Maka seorang muslim yang melakukan itu dianggap telah berpuasa selama satu bulan dan akan memperoleh kesempurnaan pahala serta menemukan lailatul qadar.
Kemudian mereka juga akan meraih suatu keberuntungan dari Allah swt, Tuhan yang maha memperbaiki.
Membangunkan Keluarganya dan Sholat Malam
Pada malam 10 hari terakhir bulan ramadhan Rasulullah Saw selalu membangunkan keluarganya untuk bersama - sama mendirikan shalat malam.
Ini sesuai dengan hadits Nabi dari sahabat Abu Dzar yang isinya menjelaskan bahwa Rasulullah Saw dan keluarganya selalu bangun untuk shalat pada malam 23, 25, 27 dan khususnya 29.
Rasulullah Saw menilai 10 malam terakhir sangatlah penting, sehingga selalu membangunkan keluarganya untuk beribadah dan mengharapkan lailatul qadar.
Menyambung Puasa
Pada suatu ketika Rasulullah Saw pernah menyambung puasanya hingga magrib besoknya tanpa berbuka.
Puasa yang dilakukan Rasulullah ini (puasa wishal) disaksikan oleh Aisyah dan membenarkan bahwasanya Rasulullah menggabungkan satu buka dan sahur untuk dua hari berpuasa.
Menurutnya Rasulullah melakukan itu demi untuk menjaga kekosongan perutnya agar lebih mudah untuk berkonsentrasi beribadah kepada Allah Swt.
Namun menurut sebuah hadis lain mengatakan kalau puasa wishal ini hanya boleh dilakukan Rasulullah Saw, tidak boleh dilakukan oleh umatnya.
Membersihkan Diri
Rasulullah Saw selalu lebih sering mandi dan membersihkan diri, merapikan pakaian dan memakai wanting wangian.
Hal itu selalu dilakukan Rasulullah Saw pada 10 malam terakhir ketika menjelang waktu isya.
Semua itu dilakukan demi meraih malam lailatul qadar, karena dengan membersihkan diri memakai wangian dan merapikan pakai termasuk hal yang dianjurkan.
Membaca Doa
Setiap kali menghidupkan malam lailatul qadar hendaklah membaca doa yang di bawah ini.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf menghapus kesalahan, maka maafkanlah aku hapuslah dosa-dosaku.