MASYARAKAT wajib membantu aparat penegak hukum untuk memberantas narkoba di bumi ‘serambi mekkah’ ini. Peran masyarakat sangat penting, terutama mengingat Aceh termasuk wi-layah yang sangat rawan peredaran narkoba.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Aceh memang syurga bagi pengedar narkoba. Buktinya hampir setiap bulan ditemukan berbagai kasus narkoba dimana pelakunya sudah sampai ke pe-losok desa, sehingga kondisi itu sangat menggangu kenyamanan masyarakat untuk beraktivitas secara normal.
Memang harus diakui sangat sulit memberantas kasus bar-koba di Aceh. Hal ini disebabkan para pelaku narkoba (bandar) tersebut terkadang mendapat perlindungan dari kelompok ma-syarakat tertentu, sehingga mereka terasa agak leluasa dalam menjalankan bisnis haram tersebut.
Untuk itu, kita mengharapkan sudah saatnya masyarakat un-tuk tidak memberi angin kepada pelaku narkoba, apapun alasan-nya. Sebab, efek narkoba ini akan merusak kehidupan masyara-kat, terutama generasi muda yang masih memiliki masa depan yang sangat panjang. Bantulah aparat penegak hukum dalam memberantas narkoba tersebut sampai ke akar-akarnya.
Sebelumnya diberitakan, personel Ditresnarkoba Polda Aceh kembali menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu-sabu sebanyak 57 kg di perairan laut Aceh Besar.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Ahmad Haydar dalam konferensi pers di Mapolda Aceh, Rabu (12/7/2023) mengatakan, sabu-sabu terse-but diselundupkan oleh jaringan internasional Thailand, Malaysia, dan Aceh. “Jaringan yang kita tangkap ini merupakan jaringan ma-fia sabu-sabu internasional, Thailand, Malaysia, dan Aceh. Pemilik-nya ini orang Aceh pelakunya juga orang Aceh,” kata Ahmad Haydar.
Ia menjelaskan, pengungkapan kasus itu berawal dari informa-si yang diperoleh personel Ditresnarkoba Polda Aceh pada 2 Juli 2023 dari masyarakat. “Kita tentu berterima kasih kepada ma-syarakat atas informasi ini, kalau tidak ada masyarakat tentu ka-sus ini tidak terungkap,” kata Kapolda.
Lalu pada 4 Juli, tim gabungan Ditresnarkoba Polda Aceh kem-bali mendapat informasi bahwa pelaku atas nama AH telah menye-berang ke perairan Malaysia untuk menjemput narkoba jenis sabu-sabu dan akan didaratkan ke wilayah Aceh Besar. “Tim gabungan Ditresnarkoba Polda Aceh, Direktorat Tipid Narkoba Mabes Polri, Di-rektorat Intelkam Polda Aceh, dan DCBC Kanwil Aceh langsung mela-kukan pemantauan terhadap jaringan pelaku AH ini,” katanya.
Pada pukul 21.20 WIB hari itu, tim gabungan patroli laut meli-hat boat target sedang berjalan menuju ke perairan laut Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Boat yang sedang mem-bawa barang haram itu sempat kabur. “Kita langsung mengejar dan melakukan tembakan peringatan, namun boat target melari-kan diri dengan kecepatan penuh sambil membuang tiga karung goni warna putih yang berisi narkotika jenis sabu-sabu ke laut,” jelas Kapolda.
Petugas kemudian melihat empat orang di dalam boat melom-pat ke laut untuk melarikan diri. Tim bergerak cepat lalu mering-kus keempat-empatnya. Selanjutnya, tim melakukan penyisiran dan menemukan dua karung goni yang berisi 57 kg sabu. Tim juga menemukan barang bukti lainnya, yaitu satu HP satelit.
Bersamaan dengan itu, petugas juga menangkap satu anak buah kapal (ABK). Total tersangka yang berhasil ditangkap da-lam pengungkapan narkoba tersebut sebanyak lima orang, yakni AH selaku pemilik sabu-sabu, II, RI, dan dua tersangka lainnya.
Dari hasil pengungkapan lanjutan kasus itu, petugas juga ber-hasil mengumpulkan barang bukti lainnya seperti handphone, mobil, termasuk senjata jenis softgun berisi lima peluru. “Pelaku terancam hukuman 20 tahun penjaran dan maksimal hukuman mati,” pungkas Kapolda Aceh dalam konferensi pers didampingi Wakapolda Aceh, Kepala BNNP Aceh, Kepala Bea Cukai, Dirres-narkoba, dan Kabid Humas Polda Aceh.
Untuk itu, sekali lagi, kita berharap agar semua pihak ikut ter-libat dalam memberantas jaringan narkoba ini, tentunya dengan cara bekerjasama dengan aparat penegak hukum. Tanpa keterli-batan masyarakat akan sulit bagi aparat penegak hukum, apala-gi jika mereka harus bekerja sendirian. Semoga!
POJOK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dukung bank konven kembali ke Aceh
Silakan adu argumentasi, ‘bek beungeh-beungeh beh’?
Luhut atau Bamsoet bisa gantikan Airlangga sebagai Ketum Golkar, kata Ridwan Hisyam
Carilah ketua yang jelas kelaminnya…
Potensi maney politic dan black campaign tinggi di Aceh, kata Bawaslu
Money politic itu di Aceh disebut “lapek ranub”, tahu?