Pengungsi Rohingya di Sumut Bertambah Jadi 156 Orang, 8 Orang ‘Hilang’ karena Ditolong Warga: Luka
SERAMBINEWS.COM, MEDAN – Jumlah pengungsi Rohingya yang mendarat di Sumatera Utara (Sumut) ternyata berjumlah 156 orang, bukan 147 orang seperti kabar sebelumnya.
Penambahan 8 orang ini terjadi setelah mereka kembali bergabung bersama pengungsi Rohingya lainnya di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
8 orang ini ‘hilang’ alias tidak terhitung pada saat petugas melakukan pendataan jumlah mereka yang mendarat di Sumut.
Mereka hilang di lokasi pendaratan setelah warga setempat memberikan pertolongan terhadap satu pengungsi Rohingya.
Sedangkan 7 orang lainnya ikut untuk menemani pengobatan yang diberikan oleh warga dan juga ‘menghilang’ untuk buang air besar (BAB).
Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban mengatakan, satu dari pengungsi sempat dibawa masyarakat sekitar untuk berobat karena luka diduga terkena duri ikan dan beberapa diantara ikut menemani.
"Awalnya kami hitung 147. Setelah itu hitung kembali ternyata 156. Rupanya ada yang kakinya kena ikan dibawa berobat. Sebagian ikut antar,”
“Di belakang ada pulau ada yang buang air besar,"kata Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban, Selasa (2/1/2024), dikutip dari TribunMedan.
Baca juga: Pengungsi Rohingya di Pidie Capai 889 Orang, Pj Bupati Pidie Tolak Kedatangan yang Baru
Polisi menyebut, dari 156 pengungsi Rohingya itu, 56 diantaranya memiliki kartu identitas dari United High Commisioner for Refugees (UNHCR) dan 50 orang tidak memiliki kartu.
Mereka terdiri dari 28 anak laki-laki dan 20 anak perempuan selebihnya pria dan wanita dewasa.
Diketahui, mereka mendarat di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (30/12/2023) sekira pukul 23:00 WIB jelang tengah malam.
Informasi yang didapat aparat gabungan dari masyarakat, kapal mereka diduga sengaja dibocorkan agar bisa mendarat dan menetap di wilayah Sumatera Utara.
Kemudian, nahkoda kapal juga diduga langsung kabur menggunakan perahu kecil usai menyelundupkan para pengungsi.
"Diduga kapal yang membawa pengungsi rohingya asal Bangladesh karam adalah unsur sengaja merusak kapal dari pihak Tekong/Nahkoda kapal yang langsung melarikan diri dengan menggunakan boat kecil,"ungkap Janton.
Terkait adanya dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ratusan pengungsi Rohingya ke Sumatera Utara yang menguntungkan agen karena dibayar, Polres Pelabuhan Belawan belum melakukan penyelidikan.
Sejauh ini polisi hanya memberi pengamanan lokasi dan terus berkoordinasi dengan imigrasi, pemerintah daerah dan UNHCR.
"Belum ada penyelidikan. Sejauh ini kami sifatnya pengamanan lokasi pengungsi dan sudah memasang garis polisi," katanya.
Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi menyebut, pasca 156 pengungsi Rohingya tiba, pihak UNHCR tak bisa dihubungi.
Sehingga, sampai malam pergantian tahun atau 1 x 24 jam pengungsi Rohingya tiba, pemerintah daerah dan aparat tak bisa berkomunikasi dengan Badan PBB urusan Pengungsi itu.
"Sedikit tambahan laporan bahwa sampai malam ini UNHCR belum bisa kami hubungi dan hadir disini,"kata Agung saat melaporkan situasi terkini pengungsi Rohingya kepada Panglima TNI dan Kapolri melalui meeting zoom, di lapangan Benteng Medan, Minggu (31/12/2023) malam.
Sementara itu, Panglima TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa dirinya sudah memerintahkan kepada Lantamal I Belawan untuk menghalau pengungsi Rohingya masuk ke perairan Sumatera Utara.
Bahkan, Angkatan Laut Indonesia dengan Angkat Laut India sempat saling dorong supaya mereka tak masuk ke Indonesia maupun India.
Disebut, angkatan Laut India mendorong pengungsi masuk ke Indonesia, sementara Angkatan Laut Indonesia juga menolak.
"Saya sudah memerintahkan Lantamal untuk menghalau sebenarnya. Kemarin ada tarik menarik antara angkatan laut India dengan kita,”
“Angkatan Laut India mendorong pengungsi itu masuk ke kita. KRI kita juga mendorong agar keluar,"kata Agus saat menyampaikan pesan kepada Kapolda Sumut, Pangdam I Bukit Barisan dan PJ Gubernur Sumut, Minggu (31/12/2023) malam di lapangan Benteng Medan.
Di sisi lain, Pj Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin masih belum tahu bagaimana penanganan pengungsi Rohingya yang mendarat di wilayahnya.
Ia menyampaikan, ratusan pengungsi Rohingya tersebut telah diberikan bantuan dasar seperti obat-obatan dan makanan.
"Secara awal kita sudah berikan bantuan kebutuhan dasar, nanti kita tangani dengan mekanisme yang ada sesuai arahan dari atas, tentunya kita cek kesehatan, dan hal-hal yang lain juga," ungkapnya, Minggu (31/12/2023).
Lalu, saat disinggung apakah pemerintah Sumatera Utara akan menampung para pengungsi Rohingya ini, Hassanudin mengaku belum mengetahuinya.
"Masalah penampungan itu nanti ditentukan dari pusat, kita akan melapor bagaimana mekanismenya," ucapnya.
Pihaknya juga sudah melaporkan soal adanya pengungsi Rohingya yang mendarat ke wilayahnya dengan jumlah sebanyak 156 orang ke pemerintah pusat.
"Tadi juga sudah dilaporkan ke pusat, bahwa kita kedatangan pengungsi Rohingya sejumlah 147 orang (sebenarnya 156 orang)," kata Hasanudin.
Ia menjelaskan, keberadaan pengungsi Rohingya ini berada di sebuah pulau dan tidak bersinggungan langsung dengan masyarakat yang berada di sana.
"Tentunya hal ini sudah kami terima dan mereka sudah di lokalisir ke suatu tempat yang masih berupa teluk dan belum berkontak langsung dengan masyarakat," sebutnya.
Hasanuddin juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berkomunikasi dengan UNHCR terkait keberadaan pengungsi Rohingya ini.
"Sekarang ini karena dia sudah terdampar di tempat kita akan kita berikan pertolongan pertama kemanusiaan,”
“Sudah dilaporkan kan mungkin sekarang UNHCR sudah akan menuju ke sana dia akan lihat," katanya.
Hasanuddin juga mengaku belum mengetahui, apakah ada tindakan pidana TPPO dalam kasus terdamparnya ratusan orang Rohingya ini atau tidak.
"Belum ada sampai sekarang, belum terungkap hal-hal yang lain, kita baru menemukan hal-hal yang mendasar," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Kuala Besar Amiruddin mengatakan para pengungsi Rohingya tiba di wilayahnya pada Sabtu sekira pukul 23.00 WIB.
"Tadi malam sampan mereka mendarat ke pantai, orangnya (pengungsi Rohingya) langsung naik ke darat,”
“Warga Kuala Besar pun datang melihat mereka," ujar Amiruddin saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Minggu (31/12/2023)
Setelah itu, atas dasar kemanusiaan warga setempat berdatangan memberikan pertolongan terhadap para pengungsi.
"Jadi kondisinya ada (pengungsi) yang sakit, tapi ya kita atas dasar kemanusiaan yang sakit kami obati masih dibawa ke desa kami,”
“mereka juga gak punya makanan, jadi kelaparan, jadi warga kami juga kasih makanan," ujarnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)