SERAMBINEWS.COM - Biasanya saat memulai hubungan yang baru, seseorang ingin mencari tahu segala hal tentang pasangannya.
Hal-hal yang ingin diketahui ini mulai dari sikap baik buruknya, kebiasaan yang sering ia lakukan, kisah asmara, hingga masa lalu pasangan.
Bahkan, rasa ingin tahu tersebut, terkadang masih terus berlanjut meski keduanya sudah menikah.
Namun, hal itu justru sering menjadi sebuah pemicu pertikaian ketika sudah berumah tangga.
Lantas, bolehkah menanyakan masa lalu pasangan?
Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, Selasa (9/1/2024), Buya Yahya mengatakan, tidak perlu kita mengetahui rahasia masa lalu pasangan, baik itu masa mudanya dihabiskan untuk hal apa, kisah asmara, hingga masa lalu pasangan.
Ini berlaku tidak hanya untuk laki-laki, tetapi juga perempuan.
Baca juga: Buya Yahya Sebut Cara Cara Mencintai Rasulullah, Diawali Membiasakan Diri dengan Sunnahnya
"Jangan Anda pengen tahu rahasia masa lalu pasanganmu, meskipun kamu penasaran dia dulu ngapain sih waktu mudanya," kata Buya Yahya.
Lanjut Buya, ketika Anda sah menjadi pasangannya, maka rawat, tutup aibnya dan dukunglah dia dalam hal kebaikan tanpa perlu mengetahui masa lalunya.
"Sudah jadi istrinya atau suaminya ya tutup semuanya, jadiakan dia pasangan yang ganteng dan tercantik, tersholeh gitu loh, jangan bermacam macam," sambung Buya.
Bukan tanpa alasan, Buya Yahya mengungkap nantinya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jika pasangan mengetahui masa lalu pasangan.
Adapun kekhawatiran tersebut meliputi rasa bersedih ketika sudah mengetahu masa lalu itu, dan jika menikah keduanya rentan saling merendahkan, caci maki dan saling mengolok, yang dimana hal ini tidak dicontohkan baginda Nabi SAW.
"Jangan tanya nanti kalau kamu dijawab nangis, kamu tuh sudah ditutup aibnya oleh Allah kok pengen tahu, jadi Anda nggak boleh karena nantai efeknya merendahkan, suami istri akan merendahkan, caci maki, olok-olokan, dan itu bukan pendidikan baginda Nabi," pungkas Buya Yahya.
Baca juga: Cara Mencintai Rasulullah Agar Meraih Syafaatnya di Hari Akhir, Simak uraian Buya Yahya
Buya Yahya Ungkap 5 Adab Jika Terlanjur Mendengar atau Melihat Aib Orang Lain, Nomor 3 Paling Susah?
Sebagai manusia, setiap orang tentunya pasti memiliki aib masing-masing, pernah melakukan kesalahan dan keburukan semasa hidupnya.
Keburukan-keburukan itu biasa kita sebut dengan aib seseorang.
Meski setiap orang punya aib, namun Islam sangat melarang setiap individu untuk membongkar atau menyebarkan aib, baik itu aib pribadi maupun aib orang lain.
Justru Islam mengajarkan pentingnya menjaga harga diri dan martabat individu.
Membuka aib sendiri maupun aib orang lain dapat merusak citra diri, merugikan reputasi, bahkan membuka peluang bagi orang lain untuk mencela atau mengejek.
Mungkin bagi sebagian orang susah untuk menyimpan aib seseorang, apalagi aib tersebut pernah dilihatnya secara langsung dan didengarnya dari orang lain.
Baca juga: Begini Tiga Adab Bicara Sama Orang Tua Diungkap Buya Yahya, Nomor Dua Sering Dianggap Sepele?
Tapi ketahuilah, jika kamu berhasil menyimpang aib seseorang tanpa mengumbarnya, maka kamu termasuk orang yang memiliki akhlak baik dan mendapat pahala besar.
Hal tersebut disampaikan oleh Buya Yahya dalam sebuah kajian dakwahnya yang diunggah melalui kanal YouTube Al Bahjah TV.
Dalam video tersebut, Buya Yahya mengungkap lima adab jika kita terlanjur mendengar atau melihat aib orang lain.
Adapun adab tersebut meliputi :
- Tidak ingin tahu tentang aib seseorang.
- Setelah anda tahu aib tersebut, berusahalah untuk melupakannya.
- Tidak menceritakan aib pribadi atau orang lain kepada siapapun, kalau benar soal aib tersebut, maka anda menggunjing, namun kalau salah, maka anda telah memfitnah.
- Panjatkan doa kebaikan dan kemuliaan kepada orang yang memiliki aib.
- Jangan sebut dengan kalimat jelek.
Penting untuk diketahui bahwa adab ini berlaku jika anda terlanjur mengetahu atau mendengar aib orang lain seperti teman, keluarga maupun tetangga.
"Ayo kita biasakan kalau anda melihat kejelekan tetangga dan seagainya.
Pertama anda jangan ingin tahu.
Kedua, setelah anda tahu, anda berusaha untuk melupakan, setelah anda tahu dan lihat beneran bukan prasangka ya tapi melihat beneran, kemduian setelah itu jangan diceritakan pada siapapun.
Jangan ceritakan pada siapapun dari bangsa manusia, kalau anda menceritakan ini dosa gede, anda gunjing, biasanya kalau benar itu lah menggunijing, kalau gak bener itu fitnah.
Kemudian jangan bicarakan ke orang lain.
Kemudian tumpangi dengan panjatan doa kebaikan kemuliaan.
Jangan biasa dengan kalimat jelek. Jika ini bisa anda lakukan, maka muncul orang istimewa akhlaknya baik," pungkas Buya Yahya dalam ceramahnya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)