Berita Subulussalam

Kisah Pengawas Pemilu di Kecamatan Longkib, Wilayah Terpencil Kota Subulussalam

Penulis: Khalidin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Panwascam Longkib Marwanuddin, SH saat melakukan pengawasan pendistribusian logistik pemilu ke desa terpencil di Kota Subulussalam, Selasa (13/2/2024)

Seperti dialami Panitia Pengawas Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam yang harus mengarungi Sungai Lae Souraya untuk mengawasi tahapan Pemilu di sana.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Pelaksanaan pesta demokrasi Indonesia, pemilihan umum (pemilu) dan presiden 14 Februari 2024 menyisakan sejumlah cerita bagi para penyelenggara, termasuk pengawas di wilayah terpencil di Kota Subulussalam.

Seperti dialami Panitia Pengawas Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam yang harus mengarungi Sungai Lae Souraya untuk mengawasi tahapan Pemilu di sana.

Hal ini dituturkan Ketua Pengawas Pemilihan Kecamatan atau Panwascam Longkib Marwanuddin, SH, kepada Serambinews.com, Kamis (22/2/2024) terkait pengalamannya dalam melakukan pengawasan tahapan pemilu di kecamatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil itu.

Salah satunya adalah pengiriman logistik mereka harus mengarungi Sungai Souraya. 

Marwanuddin turun langsung mengawasi proses pendistribusian tersebut mengatakan, untuk pendistribusian logistik pemilu di Desa Sepang dan Longkib yang berada paling ujung Kota Subulussalam.

Dikatakan, sehari menjelang pemungutan dan penghitungan surat suara pemilu 2024 tepatnya Selasa (13/2/2024) Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Subulussalam mulai mendistribusikan logistik Pemilu ke seluruh wilayah Kota Subulussalam.

Baca juga: Sosok Bella Saphira Tetap Cantik dan Awet Muda di Usia 50 Tahun, Ini Ceritanya

Distribusi ini termasuk di dua desa di Kecamatan Longkib yang harus dilalui melewati jalur sungai. 

Distribusi logistik di wilayah ini harus melewati jalur Sungai Lae Soraya menggunakan perahu motor.

Untuk sampai ke lokasi tujuan, membutuhkan waktu kurang lebih satu jam setengah menggunakan perahu motor.

Para petugas dan Panwaslih terpaksa harus berkejaran dengan cuaca agar logistik Pemilu tiba dengan aman.

Hal ini lantaran Kota Subulussalam yang saban hari diguyur hujan.

”Proses pengangkutan logistik ini sebelum melalui jalur darat dari gudang penyimpanan Desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam,” kata Marwan.

Baca juga: Masih Bolehkah Mengqadha Puasa Tahun Lalu Setelah Nisfu Syakban? Simak Penjelasan UAS Soal Hukumnya

Marwan menerangkan, di Desa Sepang tersebut terdapat 2 TPS dengan jumlah pemilih sebanyak 333 orang.

Sementara di Desa Longkib ada 1 TPS dengan jumlah pemilih sebanyak 293 orang.

Pendistribusian logistik Pemilu ke pedalaman Kota Subulussalam ini menggunakan perahu motor dengan mengarungi perairan Sungai Lae Souraya.

Marwan mengatakan sebagai pengawas Pemilu mereka bekerja sebelum hari H. Persiapan pengawasan dilakukan dengan seksama.

Perjuangan untuk keadilan pemilu adalah bagian dari narasi besar untuk menatap masa depan Indonesia termasuk di Kota Subulussalam.

Lantaran itu, sesuai amanat undang-undang dan arahan pimpinan Panwaslih pun menekankan agar tidak boleh ada kecurangan maupun pelanggaran dalam pemilu 2024. (*)

Berita Terkini