SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Gigitan anjing suspect rabies terus memakan korban di medan dan Sumatera Utara.
Wabah rabies mulai bikin resah warga Kota Medan.
Bahkan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang mecatat, ada 17.000 ekor hewan penyebar rabies yang tersebar di wilayahnya.
Dari data yang ada, hewan penyebar rabies paling tinggi itu ada di Kecamatan Pancurbatu, dan Kecamatan Sibolangit.
Sebelumnya, Yuli Santa Tampubolon, bocah 10 tahun tewas usai digigit anjing kesayangannya di Desa Sungai Raya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi pada awal Juli lalu.
Teranyar, berdasarkan laporan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Peternakan (DKP3) Kota Medan, ada anak anggota DPRD Sumut dan ASN Pemko Medan yang digigit anjing suspect rabies.
Dari keterangan DKP3, anak anggota DPRD Sumut itu digigit anjing suspect rabies di Jalan Flamboyan I, Komplek Polda Sumut, Lingkungan VI, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.
Namun, anak tersebut kini dalam perawatan intensif.
Begitu juga dengan ASN Pemko Medan yang digigit anjing suspect rabies, kini sudah menjalani vaksinasi.
Menurut Kasi Pembangunan Kelurahan Tanjung Selamat, Iriani Lubis, anjing yang menggigit kedua korban ini mati setelah menyerang majikannya.
Namun, kata Iriani, satu anjing lainnya mati dalam keadaan suspect.
"Laporan dari warga, ada yang setelah hewan peliharaanya menggigit majikannya, langsung mati. Tetapi yang buat warga semakin heboh, sebelum hewan peliharaan anjing ini mati, anjing tersebut sempat menggigit anjing yang lain," kata Iriani, Selasa (25/7/2023).
Iriani bilang, begitu mendengar kasus tersebut, pihaknya langsung menggelar vaksinasi.
Vaksinasi ditujukan kepada semua hewan peliharaan, baik itu anjing maupun kucing.
Ia mengatakan, selain gencar melakukan vaksinasi, DKP3 juga telah memasang poster dan pengumuman.
"Kami imbau warga untuk menjaga hewan peliharaanya agar tidak dilepas terlebih dahulu. Kemudian meminta warga untuk tidak memasukkan anjing ke dalam rumahnya sementara ini," kata Iriana.
Baca juga: Bocah Usia 10 Tahun di Sumut Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Korban Sempat Alami Kejang
Terpisah, warga Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, yang mendapat kabar adanya program vaksin gratis hewan peliharaan langsung mendatangi tempat vaksin.
"Bersyukur sekali (ada vaksin gratis). Sebab lagi rawan hewan peliharaan terkena rabies," kata warga bernama Herawati.
Herawati bilang, bahwa ia pun rutin membawa anjing piaraannya untuk divaksin.
"Ini juga untuk keamanan kita. Untungnya kita tahu informasi ada vaksin rabies ini dari Pak Kepling. Karena gratis juga," jelasnya.
Sementara itu, dokter hewan bernama Dara mengatakan kegiatan ini berlangsung selama dua minggu.
"Jadi mulai hari ini kita keliling ke setiap Kecamatan. Dimana satu hari, satu kecamatan," jelasnya.
Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi rabies ini dilakukan pertama kali di Kecamatan Medan Tuntungan.
Sebab, kata dia, sudah banyak kasus hewan peliharaan terkena rabies di sini.
"Hari ini kita siap untuk menyuntikkan vaksinasi sebanyak 400 hewan peliharaan baik itu anjing maupun kucing," jelasnya.
Untuk kegiatan hari ini, kata Dara, warga cukup antusias untuk menyuntikkan vaksinasi rabies tersebut.
"Setelah divaksin, hewan ini jangan dulu diajak bermain atau berolahraga. Kemudian jangan juga dimandikan selama lima hari," jelasnya.
Diakui Dara, untuk pelaksanaan vaksinasi rabies khusus di Kecamatan Medan Tuntungan akan dilaksanakan selama dua hari.
"Karena memang sudah banyak kasus rabies yang kita terima di sini. Kemudian populasi masyarakat memiliki hewan peliharaan ada di Kecamatan ini maka kita laksanakan dua hari," ucapnya.
Baca juga: Kronologi Bocah Perempuan Digigit Anjing Kesayangan di Bali, Korban Meninggal Suspek Rabies
Ciri anjing rabies
Menurut dokter DKP3 Kota Medan, Dara, hewan peliharaan yang terpapar rabies umumnya akan lebih sering meringkukkan badannya.
Kemudian, hewan tersebut biasanya akan takut melihat bayangan dari genangan air dan tidak mau terkena sinar matahari.
Lalu, hewan peliharaan biasanya ekornya layu, tidak dikibas-kibaskan seperti biasa.
"Itu ciri-ciri yang bisa dikenali warga, apakah hewan peliharaannya terkena rabies atau tidak," kata Dara, Selasa (25/7/2023).
Dara mengatakan, bagi warga yang sudah memvaksin hewan peliharaannya, sebaiknya perhatikan imbauan berikut ini.
"Kalau sudah divaksinasi, jangan dimandikan selama lima hari. Kemudian jangan diajak olahraga atau keluar rumah," kata Dara.
Ia mengatakan, warga juga jangan meminta hewannya melakukan hal-hal berat.
"Tadi juga saya lihat hewan-hewan yang melaksanakan vaksinasi semua belum ada ciri-ciri rabies. Namun, kami imbau untuk seluruh warga agar segera melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaanya," paparnya.
Baca juga: 21 Warga Jalani Perawatan Akibat Digigit Anjing, dr Yunasri Mkes: Sudah Melakukan Vaksin Anti Rabies
Hewan Penyebar Rabies di Deliserdang Ada 17.000 Ekor, Pemerintah Malah Kekurangan Vaksin
Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang mecatat, ada 17.000 ekor hewan penyebar rabies yang tersebar di wilayahnya.
Dari data yang ada, hewan penyebar rabies paling tinggi itu ada di Kecamatan Pancurbatu, dan Kecamatan Sibolangit.
"Populasi HPR kita itu mencapai 17 ribu ekor. Sementara dosis yang kita punya cuma 10 ribu," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Refly Sofyan Siregar, Senin (24/7/2023).
Ia mengatakan, untuk 5.000 dosis vaksin milik Pemkab Deliserdang.
Sementara itu, 5.000 lainnya milik Kementerian Pertanian melalui dinas di Provinsi Sumut.
Refly menjelaskan, Dinas Pertanian menjadi pihak yang bertanggungjawab atas masalah rabies.
Sementara untuk kasus gigitan hewan penyebar rabies, itu kewenangan Dinas Kesehatan.
Saat ini, vaksinasi terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus rabies.
"Sekarang vaksinasi bertahap terus kita lakukan. Makanya sekarang ini dosis vaksin 10 ribu itu juga sudah mulai habis," kata Refly.
Ia menerangkan, saat ini petugas pusat kesehatan hewan (Puskeswan) mulai bergerak ke tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Deliserdang.
"Kita punya dua Puskeswan di Lubukpakam dan Pancurbatu. Mereka lah yang turun ke rumah-rumah. Satu Puskeswan melingkupi wilayah 11 Kecamatan," kata Refly.
Refly menjelaskan, untuk sasaran ketika petugas datang, tetap HPR seperti anjing, monyet maupun kucing.
Ia mengakui, jika sebelum masa Covid-19, penanganan yang dilakukan dengan melakukan kegiatan vaksinasi massal.
Hal itu dilakukan selama satu tahun sekali di Kabupaten Deliserdang.
"Mulai dari tahun 2020 atau sejak covid tepatnya, karena keterbatasan dana sampai saat ini vaksinasi massal tidak kita lakukan lagi. Makanya itu sekarang dilakukan bertahap. SDM kita juga kan kurang seperti dokter hewan dan paramedik. Contoh dari kecamatan ini dulu baru setelah itu kelompok ini pindah ke kecamatan lain," ucap Refly.
Ia menambahkan, sebelum tahun 2020, kegiatan vaksin massal berjalan karena petugas vaksinator juga diambil dari bidang lain.
Bukan hanya dari bidang peternakan saja namun juga PPL saat itu juga dilibatkan mengingat juga punya skil sebagai vaksinator.
Karena biaya operasionalnya masih ada jadi seluruhnya bisa digunakan sampai 100 orang lebih.
"Jadi setiap kecamatan langsung bergerak gak bertahap lagi tapi itu dulu. Kalau sekarang kita mengharapkan ada pro aktif dari pemilik anjing contohnya. Kadang-kadang kita datang ke desa itu dari rumah ke rumah nggak ada yang pegang anjingnya. Harusnya dia pegang anjingnya dan dibawa diserahkannya ke kita supaya divaksinasi," kata Refly.
Kasus lain juga disebut kadang ada warga yang memang tidak mau anjingnya divaksin.
Disebut anjing dipelihara untuk berburu sehingga dianggap ketika divaksin akan menjadi lemah.
Meski telah disampaikan itu adalah mitos namun banyak juga yang disebut nggak mau kalau anjingnya divaksin.
Bocah Usia 10 Tahun di Sumut Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies
Nasib pilu menimpa seorang bocah SD yang tewas usai digigit anjing.
Anjing peliharaan yang mengigit korban diduga mengidap rabies.
Sebelum meninggal dunia, bocah malang itu sempat mengalami kejang-kejang.
Korban bernama Yuli Santa Tampubolon, bocah 10 tahun tewas usai digigit anjing kesayangannya di Desa Sungai Raya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi.
Menurut informasi, sebelum tewas usai digigit anjing, bocah 10 tahun itu sempat mengalami kejang.
Ada dugaan, anjing yang mengigit Yuli Santa Tampubolon mengidap rabies.
Sebab, setelah anjing mengigit Yuli, hewan piaraan itu lebih dulu mati.
Menurut keterangan Naek Angkat, tetangga korban, tragedi nahas ini berawal saat korban bermain dengan anjing kesayangannya sekitar tiga minggu yang lalu.
Iklan untuk Anda: Heboh Ada Ular Sepanjang 33 Meter yang Muncul di Kalimantan
Advertisement by
Kebetulan, anjing kesayangan korban masih cukup kecil.
Meski begitu, ada dugaan anjing sudah terpapar rabies.
Saat tengah asyik bermain, tiba-tiba anjing kecil itu menggigit korban.
"Ini sudah kedua kalinya. Waktu itu sudah pernah digigit juga," kata Naek, Minggu (9/7/2023).
Naek mengatakan, setelah digigit anjing yang kedua kalinya, korban sempat tidak memberitahukannya pada sang ibu atau ayahnya.
Lalu, pada Minggu (9/7/2023) pagi kemarin, tiba-tiba saja korban mengalami kejang.
Karena kondisi korban seperti terpapar rabies pada umumnya, orangtua korban menghubungi Naek.
"Ayahnya bilang, kalau anaknya kejang," kata Naek.
Karena khawatir, kerabat dan tetangga lantas membawa korban ke RSUD Sidikalang.
Sampai di sana, korban kemudian dirujuk ke rumah sakit yang ada di Kota Medan.
Saat kendaraan masih berada di kawasan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, kondisi korban makin parah.
Tak lama kemudian, korban pun meninggal dunia di dalam mobil.
Karena korban sudah meninggal dunia, keluarga kemudian membawanya pulang ke rumah untuk dimakamkan.
Baca juga: Asib Ali, Pria India yang Dulu Viral Ditolak Syarifah Kini Menetap di Indonesia, Sibuk Jualan Online
Baca juga: Logam Mulia Turun, Emas Perhiasan di Langsa Masih Bertahan Rabu 26 Juli 2023
Baca juga: Pemred dan Wapim Serambi Indonesia Silaturahmi dengan Pj Bupati Nagan Raya
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Digigit Anjing Suspect Rabies, Anak Anggota DPRD Sumut dan ASN Pemko Medan Kini Jalani Perawatan