Warga Tolak Etnis Rohingya

4 Pengungsi Rohingya Paksa Berenang ke Darat di Jangka Bireuen, Warga Mau Terima, Tapi Ada Syaratnya

Penulis: Yusmandin Idris
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Empat orang diduga pengungsi Rohingya turun dari boat ke darat, sedangkan lainnya tetap dalam boat di Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023)

Kemudian dengan bahasa India atau Bangladesh, mereka seperti menceritakan perjalanan dan meminta untuk diizinkan mendarat.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Di tengah upaya menarik boat pengungsi ke laut lepas di kawasan pesisir kawasan Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, empat manusia perahu pengungsi etnis Rohingya malah meloncat dan berenang ke darat dengan menggunakan pelampung.

Mereka langsung memberikan salam dengan ucapan "Assalamualaikum".

Kemudian dengan bahasa India atau Bangladesh, mereka seperti menceritakan perjalanan dan meminta untuk diizinkan mendarat.

Sementara itu, sebelumnya akhirnya warga bersedia menerima mereka mendarat, tapi langsung dibawa ke luar Jangka, apakah ke Bireuen atau ke tempat lain atau tak ditampung di desa mereka untuk mencegah timbul masalah. 

Saat di darat, Faisal dari UNHCR langsung berkomunikasi dengan para pengungsi tersebut.

Faisal, menyebutkan mereka berjumlah 249 orang terdiri dari anak anak, wanita dan pria remaja dan dewasa.

Kapal para pengungsi Rohingya semakin dekat dengan Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, Kamis (16/11/2023). Tapi kehadiran mereka kali ini ditolak warga setempat (SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS)

Baca juga: Tetap Ingin Mendarat di Bireuen, Manusia Perahu Rohingya dalam Kapal Buang Bantuan Sembako ke Laut

Mereka mengaku sudah 20 hari di laut dan mereka minta perlindungan.

Setelah pembicaraan tersebut, Faisal meminta perangkat desa untuk mendengarkan permintaan mereka, namun kepala desa atas nama masyarakat tetap menolak mereka turun.

Keempat pengungsi tersebut menceritakan harapan mereka.

Sementara itu, upaya menarik boat ke laut lepas terus diupayakan dengan mendatangkan satu boat lainnya untuk menarik ke laut lepas. 

Di sisi lainnya, warga tetap membantu dengan kembali mengumpulkan sumbangan untuk membeli berbagai kebutuhan, seperti air mineral dan juga untuk membeli nasi bungkus bagi mereka. 

Tetap Ingin Mendarat di Bireuen, Manusia Perahu Rohingya dalam Kapal Buang Bantuan Sembako ke Laut

Seperti diberitakan sebelumnya, manusia perahu diduga etnis Rohingya, Myanmar, dalam kapal yang ditolak mendarat di Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, membuang bantuan sembako dari warga setempat ke laut. 

Baca juga: VIDEO - BREAKING NEWS Warga Bireuen Tolak Pengungsi Rohingya Mendarat di Kuala Pawon

Pasalnya, mereka tetap ingin mendarat di pinggir pantai tersebut. 

Hal ini terjadi saat warga para etnis Rohingya dalam kapal itu hendak mendarat di Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, tapi ditolak warga setempat, Kamis (16/11/2023) pagi. 

Bantuan sembako berupa beras dan mie instan mereka buang ke laut saat diantar menggunakan boat ke kapal mereka yang diperkirakan berisi seratusan lebih warga etnis Rohingya itu.

Keuchik Kuala Pawon, Jangka, Mukhtar mengatakan, tadi ada warga membantu sembako maupun mie instan, setiba disana langsung dibuang ke laut.

"Bantuan itu walaupun sudah terendam air asin, kami ambil kembali," ujarnya.

Hingga pukul 11.00 WIB, perangkat desa maupun masyarakat tetap menolak mereka untuk mendarat.

Baca juga: Hendak Mendarat di Jangka, Tapi Ditolak, Kapal Diduga Ratusan Pengungsi Rohingya Ditarik ke Laut

Boleh mendarat dengan catatan mereka langsung dibawa ke luar Jangka, apakah ke Bireuen atau ke tempat lain.

"Kami tetap menolak mereka mendarat di sini," ujar Mukhtar selaku keuchik Kuala Pawon dengan perwakilan UNHCR, Faisal yang tiba di laut Jangka.

Sementara itu, kawasan pesisir Jangka semakin ramai dengan warga dan juga sejumlah anggota Polres Bireuen, Polsek Jangka, untuk memantau suasana.

Sementara itu, posisi boat para pengungsi semakin dekat dengan bibir pantai awalnya diperkirakan berjarak 200 meter, sekitar pukul 10.45 WIB berjarak sekitar 50 meter. 

Hendak Mendarat di Jangka, Tapi Ditolak, Kapal Diduga Ratusan Pengungsi Rohingya Ditarik ke Laut

Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, kapal diduga berpenumpang ratusan pengungsi etnis Rohingya yang hendak mendarat di kawasan pesisir Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023) pagi ditolak warga yang ramai-ramai berjaga di pinggir pantai itu. 

Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB, kapal yang disebut-sebut mati mesin itu pun ditarik ke laut lepas.

Namun, usaha menarik dengan satu boat kecil belum berhasil dilakukan.

Desakan untuk ditarik ke laut disuarakan ratusan warga yang tetap berjaga di kawasan Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh dan meminta kapal itu ditarik ke laut lepas.

Amatan Serambinews.com, satu boat ditumpangi sejumlah warga dan anggota Polsek Jangka mengikat tali pada bagian depan boat, namun mungkin karena muatan banyak dan penuh dengan para pengungsi boat tidak mampu ditarik.

Beberapa kali dicoba tarik, namun hingga pukul 10.16 WIB belum berhasil.

Sementara dalam boat terlihat dari jarak 200 meter ada yang terdengar menangis dan ada meminta mereka diterima untuk mendarat.

 
Sementara itu, warga di bibir lantai tetap memberi isyarat untuk menjauh.

Camat Jangka, Bireuen, Alfian S Sos bersama Kapolsek, Danramil terus memantau perkembangan dan melakukan koordinasi.

Upaya menarik boat dihentikan sementara dan mungkin menunggu boat lainnya agar mampu ditarik. 

BREAKING NEWS - Warga Jangka Bireuen Tolak Etnis Rohingya, Jaga di Pantai Saat Kapal Hampir Tiba

Seperti diberitakan Serambinews.com pertama kali, ratusan warga Jangka, Kabupaten Bireuen sekitar pukul 05.30 WIB, Kamis (16/11/2023) menolak kedatangan satu boat besar diduga membawa warga etnis Rohingya.

Boat atau kapal besar itu diduga hendak mendarat atau menurunkan warga para etnis Rohingya di Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen.

Informasi dihimpun Serambinews.com, boat berisi ratusan pengungsi Rohingya dengan bahasa isyarat disebutkan mati mesin. 

Hingga saat ini, boat penuh diperkirakan pengungsi Rohingya terlihat berada di laut berjarak sekitar 200 meter dengan bibir pantai.

Sementara di kawasan pantai ratusan kaum ibu dan bapak juga bertahan agar mereka tidak mendarat.

Amatan Serambinews.com, boat panjangnya diperkirakan 50 meter lebih penuh dengan para pengungsi juga bertahan di laut lepas, boat mereka tumpang hanya digoyang ombak.

Lokasi mereka bertahan berada di kawasan pantai Desa Pante Sukon, Kecamatan Jangka.

Keuchik Kuala Pawon, Mukhtar yang merupakan gampong tetangga Pante Sukon yang sedang bersama warga mencegah mereka mendarat mengatakan, boat berisi diduga pengungsi Rohingya terlihat sekitar pukul 04.50 WIB.

Begitu diketahui warga dari sejumlah desa segera merapat ke pantai dan menolak mereka untuk mendarat.

"Ada ratusan warga datang dan menolak mereka turun di kawasan desa kami," ujar Mukhtar.

Di lokasi terlihat Camat Jangka, Kapolsek, Danramil dan berbagai unsur memantau warga dan juga para pengungsi.

Seperti diketahui, para manusia perahu etnis Rohingya itu sudah seringkali terdampar atau sengaja diturunkan ke Aceh. 

Awal-awalnya mereka diterima dengan baik oleh warga Aceh, di mana saja mereka terdampar, termasuk di Jangka. 

Tetapi akhir-akhir ini, warga pun mulai jenuh karena setelah ditampung baik-baik, kehadiran mereka pun kerap bikin masalah, seperti kabur di lokasi penampungan dan lain-lain. (*)

 
 
 
 
 
 

 
 
 
 

 

Berita Terkini