Harus Dibiasakan, Inilah Ucapan Simpel Tapi Sangat Bermakna, Buya Yahya : Akhlak Itu Wajib Dibangun
SERAMBINEWS.COM - Pendakwah Buya Yahya mengungkap ada satu ucapan simpel tapi sangat bermakna, ucapan ini menandakan seseorang itu mempunyai akhlak mulia atau tidak.
Dikutip dari kanal YouTube Al Bahjah TV, adapun ucapan simpel tapi sangat bermakna yang dimaksud Buya Yahya adalah ucapan "Terimakasih".
Diantara akhlak mulia seorang yang beriman adalah berterimakasih kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya. Yang mempunyai jasa meskipun hanyalah sedikit.
Mengucapkan terimakasih meskipun terkesan hanya perkara ringan, namun ia mencerminkan akhlak mulia yang bermuara pada baiknya iman seorang hamba.
Karena mukmin yang paling sempurna imannya, adalah yang paling baik akhlaknya.
Untuk itu, Buya Yahya menganjurkan agar kita mudah mengucapkan terimakasih kepada seseorang yang telah membantu.
Baca juga: Dosakah Ibu yang Sedang Tidur Menimpa Bayi Sampai Meninggal? Begini Kata Buya Yahya
Misalnya, ketika anda naik kendaraan taksi, ojek online dan lainnya, maka mulailah saat anda melakukan pembayaran, biasakan anda mengucapkan terima kasih, ini bentuk akhlak mulia kata Buya.
"Biasakan akhlak mulia, anda naik taksi atau naik apa, setelah keluar anda membayar kan? selesai. Tapi anda bukan manusia kalau hanya bayar, apa sih salahnya bayar sambil mengucapkan terima kasih," kata Buya Yahya.
Tidaklah sulit mengucapkan terimakasih, maka dari itu coba mulai biasakan, ini juga menandakan anda manusia atau bukan.
Selain mengucapkan terimakasih, dianjurkan Buya Yahya juga mengucapkan salam "assalamualaikum" kepada seseorang.
"Anda ngomong terima kasih susah, anda manusia atau bukan ? Dia nganterin anda (sopir), jangan mentang sudah dibayar, bilanglah 'makasih pak, asssamlamualaikum', apa sih salahnya gini?," tambah Buya.
Menuru Buya, akhlak baik kepada sesama manusia perlu dibangun dan dibiasakan. Pasalnya, manusia akan hidup dengan akhlak seseorang.
Baca juga: Kapan Waktu Shalat Dzuhur di Hari Jumat Bagi Wanita? Begini Penjelasan Buya Yahya
"Akhlak itu perlu dibangun, jangan mentang-mentang bukan kewajiban saya, anda hidupnya nggak begitu, hidupnya nggak sekedar dengan fiqih tapi dengan akhlak," pungkas Buya Yahya.
Untuk mendapatkan rumah tangga yang harmonis, bahagia dan penuh berkah, pasutri harus sama-sama berjuang dan berupaya untuk meraihnya.
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mencapai rumah tangga yang bahagia dan penuh berkah, salah satunya adalah menjauhi sifat jelek.
Seringkali ada sifat-sifat jelek yang dapat merusak keharmonisan rumah tangga.
Dalam sebuah ceramah inspiratif oleh Buya Yahya, beliau membahas tentang bagaimana menghindari sifat-sifat jelek ini demi menciptakan rumah tangga yang bahagia dan penuh berkah.
Dilansir Serambinews.com dari laman al bahjah, berikut tips mendapatkan rumah tangga bahagia dengan cara menjauhi sifat jelek berikut:
Baca juga: Buya Yahya Ungkap Alasan Mengapa Salam dan Jabat Tangan Sangat Dianjurkan : Bukan Formalitas Kosong
1. Tuntutan dan Ekspektasi Berlebihan
Dalam ceramahnya, Buya Yahya mengisahkan tentang tuntutan yang berlebihan dari mertua terhadap menantunya.
Ia menyoroti kasus seorang laki-laki yang dipaksa menjual motor satu-satunya untuk memenuhi tuntutan mertuanya.
Buya Yahya menekankan bahwa tuntutan dan ekspektasi yang tidak realistis dapat membawa dampak negatif pada rumah tangga.
Ia menyarankan untuk menghindari mengorbankan kesejahteraan keluarga demi memenuhi tuntutan yang tidak masuk akal.
2. Berbagi dan Membantu dengan Ikhlas
Dalam konteks membantu keluarga, terutama adik-adik atau saudara, Buya Yahya menegaskan pentingnya berbagi dan membantu dengan ikhlas.
Ia mengajak untuk merasa bangga ketika pasangan kita membantu keluarga, bukan malah merasa kesulitan atau repot.
Berbagi dengan sukarela dan ikhlas akan menguatkan hubungan dalam rumah tangga serta memberikan manfaat lebih besar.
3. Menghindari Sifat Minta-Minta
Buya Yahya mengingatkan kita untuk menghindari sifat permintaan yang berlebihan, baik kepada pasangan, saudara, maupun orang lain.
Ia menyoroti bahwa memiliki jiwa pengemis dan selalu meminta-minta adalah tanda jiwa yang rendah.
Sebagai gantinya, kita harus berusaha mandiri dan hanya meminta bantuan saat benar-benar diperlukan, bukan untuk hal-hal yang seharusnya dapat kita atasi sendiri.
4. Memiliki Jiwa Berbagi
Beliau menekankan bahwa memiliki jiwa berbagi adalah sifat yang mulia dan penting untuk dibangun dalam rumah tangga.
Membantu sesama bukan hanya mengenai memberikan materi, tetapi juga tentang memberikan dukungan, nasihat, dan waktu.
Jiwa berbagi akan membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam rumah tangga.
5. Menghargai Kemandirian
Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga menggarisbawahi pentingnya menghargai kemandirian.
Ia mencatat bahwa meminta-minta atau terlalu bergantung pada orang lain, terutama dalam hal finansial, bukanlah sifat yang baik.
Kemandirian adalah pondasi kuat dalam membangun kehidupan rumah tangga yang stabil.
Dalam ceramahnya, Buya Yahya memberikan panduan berharga tentang bagaimana menjauhi sifat-sifat jelek yang dapat merusak harmoni dalam rumah tangga.
Dengan menghindari tuntutan berlebihan, memiliki jiwa berbagi, menghargai kemandirian, serta menghindari sifat permintaan yang berlebihan, kita dapat membangun rumah tangga yang bahagia, harmonis, dan penuh berkah.
Semua ini adalah langkah-langkah penting dalam meraih keberkahan dan kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)