SERAMBINEWS.COM - Perang Israel dengan Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas telah berlangsung 135 hari sejak operasi darat yang dilancarkan militer Israel ke Jalur Gaza hingga meluas ke Tepi Barat yang diduduki.
Berikut adalah rangkuman peristiwa penting yang terjadi selama 24 jam terakhir dikutip dari laporan oulet berita Al Jazeera.
Amerika Serikat berjanji untuk memveto resolusi baru Dewan Keamanan PBB yang diajukan Aljazair yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tuntutan Hamas untuk gencatan senjata dan pembebasan tahanan sebagai “delusi” setelah kelompok tersebut menyalahkan Israel atas kurangnya kemajuan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Di Gaza, setidaknya 10 warga Palestina tewas dalam semalam setelah pasukan Israel melancarkan serangan terhadap Deir el-Balah dan lahan pertanian di tepi Rafah, menurut kantor berita Wafa.
Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengatakan pasukan Israel telah menangkap “sejumlah besar” pekerja di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 28.858 warga Palestina dan melukai 68.667 orang sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
Tiga orang tewas dalam pemboman Israel di az-Zawayda
Al Jazeera Arab melaporkan bahwa tiga orang tewas dalam pemboman Israel di daerah az-Zawayda di Jalur Gaza tengah.
Pemboman Israel terhadap sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza di Gaza utara juga dilaporkan menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai lainnya.
Pakar PBB mengecam rencana serangan Israel di Rafah: Apakah kita benar-benar sudah gila?
Pelapor khusus PBB untuk Palestina mengecam janji Netanyahu untuk melanjutkan serangan darat Israel di kota Rafah di Gaza.
“Rafah berdiri sebagai garis terakhir keberadaan warga Palestina di Gaza, di tengah penderitaan yang tiada henti yang dihadapi oleh orang-orang yang terjebak di dalamnya,” tulis Francesa Albanese di X.
“Bagaimana mungkin kita membiarkan Nakba lagi? Apakah kita benar-benar kehilangan akal sehat?”
Berikut adalah beberapa perkembangan utama dalam semalam:
Serangan Israel di Deir el-Balah dan lahan pertanian dekat Rafah menewaskan 10 orang, Wafa melaporkan.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan “tidak akan diadopsi” dalam bentuknya yang sekarang.
Aljazair, yang merancang resolusi tersebut, mengatakan pihaknya ingin menyampaikan seruan gencatan senjata di Gaza melalui pemungutan suara pada hari Selasa.
Osama Hamdan, juru bicara senior Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Netanyahu “masih bermain-main” dalam negosiasi.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah menegaskan kembali “penolakan tegas negaranya terhadap perpindahan warga Palestina ke Mesir dalam bentuk apa pun” dalam percakapan telepon dengan presiden Prancis.
Palestina akan berbicara pada sidang ICJ tentang pendudukan Israel
Palestina akan mengajukan argumen lisan di Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Senin dalam sebuah kasus yang mengkaji implikasi hukum dari pendudukan Israel di Wilayah Palestina.
Sidang akan dimulai pukul 10 pagi di Den Haag (09:00 GMT) pada hari Senin.
Kasus-kasus tersebut berbeda dengan kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan ke Pengadilan Dunia terhadap Israel.
Palestina adalah negara pertama dari 52 negara dan tiga organisasi internasional yang dijadwalkan untuk berbicara dalam dengar pendapat tersebut, yang diperkirakan akan berlangsung selama enam hari.
Negara-negara lain yang dijadwalkan untuk berbicara termasuk Afrika Selatan dan Amerika Serikat.
Israel – yang baru-baru ini membela diri terhadap kasus genosida di Afrika Selatan – tidak dijadwalkan untuk hadir.
Rancangan resolusi DK PBB 'mungkin bertentangan' dengan pembicaraan Israel-Hamas
Mengapa AS berencana memveto usulan resolusi gencatan senjata di hadapan DK PBB.
Utusan AS mengatakan bahwa rancangan resolusi tersebut “mungkin bertentangan” dengan negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Pembicaraan tersebut, yang difasilitasi oleh AS, Mesir dan Qatar, mewakili “peluang terbaik” untuk “kesepakatan penyanderaan” dan “jeda berkepanjangan dalam pertempuran”, katanya.
“Meskipun kesenjangan masih ada, elemen-elemen kuncinya sudah dibahas,” tambahnya.
Komentar Thomas-Greenfield muncul ketika Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu bahwa kesepakatan baru “tampaknya tidak akan tercapai”.(*)