Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Desa Bantayan, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara menjadi satu dari 15 desa se-Indonesia yang terpilih sebagai Desa Wisata Nusantara Tahun 2023, untuk kategori Desa Sangat Tertinggal/Tertinggal/Berkembang.
Untuk tingkat Provinsi Aceh, Bantayan menjadi satu-satunya desa asal Bumi Serambi Mekkah yang terpilih untuk kategori tersebut pada tahun ini.
Kepastian itu diperoleh berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada 15 November 2023.
Pengumuman itu disampaikan setelah melewati proses seleksi yang meliputi presentasi, wawancara, dan verifikasi lapangan.
Masing-masing 15 desa yang terpilih untuk Kategori I (Desa Sangat Tertinggal/Tertinggal/Berkembang) yakni Desa Bansri, Kabupaten Blora (Jawa tengah), Desa Bantayan, Kabupaten Aceh Utara (Aceh), dan Desa Golo Loni, Kabupaten Manggarai Timur (NTT).
Selanjutnya, Desa Guci, Kabupaten Tegal (Jawa Tengah), Desa Iso, Kabupaten Maluku Tenggara (Maluku), Desa Kalipelus, Kabupaten Pacitan (Jawa Timur), Desa Kiluan Negeri, Kabupaten Tanggamus (Lampung).
Berikutnya, Desa Labengki, Kabupaten Konawe Utara (Sulawesi Tenggara), Desa Lifuleo, Kabupaten Kupang (NTT), Desa Lukpanenteng, Kabupaten Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah), serta Desa Malung, Kabupaten Banyumas (Jawa Tengah).
Kemudian, Desa Partungko Naginjang, Kabupaten Samosir (Sumut), Desa Pela, Kabupaten Kutai Kertanegara (Kaltim), Desa Tanjung Lanjut, Kabupaten Muaro Jambi (Jambi), dan Desa Waetuwo, Kabupaten Wajo (Sulsel).
Peserta yang dinyatakan lolos hingga tahap akhir dan berhak menerima penghargaan adalah 15 desa peringkat terbaik pada Kategori I dan 15 desa peringkat terbaik Kategori II.
“Tadi saya mendapat undangan untuk menerima penghargaan pada malam apresiasi Pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2023,” ujar Keuchik Bantayan, Fazal Umri kepada Serambinews.com, Sabtu (18/11/2023).
Acara tersebut akan diadakan pada 24 November 2023, di Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB.
“Pengembangan desa wisata sudah kami lakukan pada tahun 2017, melalui dana desa atas dukungan masyarakat dan juga pembinaan dari pemerintah,” ujar Keuchik Bantayan.
Sehingga kini Desa Bantayan per tahun sudah mendapat Pendapatan Asli Gampong (PAG) dari lokasi wisata mencapai Rp 400 juta, yang dikelola Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Kunjungan tiap hari ke lokasi wisata itu mencapai 500-600 pengunjung, yang berasal dari Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, kemudian Lhokseumawe, Bireuen, Gayo, dan juga dari Banda Aceh, dan bahkan dari Medan.