Oleh: Dr. Wahyu Khafidah, S.Pd.I, MA
(Ketua Muslimah ISAD Aceh, Kaprodi PIAUD Universitas Serambi Mekkah)
SERAMBINEWS.COM - Transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) merupakan proses perpindahan peran anak sebagai peserta didik di PAUD menjadi peserta didik di SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar baru.
Masa transisi ini menjadi masa yang sangat penting untuk memastikan dan menetapkan kemampuan pondasi anak saat memasuki masa transisi ketika berada di kelas awal (SD).
Penguatan ini sangat penting karena kematangan kognitif anak yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar seperti numerasi, literasi dan hal lain yang mendasar.
Bersama telah kita ketahui bahwa sekolah PAUD dan TK yang sederajat memiliki tugas untuk mempersiapkan anak untuk anak siap bersekolah, sedangkan fungsi sekolah dasar (SD) adalah untuk menerima siswa dengan sekala potensi yang ada pada setiap anak usia dini yang masuk ke SD.
Ada tiga target perubahan transisi PAUD ke SD yaitu dengan cara:
1. Tidak adanya tes calistung pada proses penerimaan murid baru (PPDB) pada tahun ajaran di SD. Hal ini sudah berhasil dilaksanakan di Kota Banda Aceh yaitu anak yang baru masuk SD tidak diadakan tes calistung. Banda Aceh sendiri memiliki 90 rekomendasi untuk anak melanjutkan sekolah berdasarkan system zonasi bisa dilihat di panduan penerimaan peserta didik baru (ppdb) Banda Aceh tahun pelajaran 2023/ 2024.
2. Target kedua mengenai transisi PAUD ke SD adalah pada masa minggu awal sekolah semua kegiatan menerapkan masa perkenalan sekolah. Dengan masa perkenalan ini diharapkan peserta didik baru dapat merasa nyaman dalam berkegiatan belajar.
3. Target ketiga pada masa transisi anak PAUD ke SD melaksanakan proses penerapan pembelajaran dengan membangun enam kemampuan pondisi dasar anak. yaitu nilai agama, budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa dalam interaksi.
Ketiga target perubahan masa transisi anak PAUD ke SD adalah agar anak mendapatkan pengalaman belajar melalui bermain yang menyenangkan supaya anak dapat mengenali critical thingking (berfikir kritis) yang akan membuat anak bertambah berinovasi, berkreasi, yang dapat membentuk bakat, minat pada anak.
Dalam proses ini, semua unsur elemen harus mampu menghargai anak yang berbeda-beda perkembangan dan juga bakat dan minat anak, hal ini dikarenakan membangun kemampuan pondasi diperlukan dilakukan secara bertahap.
Membangun kemampuan anak perlu dilakukan secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan agar manfaat baik dari pembelajaran dapat tercapai.
Ketika transisi ini terwujud dengan baik, maka anak akan merasa senang dalam belajar.
Anak percaya bahwa dirinya pasti bisa asalkan mau berusaha. anak mampu mengelola emosi dan menghargai orang lain.