Literasi Aceh

Maria, Pembimbing Anak-Anak Mewarnai

Editor: IKL
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ibu Maria membimbing pemustaka anak yang sedang mewarnai di Ruang Baca Anak (RBA) Perpustakaan Aceh, Kamis (2/5/2024).

SERAMBINEWS.COM - dibandingkan hari biasa, suasana di Ruang Baca Anak (RBA) Perpustakaan Aceh, hampir selalu lebih ramai pada hari Kamis siang. Soalnya, setiap Kamis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPKA) mengundang Maria, seorang guru yang jago mewarnai, ke RBA.

Sehari-hari Maria tercatat sebagai guru Raudatul Atfal (RA) Takrimah, Teungkop, Aceh Besar Maria pernah belajar melukis dan mewarnaidi Taman Budaya Aceh. Inilah modalnya dalam menguasai teknik mewarnai dan paham komposisi warna.

Karena keahliannya itu pula Maria diundang DPKA untuk membimbing anakanak mewarni di Ruang Baca Anak (RBA) Perpustakaan Aceh. Dengan tekun ia membimbing satu per satu anak yang datang ke RBA untuk belajar mewarnai.

Setiap hari, kepada pengunjung RBA, pustakawan menyediakan kertas fotokopi A4 berisi lukisan polos berbagai objek. Ada flora, fauna, pemandangan, dan kaligrafi. Lalu anak-anak mengeluarkan crayon graps-nya dari tas masing-masing dan mulai mewarnai.

Baca juga: Asyiknya Pelayanan Khusus Anak di Perpustakaan Aceh

Pada saat itulah mata jeli Maria memelototi lembar kerja anak-anak asuhnya. Jika ada anak yang, katakanlah, keliru menempatkan warna pada objek tertentu, dengan cepat Maria mengingatkannya.

Misal, laut tentunya tidak diwarnai dengan warna cokelat atau oranye. Langit pun semestinya tidak dicat dengan warga
kuning atau hijau daun. Kesesuaian warna untuk setiap objek itulah yang diingatkan Maria kepada anak-anak asuhnya.

Selain itu, warna yang diguratkan di atas gambar polos itu harus pula rapi. Tidak terlalu tebal atau malah berlepotan
melampaui bidang gambar. Gambar yang diwarnai oleh anak-anak itu setelah dinyatakan “mantap” oleh Maria, lalu dibawa pulang oleh anak-anak ke rumahnya. Untuk diperlihatkan kepada orang tua masing-masing.

Menurut Maria, kebiasaan anak-anak mewarnai di RBA umumnya berlanjut sampai ke rumah. Di rumah pun
mereka giat mewarnai. “Dan saya mendapat laporan dari ayah atau ibu mereka bahwa mewarnai itu besar manfaatnya.

nak-anak jadi tidak lagi tertarik pada gadget. Mereka lebih fokus pada kegiatan mewarnai,” ungkap Maria. Sudah dua tahun Maria aktif membimbing anak-anak yang berkunjung ke RBA untuk mewarnai. Dari bulan ke bulan muridnya terus bertambah.

Orang tua murid umumnya bersyukur karena anak-anak mereka yang tertarik mewarnai kini mulai melupakan gadget. Karena orang tua merasakan peran nyata Maria dalam mengalihkan perhatian anak-anak mereka dari gadget ke aktivitas mewarnai, Maria pun akhirnya mendapat apresiasi.

Meski yang mengundangnya datang ke RBA setiap hari Kamis adalah DPKA, tetapi yang membayar honornya adalah orang tua murid. “Mereka berinisiatif kumpul-kumpul duit untuk membayar honor saya. Ya, alhamdulillah,” kata Maria. (*)

Berita Terkini