Gebyar PKA 8 2023

Aceh Selatan Raih Juara 1 Lomba Boh Gaca di Event PKA 8, Aceh Besar Raih Juara II

Penulis: Yeni Hardika
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LOMBA BOEH GACA - Para peserta mengikuti lomba boeh gaca dalam Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Museum Aceh, Banda Aceh, Rabu, (8/11/2023). (MCPKA/FZI)

Laporan Yeni Hardika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kabupaten Aceh Selatan berhasil meraih juara pertama dalam perlombaan Boh Gaca (ukiran inai) pada event Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 2023.

Pengumuman hasil lomba disampaikan oleh dewan juri setelah peserta dari sesi terakhir tampil pada Rabu (8/11/2023) sore, di Museum Aceh.

Dari 19 kabupaten/kota yang mengikuti perlombaan tersebut, Aceh Selatan berhasil meraih poin tertinggi yakni sebanyak 471.

Kemudian disusul oleh Kabupaten Aceh Besar sebagai juara dua dengan nilai 463 dan Kota Banda Aceh sebagai juara tiga dengan nilai 462.

Sementara untuk harapan I dan II masing-masing diraih oleh Kota Sabang dengan jumlah nilai 451 dan Aceh Tenggara dengan jumlah nilai 448.

Baca juga: Lomba Boh Gaca PKA 8, Ini Motif yang Diukir Kota Lhokseumawe, Ada Ornamen Asli Kota Petro Dollar

Ketua Dewan Juri, Irmayani Ibrahim mengatakan, ada beberapa poin penilaian dalam perlombaan tradisi dalam adat perkawinan Aceh ini.

Diantaranya yaitu kesesuaian tema, prosesi adat, khas daerah yang ditonjolkan, kreatifitas, dan kerapian.

"Karena ini event PKA menjaga nilai tradisi adat istiadat, maka prosesi adatnya kita nilai. Ukirannya juga, mencerminkan daerahnya atau tidak," ujar Irmayani usai penyampaian para pemenang, di Museum Aceh, Rabu (8/11/2023).

"Motif (ukiran), setiap daerah punya khasnya masing-masing. Bisa dikembangkan dan dikolaborasikan dengan tema PKA 8 yaitu rempah dari daerah itu," sambungnya.

Selain itu, orisinalitas dari bahan yang digunakan juga menjadi salah satu poin yang dinilai oleh dewan juri.

Baca juga: 19 Kabupaten/Kota di Aceh Memulai Tradisi Lomba Boh Gaca di PKA-8 2023

"Walaupun bahannya disediakan dari panitia, tapi proses pengolahannya dilihat juga. Misal ada yang petik daun pacar bulat-bulat, mestinya dibuang tulang daunnya," imbuh Irmayani.

Meski demikian, Irmayani mengatakan, hasil ukiran inai dari seluruh peserta sudah bagus dan mencerminkan tradisi daerah mereka.

Hanya saja pihaknya harus memilih mana diantara mereka yang terbaik dan paling memenuhi kriteria penilaian.

"Untuk menentukan (pemenang) kita harus melihat nilai-nilai lain secara keseluruhan. Tapi karena pemenangnya hanya ada lima, inilah yang menurut dewan juri yang terbaik," pungkasnya. (*)

Berita Terkini