Berita Aceh Barat

Sudah 16 Mayat Rohingya Ditemukan Tenggelam di Laut Aceh

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim SAR saat melakukan evakuasi terhadap salah satu mayat di laut Aceh Jaya, Minggu (24/3/2024) yang diduga pengungsi Rohingya yang tenggelam akibat terbaliknya kapal yang mereka tumpangi.

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Sejak musibah terbaliknya kapal pengangkut pengungsi Rohingya di perairan Kabupaten Aceh Barat pada 20 April 2024 lalu, hingga saat ini sudah 16 mayat yang berhasil ditemukan mengapung di laut Aceh, mulai dari perairan sekitar Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Besar, dan Sabang.

Kapal itu sendiri dilaporkan mengangkut 143 pengungsi. Dari jumlah itu, 75 orang berhasil diselamatkan dan diperkirakan 68 orang hilang tenggelam. Mengingat hingga saat ini baru 11 mayat yang baru ditemukan, berarti masih ada puluhan lainnya yang masih belum diketahui keberadaannya.

“Sementara hingga saat ini mayat-mayat Rohingya ditemukan meninggal dunia sebanyak 16 orang,” kata Protection Associate UNHCR Indonesia, Faisal Rahman kepada Serambi, Senin (1/4/2024).

Ia menyebutkan, dari keterangan para pengungsi, jumlah penumpang di kapal yang terbalik itu sebanyak 142 orang. Sebanyak 75 orang telah berhasil diselamatkan, 16 orang ditemukan meninggal dunia, dan sekitar 51 orang lagi belum diketahui keberadaannya.

Mayat-mayat para pengungsi Rohingya itu mulai ditemukan sejak Jumat (22/3/2024) lalu, atau dua hari sejak kapal tersebut terbalik. Penemuan pertama di perairan Kabupaten Aceh Jaya dan disusul penemuan di Kabupaten Aceh Barat. Total yang ditemukan di kedua perairan itu sebanyak 11 orang.

Lima mayat lainnya ditemukan dua hari terakhir di sekitaran perairan Aceh Besar sekitar Kecamatan Pulo Aceh, dan di perairan utara Sabang. Mayat-mayat yang diduga kuat rombongan etnis Rohingya itu kini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA).

Kepala Basarnas Kota Banda Aceh, Al Hussain mengatakan, dari lima mayat yang ditemukan itu, tiga di antaranya berjenis kelamin perempuan dan dua lainnya laki-laki. Ia menyebutkan, penemuan pertama terjadi pada Jumat (29/3/2024) di perairan Desa Lampuyang, Kecamatan Pulo Aceh. Mayat yang ditemukan adalah remaja perempuan berusia sekitar 15 tahun.

“Mayat perempuan itu pertama kali ditemukan oleh melayan setempat sekitar pukul 10.30 WIB,” kata Al Hussain.

Kemudian sekitar pukul 18.50 Wib, pihaknya kembali menerima laporan dari nelayan perihal adanya sesosok mayat yang ditemukan mengapung di Perairan Utara Sabang. Mayat berjenis kelamin perempuan itu diperkirakan berumur 40 tahun, ditemukan sekitar 7 necto mil dari tugu 0 Kilometer Kota Sabang.

Tak berhenti disitu, pada Sabtu (30/3/2024) kemarin, pihaknya kembali mengevakuasi dua mayat tanpa identitas yang berjenis kelamin laki-laki. Masih di hari yang sama, pihaknya kembali mengevakuasi mayat perempuan tanpa identitas di perairan Utara Sabang.

"Mereka berumur sekitar 35 dan 40 tahun. Seluruh jenazah dievakuasi ke Pelabuhan Ulee lhue Banda Aceh dan dibawa ke RSUD Zainal Abidin menggunakan ambulans PMI," pungkasnya.(sb/iw)

Pemkab Hanya Tampung Sementara

SEMENTARA itu, Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat, Mahdi Efendi, mengatakan penampungan pengungsi Rohingya di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, hanya bersifat sementara. Saat ini, ada sebanyak 75 pengungsi Rohingya yang ditempatkan sementara di Komplek Kantor Bupati Aceh Barat, setelah sebelumnya warga menolak penempatan mereka di Markas PMI.

“Ini benar-benar atas dasar kemanusiaan dan kedaruratan,” kata Mahdi Efendi dalam keterangannya sebagai dikutip Serambi dari Antara, Senin (1/4/2024).

Mahdi menyebutkan, penampungan pengungsi Rohingya yang dilakukan oleh Pemkab Aceh Barat juga menyahuti permintaan dari Pemerintah Aceh yang menghendaki penanganan sementara para pengungsi tersebut. Penampungan ini juga dilakukan sebelum para pengungsi tersebut dipindahkan ke daerah yang lain yang disepakati.

Menurut Mahdi, sebagai sosok kepala daerah, tentu saja prioritas utamanya adalah melindungi dan mengayomi rakyatnya. Mahdi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan IOM dan UNHCR, terhadap penampungan etnis Rohingyabdi Kabupaten Aceh Barat.

Saat ini, kedua lembaga tersebut telah menangani kebutuhan logistik para migran Rohingya itu. Sedangkan pemerintah daerah, kata Mahdi, hanya memfasilitasi lokasi penampungan yang sifatnya sementara.

Amatan Serambi, di lokasi pengungsian komplek Komplek Kantor Bupati Aceh Barat, ada dua unit tenda yang didirikan. Masing-masing tenda dihuni oleh pengungsi laki-laki dan lainnya pengungsi perempuan.

Para Rohingya tersebut kesemuanya beragama Islam. Sehari-hari, mereka mengisi aktivitasnnya dengan melaksanakan ibadah setiap waktu secara berjamaah, melaksanakan ibadah shalat Tarawih dan juga tadarus.

Masyarakat juga cukup banyak yang simpati dengan nasib mereka, terlihat dari masih banyaknya warga yang datang ke lokasi dengan memberikan makanan untuk berbuka puasa dan sahur. Selain itu, warga juga membawa pakaian, termasuk ada yang memberikan kosmetik seperti lipstik dan bedak kepada pengungsi perempuan.(sb/ant)

Berita Terkini