OISCA Indonesia Tutup Program Hibah Jepang Rp 20,8 Miliar untuk Masyarakat Adat Ciptagelar 

Penulis: Jamaluddin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani dari Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar yang ikut studi banding ke Jepang dan penerima dana hibah yang dikelola OISCA Indonesia foto bersama dengan tim Ketua OISCA Indonesia di saluran irigasi desa setempat, Jumat (21/7/2023)

Ketua OISCA Indonesia, Khaidir Abdurrahman SIP MAP,  mengatakan, program itu berjalan sejak Maret 2020 hingga Agustus 2023.

Laporan Jamaluddin I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Lembaga swadaya masyarakat asal Jepang, OISCA Indonesia, menutup program pemberdayaan masyarakat senilai Rp 20,8 miliar, Jumat (21/7/2023).

Penutupan program yang sudah berjalan tiga tahun di Kasepuhan Ciptagelar (Gelaralam), Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu disertai dengan peresmian sarana air bersih. 

Ketua OISCA Indonesia, Khaidir Abdurrahman SIP MAP,  mengatakan, program itu berjalan sejak Maret 2020 hingga Agustus 2023.

Menurut Khaidir, Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah  kampung adat di kaki Gunung Halimun Salak yang mempertahankan tradisi leluhur dalam kehidupan sehari-hari. 

"Program ini memanfaatkan bantuan dari Pemerintah Jepang (Grant Assistance for Japanese NGO Projects) dengan nama proyek bantuan untuk membenahi landasan kehidupan, serta memperbaiki lingkungan hidup, dan pemasukan bagi komunitas yang mempertahankan pola kehidupan tradisional," kata Khaidir yang juga Anggota DPR RI Periode 2014-2019 dari Partai Gerindra asal Aceh.

Hadir pada acara itu, Mr Tamura Masami, Charge d'Affaires ad Interim Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia dan Kepala Perwakilan OISCA International, Kano Tatsuya.

Baca juga: Niat Kencan Berujung Maut, Seorang Pria Dibunuh Kakak Adik Usai Booking Wanita Via MiChat

Sedangkan dari pihak Indonesia dihadiri Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, bersama aparatur Pemkab Sukabumi dan ratusan masyarakat setempat.

Untuk diketahui, selama tiga tahun, OISCA menggunakan dana tersebut untuk membangun sejumlah prasarana dan sarana.

Untuk tahun pertama, program difokuskan untuk membangun dan memperbaiki saluran irigasi sepanjang 9 Km, dua dam, dan laboratorium pertanian. 

Tahun kedua, dibangun bank sampah dan galeri hasil produk masyarakat.

Sedangkan pada tahun ketiga, dibangun 11 fasilitas air bersih/MCK untuk umum, satu fasiltas air bersih/MCK untuk masjid, serta satu bak penampungan air dan pipanisasi. 

Selain pembangunan sarana Fisik, OISCA juga memberikan bantuan dalam bentuk bimbingan dan pelatihan kepada masyarakat adat Ciptagelar untuk budidaya sayuran, peternakan, perikanan, agroforestry, serta studi banding ke Jepang untuk budidaya sayur, ikan, dan ternak selama dua pekan bagi 15 petani asal Ciptagelar.

Baca juga: Diduga Garap Janda yang Juga Guru PPPK di Sekolah Dipimpinnya, Oknum Kepsek di Abdya Digerebek Warga

Adapun bantuan lain yang sekarang sudah berkembang (data Desember 2022) yakni domba garut 377 ekor, itik 5.910 ekor, ikan air tawar 6,2 ton, tanaman agroforestry 3.200 batang (terdiri ataa tanaman kopi, pala,  cengkeh, jeruk, aren, dan lada).

"Alhamdulillah, program-program tersebut sudah membawa dampak bagi penambahan pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat adat Ciptagelar," ungkap Khaidir Abdurrahman kepada Serambinews.com di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (21/7/2023). (*)

Berita Terkini