Untuk itu penting bagi kita untuk dapat terus bersama anak-anak remaja kita dalam kesehariannya. Itu artinya perlu adanya usaha besar untuk memperbaiki relasi dalam keluarga, bahkan merombak sistem yang ada jika memang dirasa perlu. Bukan hanya anak yang perlu kita bina habis-habisan agar menjadi anak saleh yang bisa melaksanakan shalat tiap waktu, mau dan bisa mengaji dengan makharijul huruf dan bacaan tajwid yang baik karena semua itu kita anggap sebagai standar salehnya seseorang dan dekatnya dia kepada Tuhan agar terhindar dari perilaku negatif dan sia-sia.
Akan tetapi sebagai orang tua kita juga perlu berbenah dan mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk kita semisal tidak pernah hadir di waktu anak dan pasangan membutuhkan, tidak terbiasa memberikan perhatian pada anak dan menghabiskan waktu, berkegiatan bersama seperti berekreasi, berolah raga, bercanda, duduk bersama dan saling berbagi cerita dan tertawa, mengapresiasi sekecil apa pun usaha dan prestasi anak, dan mengucapkan terima kasih karena anak mau memahami pekerjaan dan sedikitnya waktu yang kita punya karena harus bekerja, dan tidak lupa membayar hutang waktu yang pernah hilang untuk mereka.
Selain itu, anak juga perlu dilatih, salah satunya sikap tangguh dan tanggung jawab agar menjadi pribadi mandiri, berinisiatif dan adaptif dalam menghadapi tantangan kehidupannya kelak. Ajarkan anak tentang kepahitan hidup, biarkan sesekali anak mengalami kesulitan dan kekecewaan, ajari mereka bahwa hidup tidak selalu menyenangkan, ada kesulitan yang membutuhkan keterampilan untuk keluar dari kondisi itu.
Ajarkan anak akan konsekuensi, kenalkan mereka dengan ketabahan, kesabaran, kemampuan untuk menahan dan menunda keinginan, keuletan, kegigihan, keberanian, kemauan bergerak berusaha, bertawakal dan terus menggantungkan diri kepada Allah swt. Inilah beberapa hal yang perlu dibiasakan dan ditumbuhkan dalam jiwa mereka.
Selain itu, membatasi anak mengakses internet, mengawasi dan memberikan pengertian jika terdapat konten kurang baik yang diakses anak, memberikan pemahaman tentang dampak buruknya dan membuat perjanjian untuk tidak mengakses konten tersebut di kemudian hari serta memberikan hukuman jika kedapatan melanggar kesepakatan, juga perlu dilakukan orang tua.
Lakukan dengan persuasif dan keberpihakan terhadap anak agar mereka tidak menjauhi kita. Jangan lupa mengapresiasi kejujuran serta sikap patuhnya. Kemudian berikan mereka beberapa alternatif kegiatan sebagai pengganti dari keasyikannya bermain gadget. Fasilitasi mereka mengikuti berbagai kegiatan atau forum.
Silakan memberikan anak kepercayaan memegang gadget, namun berikan juga mereka tanggung jawab dan sesekali cabutlah kesenangannya sebagai konsekuensi dari ingkarnya. Semoga kita mampu membentuk generasi Islam yang mandiri, tangguh dan pemberani sekaligus kuat akal dan lembut hati, berakhlak mulia serta cinta Allah, Rasul dan agama-Nya dari tempat tercinta, rumah kita.