Sementara itu, Kadis DLHK Aceh Barat, Bukhari menjelaskan, setelah melihat langsung di lokasi, dampak dari erosi tersebut menyebabkan perubahan pada struktur sungai.
“Perubahan struktur sungai ini menyebabkan sebagian sisi terus terjadi erosi akibat terkikis arus sungai, sebagian sisi lainnya menjadi daratan,” ulasnya.
“Jadi, DLHK merencanakan untuk sisi sungai yang menjadi daratan akibat erosi akan ditanami dengan tumbuhan bakau (mangrove),” kata Bukhari.
Sedangkan untuk sisi sungai lainnya, ia akan berkoordinasi dengan instansi dan pihak terkait lainnya untuk melakukan penanganan terhadap masalah erosi Krueng Meureubo tersebut.
“Dengan dilakukan penanaman mangrove di bangian bantaran sungai, kita harapkan bisa menjadi bagian menahan pengikisan tebing sungai sekaligus bisa mengembalikan daerah tersebut seperti sebelumnya yang bisa mencari ikan dan kerang,” kata Anggota DPRK Aceh Barat, H Tarmizi SE yang juga warga Rundeng.
Disebutkan dia, daerah tersebut dulunya merupakan salah satu tempat pencarian ikan dan kerang.
Namun sejak pengikisan akibat penyedotan pasir terjadi, para warga tidak bisa lagi mencari kerang seperti sebelumnya.(*)