan dan daerah lainnya.
Pj Gubernur Achmad Marzuki, ingin melalui jalur lintas jalan tembus Aceh Singkil melalui Jembatan Kilangan ke Gampong Kayu Menang dan Ibukota Kecamatan Kula Baru, karena ia ingin melihat langsung kegembiraan warga Desa Kayu Meunang, setelah terbebas dari isolasi 24 tahun transportasi darat dari ibukota Kabupatennya di Kota Aceh Singkil dan Ibukota Kecamatannya di Kuala Baru.
Kepala Biro Pembangunan Setda Aceh, Robby Irza, jalur transportasi Aceh Singkil melalui Jembatan Kilangan – Kayu Meunang dan Kuala Baru, Trumon Aceh Singkil ini, akan diusul menjadi lintas nasional, setelah pembangunan jembatan rangka baja sepanjang 200 meter di Kecamatan Kuala Baru selesai dibangun pada tahun 2024 mendatang.
Disebutkan ruas jalan Trumon, Aceh Selatan – Kula baru – Kayu Meunang, Jembatan Kilangan dan Aceh Singkil, perlu diusulkan menjadi ruas jalan nasional, supaya Kementerian PUPR menjadikan ruas jalan itu menjadi ruas jalan nasional, yang tidak hanya menghubungkan ke wilayah Sumut bagian barat, tapi juga ke Sumatera Barat, bagian barat, sehingga kabupaten Aceh Singkil nanti, tidak lagi menjadi Kabupaten yang terisolir, melainkan sudah menjadi Kabupaten transit, antar provinsi, karena jalur transportasi daratnya, sudah bisa dilalui dengan aman dan nyaman melalui jalan pintas Aceh Singkil, Kilangan, Kuala Baru, Trumon Aceh Selatan.
Ruas jalan tersebut, menurut Robby Irza, sangat strategis untuk menghidupkan perekonomian masyarakat di lintas Pulau Sumatera bagian barat – selatan Aceh. Kalau saat ini lintas jalan nasional di wilayah Utara – Timur Aceh, sudah banyak dibangun jalan tol.
”Program berikutnya, untuk mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat di wilayah barat selatan Aceh, jalan dari wilayah barat - selatan Aceh, pusat perlu menghubungkan langsung jalan lintas nasional di wilayah barat dan selatan Aceh dengan lintas barat dan selatan provinsi lain di Pulau Sumatera,” pungkas Robby Irza.(*)
• Banjir Landa Aceh Selatan, 6.789 Jiwa Terdampak, Ini Nama-nama Desa Terendam
Baca juga: Banjir Rendam Tujuh Kecamatan di Aceh Barat, Warga ‘Dipaksa’ Keluar Rumah Saat Tengah Malam