SERAMBINEWS.COM - Seorang pejabat Israel menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah sengaja menghalangi kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok sayap militer Hamas di Jalur Gaza.
Menurut pejabat tersebut, kesepakatan gencatan senjata sebenarnya bisa dicapai hanya dalam beberapa hari.
Namun, Netanyahu meminta adanya tinjauan tentang kesepakatan itu secara komprehesif. Hal itu bertentangan dengan tawaran dari Mesir sebagai pihak penengah.
Dikutip dari Anadolu Agency, kantor Netanyahu hingga kini belum buka suara tentang tudingan itu.
Pada hari Jumat seorang utusan Mesir telah tiba di Tel Aviv untuk membahas kemungkinan gencatan senjata
Al Qahera melaporkan bahwa ada perkembangan signifikan dan pembicaraan gencatan senjata.
Sementara itu, KAN mengatakan utusan Mesir tersebut meyakini bahwa saat ini adalah kesempatan terakhir untuk mengembalikan sandera dari Gaza.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan ada upaya baru dari Qatar dan Mesir yang tengah dilakukan guna mewujudkan kesepakatan antara Hamas dan Israel.
Sullivan berujar ada momentum baru dalam pembicaraan itu mengenai kesepakatan pertukaran tahanan. Namun, dia tidak mengungkapkan rinciannya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dilaporkan mengancam akan mengundurkan diri jika tawaran Mesir diterima oleh Netanyahu.
Adapun Hamas pada hari Sabtu mengaku sudah menerima tanggapan resmi Israel mengenai usulan gencatan senjata yang disampaikan.(*)
VO: Siti Masyithah
EV: Muhammad Aziz