Pengungsi Rohingya

Mahasiswa Serang Pengungsi Rohingya, Panglima Laot: Menyayat Hati, Coreng Wajah Aceh di Mata Dunia

Penulis: Sara Masroni
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen Panglima Laot Aceh, Azwir Nazar menyoroti tindakan mahasiswa yang menyerang pengungsi Rohingya saat demonstrasi di Balai Meuseuraya Aceh, Rabu (27/12/2023).

"Poinnya apa, itu framing," tambahnya.

Baca juga: Sosok Safaruddin, Ketua YARA yang Lantang Siap Tampung Rohingya di Aceh

Baca juga: Kerap Ditanya soal Calon Istri dari Palestina-Suriah, Panglima Laot: Rohingya Belum Ada yang Tanya

Saat ini masyarakat dikatakannya sedang menghadapi framing media yang cukup kuat. Dahulu diceritakannya, orang-orang Aceh tidak masalah menerima pengungsi Rohingya.

Bahkan dia sempat membuatkan puisi kampanye soal mendukung Rohingya hingga dijadikan lagu saat masih di Turki dulu.

Namun akhir-akhir ini, justru berbalik dari yang dulunya simpati menjadi penolakan besar-besaran terhadap pengungsi Rohingya.

Bahkan terjadi gerakan pengusiran Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dari Aceh.

"Apa karena ada domain politik menggiring bahwa lembaga internasional usir saja dari Aceh, tidak perlu ada IOM dan sebagainya, itu satu sisi ya," kata Azwir.

Berdasarkan pengalamannya di internal, ada 18 kabupaten dan 179 Panglima Laot Lhok yang berhadapan langsung dengan Rohingya.

Ketika mendarat di kawasan Pantai Lamnga Gampong (Desa) Baro Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar beberapa waktu lalu, diakui Sekjen Panglima Laot Aceh ini kalau dia langsung menghubungi Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Aceh dan Kapolda Aceh untuk penanganan.

"Bang Yus (Yusrizal Kadinsos Aceh) langsung beliau perintahkan Kadis Sosial (kabupaten) datang, maka cepat penanganannya," ungkap Azwir.

"Tapi di lapangan, saya bilang Rohingya adalah saudara kita, saya dibully. Ka cok bak mak ka (ambil ke mamakmu), dibully saya habis-habisan," tambahnya.

Baca juga: Tentara Israel Stres, Tembak Rekannya Sendiri setelah Alami Mimpi Buruk di Gaza

Kemudian persoalan lain dikatakannya, masyarakat di kampung pada dasarnya siap menerima bahkan memberikan makan untuk pengungsi Rohingya hingga tiga hari.

Namun persoalannya, pawang-pawang Panglima Laot di daerah dikenakan wajib lapor dan dipanggil-panggil penegak hukum bila ikut menolong, bahkan ada yang tidak bisa melaut hingga dua pekan gara-gara persoalan ini.

"Saya senang hari ini ada yang bela Rohingya, karena di masyarakat kita sudah ter-framing bahwa Rohingya itu sampah, (dianggap) keji sekali," ucap Azwir.

Sekjen Panglima Laot Aceh ini juga menawarkan solusi agar nelayan di Aceh mendapatkan proteksi.

Karena para nelayan ini diungkapkannya, adalah orang yang berada di garda terdepan mendapatkan informasi bila pengungsi Rohingya datang.

Halaman
123

Berita Terkini