SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko rela dipecat demi mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Jika partai menilai tindakannya mendukung Prabowo sebagai capres keliru, Budiman dengan bersedih hati siap menerima konsekuensi pemecatan.
"Jika misalnya yang saya katakan yang saya lakukan (mendukung Prabowo) salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keanggotaan saya, tentu saya sangat sedih," kata Budiman saat ditemui di Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam.
Namun hingga saat ini, Budiman menyebut belum ada surat pemecatan atau surat peringatan dari PDI-P atas dukungannya kepada Prabowo.
Meski harus dipecat, dia yakin tetap menjadi kader nasionalis dan soekarnois, sesuai ideologi partai berlambang banteng.
Di sisi lain, Mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik ini berharap agar PDI-P tidak memberikan sanksi berat berupa pemecatan atas dukungannya kepada Prabowo.
Karena menurut Budiman, dukungan yang dilakukan kepada Prabowo bisa membuka jalan afiliasi strategis PDI-P dengan Gerindra.
"Bisa saja kesimpulannya begitu sehingga saya tidak dinyatakan terlalu bersalah," ucap dia.
"Sehingga kemudian tindakan saya ya salah, tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," imbuh dia.
Baca juga: Fakta- fakta Budiman Sudjatmiko Berbalik Arah Dukung Prabowo: Siap Disanksi oleh PDIP
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengingatkan kader di daerah untuk tetap solid mendukung bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.
Ia pun mewanti-wanti kader banteng yang ingin mendukung bacapres lain di Pemilu 2024.
"Dipersilahkan untuk mundur atau menerima sanksi pemecatan jika ada yang membelot dengan mendukung calon lain," kata Hasto usai membuka Rakerda III DPD PDI-P Provinsi Jambi, Sabtu (29/7/2023), dalam keterangan tertulis.
Adapun dukungan Budiman kepada Prabowo sudah dinyatakan secara terang-terangan beberapa waktu terakhir.
Prabowo dinilai sebagai sosok strategis yang bisa menggantikan kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang akan berakhir tahun depan.
"Saya melihat tak sempurna Pak Prabowo, tak ideal, tapi relatif (lebih baik) dibandingkan yang lain. Karena itu bagi saya kepemimpinan strategis penting untuk persatuan nasional," kata Budiman.
Baca juga: VIDEO Mantan Aktivis Reformasi Budiman Sudjatmiko yang Juga Kader PDIP Deklarasi Dukung Prabowo
Manuver Budiman Sudjatmiko
Manuver politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 semakin tegas. Beberapa waktu lalu, ia tampak akrab dengan bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Rupanya, kehangatan itu berlanjut. Belakangan, Budiman dan Prabowo kompak mendeklarasikan relawan pemenangan untuk pemilu presiden mendatang.
Meski menyatakan dukungan untuk kubu lawan, Budiman masih berada di bawah naungan PDI-P. Ia mengaku tak akan mundur jika manuvernya ini berujung sanksi dari partai banteng.
Keakraban Budiman dan Prabowo berawal dari pertemuan keduanya pada pertengahan Juli lalu. Budiman mengunjungi Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (19/7/2023) malam.
Pertemuan kedua tokoh berlangsung selama kurang lebih 2 jam. Usai pertemuan, Budiman mengaku memiliki kecocokan dengan Prabowo.
Baca juga: Sosok Budiman Sudjatmiko, Aktivis Reformasi dan Politikus PDI-P yang Puja-puji Prabowo
Ia bahkan menganggap mantan Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) itu sebagai sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia lepas dari krisis global.
“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo itu mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya,” kata Budiman.
“Dalam pengertian, suatu bangsa ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global,” ujar aktivis Reformasi itu.
Budiman pun menilai, dibutuhkan kerja sama antara figur yang berlatar belakang militer dan intelijen dengan sosok yang punya rekam jejak sebagai aktivis untuk menghadap situasi ini.
“Kedua orang itu biasanya mampu berbicara hal-hal strategis secara komprehensif,” katanya.
Budiman meyakini Prabowo sebagai sosok yang bisa menyatukan kelompok nasionalis. Keyakinan itu diklaim sebagai alasan yang membuat Budiman menemui Menteri Pertahanan tersebut.
“Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu saja. Jangan berkelahi begitu loh,” katanya.
Tak dukung Ganjar
Budiman mengakui bahwa dirinya tak mendukung bakal capres yang diusung PDI-P, Ganjar Pranowo. Menurutnya, sosok Prabowo lebih unggul dari Gubernur Jawa Tengah itu.
"Indonesia butuh kepemimpinan yang strategik. Pak Ganjar baik, bukan buruk ya. Tapi Indonesia butuh kepemimpinan yang strategik untuk hari ini," kata Budiman.
Menurutnya, ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bisa melihat keadaan global seperti kondisi ekonomi, teknologi, perang dan masalah-masalah lainnya. Budiman juga mengatakan, RI mestinya dipimpin oleh sosok yang punya visi misi jangka panjang.
Menyadari pilihannya bersebrangan dengan PDI-P, Budiman mengaku siap disanksi partai banteng. Budiman mengaku akan bertanggungjawab dengan pilihannya itu.
"PDI Perjuangan punya aturan kalau saya kena sanksi itu sepenuhnya tanggung jawab saya," kata dia.
Meski dukungannya buat Prabowo telah disampaikan secara terbuka, Budiman meminta agar publik tidak berandai-andai, Dia menegaskan bahwa sampai saat ini masih menjadi anggota PDI-P.
Masih kader
Pernyataan Budiman itu pun diamini oleh PDI-P.
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat menegaskan bahwa Budiman hingga kini masih berstatus kader PDI-P.
"Dia masih kader. Ya, masih kader. Dan kemarin juga ditanya, masih tetap merah. Kan gitu. Masih PDI Perjuangan," kata Djarot ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Djarot pun menilai, tak perlu ada pemanggilan yang kedua kalinya oleh PDI-P terhadap Budiman, sekalipun aktivis 1998 itu terang-terangan mendeklarasikan dukungan buat Prabowo.
"Enggak perlu (dipanggil lagi), saya pikir. Kemarin sudah dipanggil kan," ujarnya.
Meski demikian, Djarot tak bisa memastikan apakah ke depan Budiman masih akan tetap bertahan di bawah naungan PDI-P.
"Ya, kita lihat aja nanti," kata dia.
Baca juga: Hasil Liga Italia: Lautaro Martinez Cetak Brace, Inter Milan Kalahkan Monza
Baca juga: Hasil Lengkap Liga Inggris: Liverpool Menang, Tottenham Bungkam Man United, Man City Bekuk Newcastle
Baca juga: Ivan Gunawan Buatkan Gaun Resepsi Pernikahan Adiba Khanza dan Egy Maulana, Kapan Jadwalnya?
Sudah tayang di Kompas.com: Budiman Sudjatmiko Rela Dipecat PDI-P Demi Dukung Prabowo Jadi Capres