Bambang mengatakan, motif sakit hati yang mendasari dirinya bersama anak pertama, membunuh sang istri.
Bambang menyebut, istrinya selingkuh dengan laki-laki lain.
"(Korban) Itu istri saya. Saya diselingkuhi," katanya lirih.
Tindakan jahat itu dilakukan Bambang dan Muhammad Nur, kala bertemu dengan Ar yang berboncengan dengan BA, di Dusun Sungai Tengah, Desa Patalan.
Bambang dan Muhammad Nur pun langsung mengadang korban.
Tanpa panjang lebar, Ar dihujam sabetan celurit oleh suami dan anaknya itu.
Ar menderita delapan luka sayatan di tubuhnya, antara lain, kepala, tangan, dan leher.
Akibat luka itu, korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
Tubuhnya tergeletak di dalam selokan mengenakan daster ungu.
"Saat saya menyabetkan celurit. Saya sempat mendapat perlawanan. Saya dilempar batu," ungkap Bambang sembari menunjukkan luka lecet di pipi kirinya akibat lemparan baru.
Satreskrim Polres Probolinggo Kota telah meringkus Bambang dan Muhammad Nur.
Polisi mengamankan barang bukti sebilah celurit dan motor Yamaha Mio Jingga tanpa nopol yang ditunggangi pelaku.
Polisi juga rampung melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan.
Jasad korban dievakuasi ke Kamar Jenazah RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.
Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan dan mendalami kasus ini.