Konflik Palestina vs Israel

Hamas Menuduh PBB Telah Memainkan ‘Propaganda Palsu’, Minta Warga Gaza untuk Tidak Terpengaruh

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul dari perbatasan Rafah Gaza dengan Mesir saat serangan udara Israel pada 10 Oktober 2023. Perbatasan Gaza dengan Mesir, satu-satunya yang melewati Israel, terkena serangan udara Israel pada 10 Oktober 2023 untuk kedua kalinya di 24 jam, kata para saksi dan kelompok hak asasi manusia. Para saksi mata mengatakan serangan itu menghantam tanah tak bertuan antara gerbang Mesir dan Palestina, sehingga merusak aula di sisi Palestina.

Hamas Menuduh PBB Telah Memainkan ‘Propaganda Palsu’, Minta Warga Gaza untuk Tidak Terpengaruh

SERAMBINEWS.COM – Kelompok pejuang Palestina, Hamas menuduh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah memainkan ‘propaganda palsu’.

Pernyataan itu terkait dengan PBB yang memerintahkan 1 juta warga Gaza Utara harus keluar dari wilayah tersebut.

Hamas telah mendesak warga Palestina di Gaza untuk tidak terpengaruh oleh pernyataan tersebut, dikutip dari live update Al Jazeera, Jumat (13/10/2023).

Namun utusan Israel untuk PBB mengatakan bahwa tanggapan PBB tersebut terhadap seruannya agar semua orang di Gaza utara untuk pindah ke selatan dalam 24 jam ke depan adalah memalukan.

Sebelumnya, militer Israel mengatakan kepada PBB bahwa semua warga Palestina di utara Wadi Gaza, harus pindah ke selatan dalam waktu 24 jam.

Seorang juru bicara PBB mengatakan bahwa permintaan tersebut mencakup 1,1 juta orang, sekitar setengah dari populasi Gaza.

Dia mengatakan bahwa PBB sangat meminta agar perintah tersebut dibatalkan.

Warga Palestina mengeluarkan satu jenazah dari reruntuhan bangunan setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya, Jalur Gaza, Senin, 9 Oktober 2023. (The Associated Press)

Baca juga: Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 11 Staf PBB, Serukan Pertempuran Diakhiri

“Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap gerakan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.

Dujarric mengatakan bahwa perintah tersebut dapat mengubah situasi yang saat ini terjadi menjadi tragedi yang membawa malapetaka.

Dia menambahkan bahwa, perintah tersebut berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas PBB, termasuk sekolah, pusat kesehatan dan klinik.

Bagian utara Jalur Gaza mencakup pusat populasi terbesar, Kota Gaza, serta kamp pengungsi Jabaliya dan wilayah Beit Lahiya dan Beit Hanoun.

Peringatan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa operasi darat Israel akan segera dilakukan setelah pemboman Israel selama berhari-hari menewaskan lebih dari 1.500 warga Palestina.

423 Ribu Warga Gaza Mengungsi

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa lebih dari 423.000 orang kini terpaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza karena serangan militer Israel.

Jumlah pengungsi di Gaza bertambah 84.444 orang pada Kamis (12/10/2023) malam dan kini mencapai 423.378 orang, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA).

UNOCHA juga mengeluarkan permohonan darurat sebesar USD 294 juta untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Senin, 9 Oktober 2023. Militer Israel berjuang untuk mengusir pejuang Hamas keluar dari kota-kota selatan dan menutup perbatasannya pada Senin saat mereka menggempur Jalur Gaza. (AP Photo/Fatima Shbair)

Baca juga: Israel Terus Bombardir Gaza, 14 Faskes Rusak dan Tewaskan 10 Nakes, 1.448 Orang Palestina Terbunuh

“Dana tersebut diperlukan untuk membantu lebih dari 1,2 juta orang, kata UNOCHA.

UNOCHA menekankan bahwa kelompok bantuan tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk merespons secara memadai seluruh kebutuhan warga Palestina yang rentan.

 

Korban Meninggal di Gaza Tembus 1.400 Jiwa

Korban meninggal warga Palestina meningkat menjadi 1.417 jiwa akibat serangan udara besar-besaran Israel terhadap Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan pada Kamis (12/10/2023).

Dikatakan, korban jiwa termasuk 447 anak-anak dan 248 perempuan.

Setidaknya 6.268 orang terluka dalam pemboman tersebut sejak Sabtu (7/10/2023), termasuk 1.531 anak-anak dan 932 wanita, menurut sebuah pernyataan.

Sepuluh petugas medis juga meninggal dalam serangan Israel, kata kementerian tersebut.

Pasukan Israel telah melancarkan serangan militer yang berkelanjutan dan masif terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan militer oleh kelompok pejuang Palestina Hamas di wilayah Israel.

Baca juga: Vladimir Putin Tegaskan Israel Tidak Bisa Usir Penduduk Gaza: Ini Tanah Bersejarah Palestina

Konflik dimulai ketika Hamas memulai ‘Operasi Banjir Al-Aqsa’, sebuah serangan mendadak multi-cabang termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Sebagai tanggapan, militer Israel melancarkan ‘Operasi Pedang Besi’ terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.

Hal ini juga berdampak pada terputusnya pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang dilanda blokade yang melumpuhkan sejak tahun 2007.

Setidaknya 1.300 warga Israel tewas dan lebih dari 3.300 lainnya terluka dalam serangan Hamas, menurut angka resmi. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini