Laporan Jafaruddin | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Temuan blok gas raksasa di Laut Andaman yang masih termasuk dalam wilayah bumi Aceh oleh Mubadala Energy berpotensi menjadikan Perta Arun Gas (PAG) menjadi LNG Production Plant seperti PT Arun NGL yang dulu, dan diprediksi dapat dimulai pada 2027. Jaraknya sekitar 100 kilometer dari PAG.
Demikian antara lain disampaikan Manager Commercial & Customer Relation PAG, Teuku Faris Riandi saat memberikan sharing knowledge dengan memaparkan profil bisnis perusahaan tersebut dalam edukasi bertajuk "Upskilling dan Etika Meliput Sektor Energi" di Guest House PAG, Rabu (20/12). Kegiatan dibuka Corporate Secretary PAG, Hatim Ilwan.
Edukasi itu diadakan PT PAG bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe itu, diikuti lebih 70 jurnalis/wartawan. Di antaranya anggota AJI Lhokseumawe, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Lhokseumawe, PWI Kabupaten Aceh Utara.
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Korda Lhokseumawe Raya, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Aceh, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Wartawan Aceh (PWA), dan Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Lhokseumawe.
“Teman-teman media sudah mendengar ada berita cukup besar dari SKK Migas, atas penemuan gas raksasa dari Andaman oleh Mubadala, di mana ditemukan sumber gas sangat besar di Bumi Aceh. Itu diprediksi 4 sampai 6 TFC (Trillion Cubic Feet),” ujarnya.
Sehingga ketika gas sudah bisa dioperasikan PAG sudah siap menjadi LNG produser kembali untuk menyuplai gas tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk dunia. Apalagi berdasarkan IHS Market pada Tahun 2022, PAG dinobatkan sebagai Terminal Reloading LNG teraktif di dunia.
“Fasilitas yang dimiliki PAG dari Eks PT Arun masih dalam kondisi sangat prima,” ujar alumnus Institut Teknologi Bandung (IPB). Dalam kesempatan itu, Teuku Faris juga memaparkan keunggulan yang dimiliki PAG, di antaranya lokasinya yang berada di jalur perdagangan Internasional dan Arun telah berhasil menerima LNG dari seluruh major sources dunia (Australia, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika).
Kemudian berlokasi di area 1,840 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL) yang memiliki keistimewaan dari Pemerintah. “Lokasi Arun sangat ideal untuk transshipment ke pasar regional Asia menggunakan kapal yang lebih kecil dan meningkatkan distribusi LPG saat ini untuk Sumatera Utara.” katanya.
Corporate Secretary PAG, Hatim Ilwan saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan selain sharing knowledge juga akan dilakukan keliling ke perusahaan. “Perta Arun Gas, secara perusahaan pada Maret mendatang baru berumur 11 tahun. PAG tidak bisa lepas dari keberadaan PT Arun NGL, dimana tahun 70-an sudah eksis di sini, tapi yang berbeda,” katanya.
Sampai hari ini PAG tidak mengambil gas dari bumi Aceh, jadi hanya sebagai perusahaan infrastruktur gas, terutama di bidang LNG. Gasnya dikirim dari Bontang dan Tangguh Papua. “Dulu ketika Arun masih berjaya, tempat inilah, tempat pengiriman LNG kemana-mana. Ke Korea, ke Jepang dan Amerika sampai November 2014 pengiriman terakhir kargo,” katanya.(*)