SERAMBINEWS.COM - Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto kembali menuai kontroversi terkait pernyataannya yang menyinggung soal konflik di Gaza, Palestina.
Sebelumnya, Capres 02 itu sempat menjadi sorotan publik usai menyebut Gaza lemah, saat Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) ketiga tepatnya pada 7 Januari lalu.
Saat debat, Prabowo Subianto menekankan pentingnya kekuatan militer suatu negara.
Sebab menurutnya, negara yang memiliki pertahanan yang kuat, akan dihormati negara lain dan tak akan ditindas seperti Gaza yang tidak mempunyai kekuatan militer.
Terbaru, Capres nomer urut 02 itu, kembali menjadi sorotan usai menyebut konflik di Gaza terjadi akibat dua bangsa saling berebut tanah.
Melansir KOMPASTV, Kamis (1/2/2024), pernyataan Prabowo tersebut ia sampaikan dalam forum bersama pengusaha dan investor.
Acara itu diselenggarakan oleh PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Komandan Peleton Pasukan Khusus IDF Tewas, Total Empat Tentara Israel Tewas Kemarin, Lima Terluka
Prabowo menekankan, perang yang telah merenggut hampir 27.000 jiwa di Gaza yang terdiri dari anak-anak dan perempuan, terjadi karena bangsa Palestina dan Israel berebut tanah.
Dalam pernyataannya, Prabowo mengatakan, perang di Gaza bukanlah tentang pendirian sebuah negara Yahudi atau hal lainnya.
Ia melanjutkan, perang ini tentang perebutan tanah.
Prabowo mengutip referensi dari filsuf Skotlandia, Adam Smith, yang mengatakan "the only real wealth is land" (satu-satunya kekayaan yang nyata adalah tanah).
Prabowo menambahkan, Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas bisa menyimpan sumber daya luar biasa.
Capres 02 itu mengaku, ia akan mempertahankan sumber daya Indonesia di tengah ketidakpastian global dengan pendekatan politik.
Baca juga: VIDEO STRES BERAT, Komandan AS Akui Belum Pernah Hadapi Serangan Rudal SEGANAS Milik Houthi
Namun pernyataannya itu justru kembali menuai kontroversi dan disayangkan banyak kalangan.
Sebab, banyak yang menyoroti kata-kata "berebut tanah" yang dilontarkan oleh Prabowo.
Publik menyayangkan pernyataan tersebut dan dengan tegas mengatakan bahwa yang terjadi di Palestina saat ini adalah 'Pendudukan' bukan 'Perebutan'.
Sejarah peristiwa Nakba pada tahun 1948 memperkuat bukti bahwa yang dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina merupakan pengusiran sepihak alias 'Pendudukan'.
Tak hanya menyayangkan pernyataan tersebut, adapula yang menyindir dengan mengatakan "the only real wealth is people" (kekayaan sejati adalah manusia).
Ia mengatakan, percuma jika suatu negara memiliki tanah yang luas, jika dimanfaatkan untuk menanam singkong tetapi yang tumbuh jagung.(*)
Narator: Suhiya Zahrati
Baca juga: Jihad Islam Palestina Sebut Semua untuk Semua terkait Negosiasi Pembebasan Sandera Israel