Saat kejadian, korban tengah berada di kamar bersama sang isteri bernama Riska tiba-tiba petir menyambar sehingga mengenai pasangan itu.
Sang isteri yang turut terkena sambaran petir selamat, namun suaminya kritis hingga dilakukan upaya penyelamatan oleh warga.
Penyelamatan dilakukan dengan cara menanam tubuh korban dalam lumpur dengan tujuan agar segera pulih.
Upaya menanam tubuh korban sambaran petir merupakan cara warga yang dilakukan secara turun temurun.
Namun dalam upaya penanaman korban di Batu Napal ini tidak berhasil. Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat sambaran petir tersebut.
"Sempat ditanam dalam lumpur tapi tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," ungkap warga kepada Serambinews.com.
Peristiwa tahun 2020
Kasus sambaran petir terjadi pada Sabtu 29 Agustus 2020 lalu. Seorang remaja meninggal dunia akibat disambar petir saat membantu orang tuanya berada di kebun.
Peristiwa Tahun 2019
Hujan deras, petir menyambar dan angin kencang melanda Kota Subulussalam dan sekitarnya selama empat bulan terakhir ini.
Intensitas petir di Kota Sada Kata itu selama ini memang cukup mengkhawatirkan karena cukup sering mengenai manusia seperti yang terjadi pada Jumat (20/12/2019) sore, tiga remaja putri di Dusun Baitul Makmur, Desa Penanggalan, Kecamatan Penanggalan disambar setrum alam tersebut.
Pantauan Serambinews.com, setiap siang jelang petang langit Subulussalam tampak kelam dan jarak pandang terbatas. Hujan deras mulai turun sekitar pukul 15.00 WIB.
Hujan disertai angin kencang plus gemuruh petir membuat masyarakat setempat was-was.
Musim penghujan bukan hanya membuat warga kuatir bencana banjir dan longsor.
Namun yang tak kalah menakutkannya gemuruh petir karena selama ini guntur kerap menciderai manusia bahkan telah menelan puluhan korban jiwa di kota itu.