Konflik di Gaza, Turki Tarik Dubesnya Untuk Israel, Tapi tak Putuskan Hubungan Diplomatik
SERAMBINEWS.COM - Serangan Israel ke Jalur Gaza membuat korban terus berjatuhan.
Bahkan negara Zionis itu tidak peduli jatuhkan korban jiwa dari warga sipil.
Hal ini membuat marah warga hingga kepala negara yang peduli dengan bencana kemanusiaan di Gaza.
Bahkan Turki juga mengambil tindakan tegas atas ulah negara Yahudi itu.
Turki memanggil pulang duta besarnya untuk Israel Sakir Ozkan Torunlar imbas serangan Israel ke Gaza.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan memutuskan komunikasi dengan Perdana Menteri Netanyahu.
Namun demikian, Turki tidak memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena konflik di Gaza.
Baca juga: Israel Bom Sekolah dan Ambulans, Puluhan Warga Palestina Meninggal
Pemerintah Turki mengatakan penarikan duta besar tersebut guna berkonsultasi terkait pengeboman yang tiada henti yang dilancarkan Israel di Gaza dan semakin memburuknya situasi kemanusiaan di kantong yang telah terkepung.
Presiden Erdogan mengatakan memutuskan komunikasi dengan PM Netanyahu pada Jumat (3/11/2023).
"Netanyahu bukan lagi seseorang yang bisa kita ajak bicara. Kami telah menghapusnya," demikian pernyataan Erdogan yang dikutip Aljazeera dari media turki.
Turki memastikan hubungan kedua negara tetap berjalan. Intelijen Turki masih menjalin kontak dengan Israel dan otoritas Palestina.
Bulan lalu, para diplomat Israel telah meninggalkan Turki karena alasan keamanan akibat aksi unjuk rasa pro Palestina meletus di penjuru negara.
Baca juga: Amerika Serikat Mengaku Mulai Kehabisan Dana Untuk Bantu Ukraina Melawan Rusia
Korban tewas bertambah akibat serangan Israel
15 orang tewas akibat serangan udara tentara Israel yang menyasar konvoi ambulans di Jalur Gaza, Jumat (3/11/2023).
Selain korban tewas, serangan itu juga menyebabkan 60 warga menderita luka-luka.
Pejabat setempat mengatakan ambulans tersebut mengangkut pasien kritis dari Rumah Sakit al-Shifa ke perlintasan batas Rafah dengan Mesir.
"Korban-korban tersebut berada di dalam ambulans tersebut. Itu adalah konvoi medis," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, waktu setempat.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengutuk serangan Israel yang menargetkan ambulans tersebut.
Ambulans tersebut diketahui empat unit milik Kementerian Kesehatan dan satu unit milik PRCS.
PRCS mengatakan satu dari ambulans milik Kementerian Kesehatan menjadi target serangan misil Israel berjarak satu kilo meter dari rumaha sakit.
Sementara ambulans PRCS dihantam misil tentara Israel sekitar dua meter dari gerbang rumah sakit.
Baca juga: Rusia Kerahkan Lumba-lumba Terlatih Ke Laut Hitam, Cegah Pergerakan Pasukan Khusus Ukraina
Shadi al-Taif, petugas medis PRCS, menderita luka ringan akibat pecahan peluru di kakinya.
Sementara sopir ambulans Ahmad al-Madhoon menderita memar di dada.
PRCS mengatakan menargetkan tim medis merupakan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa, sebuah kejahatan perang.
Seorang fotografer Palestina Abdul Hakim Abu Reyash mengatakan saat serangan udara tersebut datang, banyak orang yang berada di luar Rumah Sakit al-Shifa.
Hal itu menyebabkan serangan tersebut menyebabkan korban tewas di pihak sipil.
Dia membahkan bawah warga yang terluka yang diangkut ambulans kebanyakan adalah perempuan.
Sejak perang pada 7 oktober lalu, lebih dari 9,227 warga Palestina di Gaza tewas. Sementara lebih dari 1,400 orang di Israel tewas. (Aljazeera)
Baca juga: Video Bocor, Anggota Knesset Israel Menangis Melihat Banyak Tentara Zionis Tewas di Jalur Gaza
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Turki Tarik Duta Besarnya untuk Israel, Presiden Erdogan Putuskan Komunikasi dengan PM Netanyahu,