Mihrab

Menjalani Takdir Setelah Pemilu, Tgk Akmal Abzal Ajak Umat Menerima Ketentuan Allah

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Taufik Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pimpinan LPI Al Anshar Lambaro, Tgk Akmal Abzal

Menjalani Takdir Setelah Pemilu, Tgk Akmal Abzal Ajak Umat Menerima Ketentuan Allah

SERAMBINEWS.COM - Masyarakat Indonesia baru menyelesaikan pesta demokrasi satu hari terbesar di dunia pada Rabu (14/2/2024) pekan lalu.

Rakyat secara langsung memilih pemimpin negara dan perwakilan legislatif diberbagai tingkatan.

Pimpinan LPI Al-Anshar Aceh Besar, Tgk Akmal Abzal menyebutkan, dalam kasus pemilu tahun ini dan pemilu lima tahun yang silam, masyarakat telah menyampaikan hak pilihnya secara sadar sebagai ekspresi doa, impian dan iktiar demi mewujudkan harapan perubahan ke arah lebih baik.

“Baik buruknya hasil akhir kembali dalam ketentuan ilahi. Tidak ada ruang koreksi apalagi intervensi atas takdir Allah. Manusia mesti menerima karena hikmah dibalik ini hanya Allah semata yang tahu dan zero toleransi untuk menyalahkan siapapun,” jelasnya.

Dalam Qur’an Surah Ali Imran ayat 54 dan Al-Anfal ayat 30 disebutkan ‘Allah adalah sebaik-baik pembuat tipu daya atau perencana’.

Artinya, beragam upaya manusia mengelabui sesamanya tetapi Allah dengan skenario-Nya tidak akan ada yang mampu memproteksi apalagi mengantisipasinya.

Baca juga: RS Zubir Mahmud Sebut Belum Ada Petugas Pemilu yang Dirawat

Tgk Akmal Abzal mengutip penjelasan Qur’an Surah Ali Imran ayat 26,

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”

Merujuk pada pesan ayat diatas, lanjutnya, secara explisit memberi pemahaman mendalam bahwa kekuasan yang diperoleh atau hilang serta kehormatan bertukar dengan kehinaan adalah kendali Allah.

Maka menolak dan membangun imajinasi negatif atas takdir Allah adalah perkara sensitif yang berdampak pada binasa iman yang merugikan.

“Selesai sudah perbedaan karena pilihan kita tak mungkin sama namun hubungan baik jangan di cederai hingga mengundang tumpukan dosa yang sia-sia,” harap Tgk Akmal yang juga sebagai Pengurus DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh.

Karena itu, dia meminta untuk menyingkirkan asumsi bahwa diri sendiri lebih terhormat dan mulia ketimbang orang lain.

“Hapuskan juga pola pikir bahwa pilihan kita yang benar dan orang lain adalah keliru. Karena pola pikir seperti ini rentan terjerumus pada menolak takdir,” jelasnya.

Dikatakannya, manusia hanya diberi domain ikhtiar oleh rabb-Nya dan ikhtiar masing-masing manusia adalah beragam.

Halaman
12

Berita Terkini