Berita Banda Aceh

DPRA Tak Kunjung Bahas RAPBA 2024, MTA: Alasannya tidak Subtansial

Penulis: Masrizal Bin Zairi
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA dalam diskusi publik yang digagas Aceh Resource & Development menggangkat tema 'Pembahasan APBA 2024 Menggantung'.

"Kalau alasan tidak bahas (anggaran) karena gubernur tidak hadir, itu tidak subtansial," kata MTA saat menjadi narasumber diskusi di Cafe Escafe, Banda Aceh.

Laporan Masrizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Hingga 28 November 2023, DPRA belum juga membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2024. 

Sementara batas normal pembahasan berakhir akhir bulan ini, 30 November 2023. 

Jika tidak, APBA 2024 akan di-Pergubkan.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA mengungkapkan, penyebab DPRA tidak bahas RAPBA 2024 karena Pj Gubernur tidak memenuhi undangan dewan.

Menurut MTA, alasan tersebut tidak subtansial karena pembahasan anggaran menjadi wilayah Banggar DPRA dan Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA).

"Kalau alasan tidak bahas (anggaran) karena gubernur tidak hadir, itu tidak subtansial," kata MTA saat menjadi narasumber diskusi di Cafe Escafe, Banda Aceh.

Diskusi publik yang digagas Aceh Resource & Development menggangkat tema 'Pembahasan APBA 2024 Menggantung'. 

Baca juga: Terkait Belum Dibahasnya RAPBA 2024, Akademisi IAIN Lhokseumawe Angkat Bicara

Pada diskusi yang dimoderatori Akmal Abzal juga menghadirkan Koordinator MaTA, Alfian dan pengamat ekonomi Aceh, Rustam Effendi. 

Sejatinya, pimpinan DPRA juga menjadi salah satu narasumber, sayangnya tidak ada satupun anggota dewan yang hadir.

"Kalau pembahasan tidak dilakukan sampai 30 November, maka eksekutif wajib melakukan pembahasan dengan Kemendagri," tambah MTA. 

Pemerintah Aceh, sebut MTA, merasa aneh dengan dewan yang tidak mau membahas anggaran meskipun sudah dihadiri TAPA yang mewakili Pj Gubernur.

MTA pun menegaskan, bahwa dirinya tidak ada kepentingan apapun dalam konflik yang terjadi selama ini antara DPRA dan Pemerintah Aceh.

"Saya secara pribadi, saya tidak ada kepentingan, mau Achmad Marzuki Gubernur kek atau siapapun gubernurnya," ucapnya.

"Saya pelaku konflik, melihat Aceh ini harus memiliki harapan besar. Kalau nggak dipakai (oleh pemerintah), pulang kampung, ceumatok. Hana urusan loen, (Nyangkul. Nggak ada urusan saya), " tutupnya. (*)

Baca juga: BREKING NEWS - Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA Resmi Dilaporkan ke Polda 


 

 
 

 
 

Berita Terkini